1

1.1K 170 35
                                    

Halo! Ira kembali

Selamat membaca dan semoga banyak yang kangen wkwkkww.

---

Semenjak tiga ratus tahun lamanya, bumi mengalami evolusi yang mengakibatkan kemunculan spesies baru manusia bernama The Beast.

The Beast adalah manusia dengan tampilan fisik rupawan dengan telinga dan ekor melengkapinya.

Dan dunia ini begitu damai saat manusia dan The Beast hidup berdampingan.

Baiklah, hanya itu yang bisa aku jelaskan karena cerita ini bukan mengangkat genre fantasi atau semacamnya.

Kisah ini fokus padaku, Bae Sooji. Anak sulung dari sepasang Beast tapi lahir menjadi manusia normal.

Bagaimana bisa seperti itu? Aku pun tidak tahu.

Karena itulah, aku dianggap aneh maupun cacat oleh orang lain, termasuk saudara-saudaraku yang semuanya termasuk Beast.

Tapi untungnya kedua orangtuaku tidak pernah menghinaku dan tetap menyayangiku.

Hidupku sedikit terobati oleh kasih sayang mereka yang selalu berlimpah dan aku tidak pernah memperdulikan cemoohan orang lain yang tahu bahwa aku adalah anak pasangan Beast dengan tampilan manusia normal, yaitu tanpa telinga besar dan ekor.

Lalu, semenjak umurku 11 tahun, ayah dan ibuku meninggalkanku. Mereka mengalami kecelakaan hebat dan meninggalkanku seorang diri di dunia ini. Pada akhirnya mau tidak mau aku diasuh oleh bibiku yang tukang marah-marah.

Aku tumbuh menjadi seorang wanita biasa yang tidak bisa diandalkan.

Tidak mempunyai keahlian khusus, miskin, dan hanya bisa mengandalkan keberuntungan dari Tuhan yang jumlahnya sedikit.

Ah jangan lupa sifat naifku dulu yang membuatku masuk jurusan Hubungan Internasional hanya karena berpikir dengan itu aku bisa pergi ke luar negeri setelah lulus.

Nyatanya, sudah lulus saja sudah sebuah anugerah, dan yang aku dapatkan setelah 4 tahun kuliah adalah...

Rabun, yap ilmu yang aku pelajari selama itu tidak ada yang tersisa di kepalaku, hanya ada mataku yang rabun, mata kiri minus 2.75 silinder dan mata kanan minus 3. Hebat bukan?

Jadi, saat umurku 24 tahun aku sudah bertekad bahwa aku harus hidup biasa saja. Bekerja dimanapun walau gajinya hanya mampu memberiku makan 2 kali sehari, tempat tinggal yang layak, bersenang-senang kalau bisa, berolah raga agar tidak sakit (karena kalau sakit aku tidak akan mampu membayar biaya rumah sakit, walaupun ya... sedikit banyak ada subsidi pemerintah), tua dan mati dengan damai.

Kini umurku 27 tahun, bekerja menjadi pelayan cafe Nick's dengan gaji normal, kontrakan biasa saja tapi nyaman, menjomlo dan setidaknya aku bisa makan daging sebulan sekali. Oh iya, setelah aku lulus kuliah, aku pergi dari rumah bibiku dan memutuskan hidup mandiri, aku lupa mengatakan info ini tapi ya... tidak penting juga sih.

"Sooji, bisa gantikan aku sebentar? Aku ingin ke toilet" dia adalah Soojung, tetanggaku sekaligus teman yang membantuku agar bisa bekerja di cafe Nick's. Salah satu bukti anugerah yang Tuhan berikan.

"Oke, cepat sana sebelum kamu mengompol" candaku yang dibalas dengan desisan sebelum Soojung berlari keluar.

"Selamat datang di cafe Nick's, Anda ingin memesan apa?" Sapaku pada pelanggan. Dia seorang Beast dengan telinga hitam yang sedang bergerak-gerak. Aku mengulum senyum karena itu terlihat lucu dan menggemaskan.

"Aku ingin iced vanilla latte tanpa cream dan buat strong ya, 4 shoot" ucap pria itu sambil melirik papan menu.

"Baik, satu iced vanilla latte tanpa cream strong, 4 shoot. Ada pesanan lain tuan?" Tanyaku sambil menatap pria itu.

The Beast and Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang