"Yoo Injoon, kemarin kau kenapa?" Nana merangkul Renjun tiba tiba
Yang dirangkul hanya menatap Nana dengan tatapan datar nan malasnya, tanpa ada rasa ingin menjawab pertanyaan dari teman disebelahnya.
Sedang yang ditatap hanya melanjutkan aksinya tanpa mempedulikan tatapan ketidaksukaan yang dirangkul padanya.
"Eh... Nana Injoon!" teriak seekor beruang, eh anak beruang. Tidak, itu Haechan si gembul jadi anak kelas menyebutnya dengan nama itu
"Tunggu Echan!" pemuda itu berlari mendekat, dan dengan mudahnya merangkul bahu Renjun dan langsung membuat air wajah yang dirangkul menjadi makin muram.
"Kau kemarin kenapa Ren?"
Renjun menghentikan langkahnya dan membuat keduanya ikut berhenti. Renjun melepas paksa rangkulan kedua sahabatnya dan berbalik menghadap mereka.
"Pertanyaan kalian sangat tidak bermutu, sudah tahu kemarin aku mengirim surat dokter kalian tanyakan lagi, dan kenapa kalian suka sekali menempeli ku!"
"Hehe maaf" Jaemin menunjukkan deretan gigi kelincinya
"Karena kau mungil, jadi pas untuk kami peluk" sekarang keduanya kompak menjawab
Raut wajah Renjun makin masam dibuat kesal oleh dua sahabat gilanya itu. Melihat raut si mungil yang makin masam membuat keduanya saling pandang dan tertawa bersama.
Renjun mengambil langkah besar untuk segera ke kelasnya dan meninggalkan keduanya yang masih terbahak.
Renjun berjalan ke kursinya dan segera duduk. Bulan ini suhu udara sudah mulai dingin jika Renjun terus berdiri mungkin tubuhnya akan membeku menurutnya.
Renjun menenggelamkan wajahnya di perpotongan lengannya untuk melanjutkan tidurnya yang terpenggal akibat acara bersiap untuk berangkat sekolah.
"Njun kau tidak tanya tugas yang kemarin?"
Belum juga Renjun masuk alam mimpi suara Haechan sudah mengganggunya, apa lagi dengan tangan usilnya yang memainkan surai ash grey halus itu.'Oh god, baru saja akan tenang, kenapa mereka terus mengikuti ku!' teriak Renjun dalam hati
Dengan rasa ketidakrelaanya Renjun mengangkat wajah manisnya "Tidak, biar nanti aku tanya guru saja, dari pada aku bertanya kalian dan saat mengerjakan tapi kalian menggangguku"
"Oh begitu ya, sebenarnya kami tidak berniat menganggu" elak Haechan
"Iya kalian tidak menganggu ku tapi kalian menganggu kegiatanku"
"Ya sudah, lain kali aku tidak akan sebaik ini untuk membagi jawabanku padamu!" bibir Haechan terlihat mengerucut
"Heh! Tidak kau ingat jika kau yang lebih sering meminta jawaban padanya?" Jaemin mengingatkan
"Oh ya sudah santai saja aku tidak masalah ko"
"Iya, dasar sudah pintar" sindir Jaemin dari meja depan Renjun
"Terimakasih"
"Apaan itu" Haechan tidak terima
"Faktanya begitu" Renjun tak mau kalah
"Sudahlah kalian Rubah dan Beruang yang saling tidak mau kalah"
"Yak! Aku bukan Rubah!/Yak! Aku bukan Beruang!" mereka berteriak pada Jaemin
"Aku bilang sudah sebentar lagi pelajaran dimulai" kembali Jaemin melerai dan sabar menghadapi keduanya
KRINGG.. KRINGG..
"Aku bilang apa" gumam Jaemin tapi masih bisa didengar Renjun dibelakangnya
KRINGG.. KRINGG..
"Ahh akhirnya selesai juga, rasanya otak ku ingin meledak" helaan napas berat Renjun untuk kesekian kalinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Noren
Short StoryWARNING!!!⚠️⚠️❌❌🚫🚫 ⚠️BXB ⚠️HOMO ⚠️YAOI ⚠️BL ⚠️LAPAKNYA NOREN ⚠️MY FIRST BOOK ⚠️TYPO BERTEBARAN BAGI YANG HOMOPHOBIC/DIBAWAH UMUR TIDAK DISARANKAN UNTUK BOOK INI!!