Part 5

2 1 0
                                    

"Makan aja kerjaan lo." Reynald duduk di samping Lara, lalu memakan wafer Lara.

"Rey jangan makan wafer gue elah, beli sendiri sana." Lara mengambil wafernya yang ia letakkan di atas mejanya.

"Aelah pelit amat lo arang, baru juga wafer." Reynald menggigit wafer yang ada di tangan Lara.

"Lo itu gak tau diri bangat, udah makan wafer gue, manggil gue arang lagi. Denger ya nama gue itu Elara Vioeletta bukan arang." 

"Itukan panggilan kesayangan gue." Ucap Reynald sambil mengedipkan matanya.

"Tau ah, jauh-jauh sana. Sebel gue sama lo." Usir Lara.

"Bisa sebel juga lo ma gue." Reynald menahan tawanya saat melihat ekspresi Lara.

"Reynald gantiin wafer gue."

"Gak mau, lo beli aja sana sendiri."

"Rey beliin gue wafer sana, siapa suruh lo makan wafer gue." Lara memandang kesal ke arah Reynald.

"Gue gak mau." Tolak Reynald membuat Lara langsung menjambak rambut Reynald.

"Aduh aduh lepasin woi, lepasin gak." Lara melepaskan tangannya dari rambut Reynald lalu berjalan keluar kelas.

Reynald berdiri dari kursinya untuk menyusul Lara.

"Ra, Arang. Lo marah?" tanya Reynald pada Lara tapi tidak direspon. "Elara Vioeletta jangan marah lah, masa gitu aja marah." Reynald membujuk Lara agar tidak marah.

"Terserah Rey terserah." Lara tetap berjalan ke arah kantin tanpa memedulikan Reynald.

"Eh lo mau ke kantin yakan, kalau gitu kita kesana bareng aja." Reynald menarik tangan Lara agar sejajar dengan dirinya.

"Tau ah, terserah lo."

"Lo kenapa sih? Emosi mulu dari tadi."tanya Reynald heran.

"Gue lagi PMS Rey, wajar kalau hari ini gue marah-marah, dan sekarang lo bikin gue tambah bad mood tau." Lara menjawab pertanyaan Reynald dengan kesal.

"Iya deh gue minta maaf, lo mau apa sekarang."

"Gue cuma mau keripik pisang 5 bungkus sama wafer 2." Reynald segera berjalan menuju ke penjual keripik pisang dan wafer. Beberapa menit kemudian Reynald duduk di samping Lara lalu meletakkan keripik dan wafer di atas meja.

"Gila lo makan banyak banget, gue minta satu keripiknya ya."

"Lo kalau mau komen gue terus, lebih baik lo jauh-jauh dari gue." Usir Lara pada Reynald.

"Oke gue diam."

"Gitu kek dari tadi."

"Ra entar sore temenin gue ke mall ya, gue belum beli hadiah untuk Putra." Pinta Reynald pada Lara.

"Enggak gue lagi malas buat kemanapun." Tolak Lara

"Ayolah Ra temenin gue." Bujuk Reynald

"Gue udah bilang kalau gue lagi malas kemanapun Reynald."

"Gue traktir makan sepuasnya deh kalau lo temenin gue."

"Oke deal, awas kalau lo bohong gue gantung lo di pohon pisang."

"Giliran soal makanan cepet banget lo." Reynald melirik kesal ke arah Lara.

"Heh mestilah gue semangat, kan makan gratis dan enak."

"Iyain aja dah iyain."

"Kalau lo enggak ikhlas enggak usah, walaupun lo enggak traktir gue, gue tetep temenin lo...,"

"Bener? Lo enggak bohong kan?" Potong Reynald.

"Gue enggak bohong, tapi semua itu hanya akan terjadi dalam mimpi lo. " Lara berusaha menahan tawanya karena berhasil menipu Reynald.

"Itu sama aja kalau lo bohong bambang."

"Siapa bambang?" tanya Lara

"Gue enggak tau." Jawab Reynald dengan kesal.

"Kenapa enggak tau?"

"Karena gue enggak mau tau."

"Kenapa lo enggak mau tau?" tanya Lara dengan wajah tengilnya.

"Karena gue enggak mau."

"Iya gue tau, tapi kenapa lo enggak mau?"

"Terserah."

"Kenapa terserah Rey?"

"GUE ENGGAK TAU ARANG GUE ENGGAK TAU." Ucap Reynald dengan berteriak.

"Kenapa enggak tau Rey?" Tanya Lara yang sedang berusaha menahan tawanya.

"Lo nanya sekali lagi gue timpuk kepala lo pakai sepatu gue." Reynald mengancam Lara agar Lara tidak bertanya lagi padanya.

"HAHAHAHAHAHA KESEL KAN LO, SIAPA SURUH LO MAKAN WAFER GUE TADI, HAHAHAHAHAH. ADUUUH SAKIT REYNALD." Lara mengelus kepalanya yang ditimpuk Reynald dengan sepatu.

"Kenapa lo nimpuk gue pakai sepatu lo, gue salah apa sama lo." Tanya Lara dengan wajah tak berdosanya.

"Bodoh amat Ra bodoh amat." Reynald memasang kembali sepatu yang dia pakai untuk menimpuk kepala Lara tadi.

"Yeeey Rey lagi kesel." Ucap Lara dengan girang.

"Seneng banget lo liat gue menderita. " Reynald memandang Lara dengan tatapan yang tajam.

"Iya dong, liat muka lo yang lagi kesel tuh kek gimana gitu." Lagi-lagi Lara tertawa saat melihat raut wajah Reynald.

"Ketawa aja terus ketawa Ra, keselek tau rasa lo."

"Heh lo jangan ngomong kek gitu dong, gimana kalau gue keselek beneran, lo mau tanggung jawab." Lara lagi-lagi menarik rambut Reynald.

"Lo keselek beneran karma itu mah."

"Tau ah, mending gue ke kelas." Lara berdiri lalu berjalan menuju ke kelas XII IPS 01.

TBC...

Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya kawan-kawanku tersayang.
Maaf kalau terdapat typo ya.

Sen, 13 Juli 2020
Salam Sayang 

FL Clover
Manusia Kalem


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang