Part 4 (DIHUKUM BERSAMA)

3 1 0
                                    

  
  Keesokan harinya...

  "Lo kenapa? Tumben lo enggak nyerocos." Tanya Reynald heran karena sedari tadi Lara hanya diam.

  "Terserah." Lara menjawab dengan nada yang rendah.

   "He gue lagi nanya lo kenapa malah dijawab terserah." Ucap Reynald kesal.

  "Mau-mau gue dong, udah ah gue mau turun." Ucap Lara lalu turun dari mobil.

  "Bodoh amat, ngapain juga gue peduli sama dia." Reynald turun dari mobil kemudian berjalan menuju kelasnya.

  Jum'at, jam 10.15
     Sehabis istirahat siswa dan siswi SMAN 20 Angkasa memulai proses pembelajaran. Begitu juga dengan anak kelas XII IPS 01. Mereka menunggu kehadiran ibu Haera mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris Peminatan. Beberapa menit kemudian Ibu Haera memasuki kelas XII IPS 01. Reynald segera berdiri lalu menyiapkan kelasnya.

  "Beri salam kepada guru." Ucap Reynald dengan tegas.

  "Selamat pagi bu guru." Salam anak IPS 01 tapi tidak di respon oleh ibu Haera. Mereka terus mengulang salam mereka tapi tidak direspon oleh gurunya.

   BRAAK.
  Ibu Haera menggebrak meja membuat mereka semakin kebingungan.

  "Si Haera kenapa sih?" tanya Putra dengan volume kecil.

  "Tau tuh sih Haera, gak jelas banget." Timpal Anin.

  "Bikin kesel aja dia, untung gue sempat beli keripik sama wafer, kalau enggak bisa stres nih gue." Ucap Lara dengan pelan lalu memakan keripik pisang yang tadi dia beli.

  "Kesel kali aku nih sama dia, selalu jelek-jelekin kita-kita." Ucap Ria.

  "Wih ini kenapa? Si ibu gaje amat. Kita salah terus di mata dia." Ucap Izzul dengan dramatis.

  "BEGINI CARA KALIAN MEMBERI SALAM KEPADA GURU? KETUA KELAS JAWAB, APA BEGINI HAH? APA KALIAN JUGA LUPA KALAU INI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS, SEHARUSNYA MEMAKAI BAHASA INGGRIS." teriak ibu Haera

  "Lara keluar dari kelas saya sekarang, hormat ke tiang bendera,apa kau tidak di ajari sopan santun hah? Kenapa kau makan saat ada guru." Ibu Haera menyuruh Lara keluar dari kelas.

  "Kan aku lapar bu, bisa mati aku kalau gak makan." Jawab Lara, lalu ke luar kelas menuju Lapangan.

  "Anin dan Putra keluar, apa kalian tak tahu malu hah, ada guru di hadapan kalian tapi kalian sibuk bergosip." Anin dan Putra menyusul Lara yang sedang hormat ke tiang bendera.

   "Maira keluar SEKARANG, kenapa malah main HP di jam pelajaran saya hah." Mendengar namanya disebut Maira segera bergegas keluar kelas.

    "Amanda keluar, siswi macam apa kau ini, tidur saat jam pembelajaran dimulai." Amanda berjalan gontai keluar kelas dengan muka yang sangat kusut.

   "Yang sedang menyanyi keluar saja, begitu juga dengan siswa atau siswi membaca sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran yang saya ajarkan, apa lagi yang sedang bermain game silahkan keluar." Mendengar ucapan Ibu Haera anak kelas XII IPS 01 segera keluar, menyisakan Reynald.

  "Reynald kalau kamu melihat keluar kelas terus, silahkan menyusul teman-temanmu." Reynald berdiri dari kursi lalu keluar dari kelasnya.

  "TERIMA KASIH IBU." teriak Reynald lalu berlari menyusul teman-teman kelasnya.

   "Selamat datang, akhirnya lo nyusul kita juga bos." Sambut Iqram pada Reynald.

   "Yoi, gue kan ketua kelas idaman." Reynald berdiri disamping Lara yang sedang menikmati keripik pisang.

   "Kita disuruh hormat ke tiang bendera sama Ibu Haera bukan malah makan keripik pisang." Ucapan Reynald membuat Lara menoleh ke samping.

   "Terserah gue sih, ngapa lo yang repot." Lara tetap melanjutkan acara makannya.

   "Makan mulu lo, tapi badan kurus kerempeng, tuh makanan lo simpang di mana?" tanya Reynald heran pasalnya Lara sering banget makan ngalahin porsi makan dirinya.

   "REY LO KOK NYEBELIN BANGET SIH." Teriak Lara nyaring sambil menjambak rambut Reynald.

  "Udah dulu woi, bertengkarnya dipending dulu. Ibu Haera menuju kesini, pasti mau ceramah tuh guru." Ucap Amanda dengan kesal.

   "Gila dia beneran kesini guys, siap-siap telinga kita panas gegara denger dia ngomel-ngomel." Mereka semua memasang ekspresi kurang mengenakkan, membuat Ibu Haera emosi.

   "Dasar murid kurang ajar, kalian enggak diajarin sopan santun ya sama orang tua kalian." Ucapan Ibu Haera barusan membuat Lara emosi.

  "Ibu kalau mau marah ya marah aja, tapi jangan bawa-bawa orang tua kita dong bu." Lara tak suka jika ada yang menjelek-jelekkan orang tuanya.

   "Iya bu, sekali-kali ngertiin kami lah bu. Heran aku sama ibu, kalau sama anak kelas lain baik banget tapi kalau sama kami beuuh gak ada baik-baiknya." Sahut Reynald.

   "DIAM KALIAN. SIAPA YANG IJININ KALIAN BICARA HAH? JAWAB, KENAPA KALIAN MALAH DIAM. HAH JAWAB." Bentakan ibu Haera membuat yang anak XII IPS 01 emosi.

   "Diam salah, dijawab salah. Sebenarnya mau DIA apa sih." Ucap Alifa tanpa sadar.

    "Apa Kamu bilang, kalian semua saya tambah hukumannya. Jangan sampai ada yang menurunkan tangannya. Jika tidak kalian pasti tau akibatnya." Tiba-tiba ibu Novy menghampiri mereka, lalu berdebat dengan ibu Haera.

   "Ibu. Saya tau anak wali saya itu salah, tapi saya tetap tidak setuju dengan hukuman fisik seperti ini." Protes ibu Novy pada ibu Haera.

    "Jadi maksud ibu saya salah begitu? Jelas-jelas anak wali ibu yang salah." Ibu Haera tak terima protesan ibu Novy.

    "Iya anak wali saya memang salah tapi tidak begini caranya bu, kita bisa menasihati mereka bu, dan jangan hukum mereka pakai fisik." Ibu Novy masih mempertahankan pendapatnya kalau hukuman fisik itu tidak baik.

    "Dan lagi pula jam mengajar ibu sudah habis. Jadi ibu tidak ada hak lagi untuk menghukum anak wali saya." Mendengar perkataan ibu Novy, ibu Haera segera meninggalkan lapangan dengan penuh emosi.

    "Aaah ibu yang terbaik dari yang terbaik." Lara memeluk ibu Novy, membuat yang lain memutar bola matanya.

   "Bu ibu keren banget tau pas lawan ibu Haera." Ucap Alifa dengan nada kagum.

   "Aku jadi pengen kek ibu ah." Ucap Alifah, yang disusul anggukan kepala anak XII IPS 01.

    "Kalau mau jadi seperti ibu, kalian harus rajin belajar." Ibu Novy hanya tersenyum melihat tingkah laku anak walinya.

   "Oke ibu."

   "Siap ibu."

    "XII IPS 01."

     "SEMANGAT." Teriak mereka kompak.

TBC...

Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya kawan-kawanku tersayang. Unch unch unch.
Maaf kalau terdapat typo ya.

Sab, 27 Juni 2020
Salam Sayang 

Manusia Kalem

Dear ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang