Epilog

9 1 0
                                    

Aintree University Hospital

Para perawat dan dokter yang hendak bersiap untuk melakukan shift malam menyempatkan diri untuk menonton laga Chelsea versus City di kantin rumah sakit sebelum pergantian shift. Bagi mereka, pertandingan ini sangat berarti untuk memastikan gelar juara liga Liverpool. 

Sempat down saat De Bruyne mencetak gol penyeimbang, namun mereka penuh semangat kembali saat Willian berhasil mencetak gol. Injury time yang sangat lama membuat mereka merasa resah dan gelisah.

 "Ayolah, lama banget!"

Beberapa detik kemudian peluit panjang dibunyikan.

Kemenangan Chelsea dan Liverpool memastikan juara liganya.

Para dokter dan perawat itu bersorak penuh kebahagiaan, namun tak dapat berpelukan karena takut terpapar. 

"Ayo balik kerja, Liverpool sudah juara, kita harus lebih semangat!" 

"Siappp."

Mereka berpakaian APD lengkap dengan penuh perasaan riang dan gembira. 

***

Saat itu Mark dan Kyle sedang mengelilingi ruang inap pasien untuk memastikan kondisi pasien, takutnya terjadi perburukan kondisi. Mereka sampai di kamar nomor 17, di mana Kazim sedang terbaring belum sadarkan diri sesudah melewati masa kritis dan lepas dari selang ventilator yang terpasang di tubuhnya.

"Kaz sudah melewati masa kritis, tapi detak jantungnya masih lemah dan belum sadarkan diri," kata Kyle.

"Dia pasti bisa sembuh kok."

Kyle kemudian ingat kalau Kazim juga fan Liverpool, dia pasti senang kalau Liverpool juara. Entah apa yang ada dipikiran Kyle, dia iseng membisikkan sesuatu ke telinga Kazim.

"Bro, Liverpool juara liga."

Tak lama setelah Kyle membisikkan itu, tiba-tiba detak jantungnya meningkat drastis.

"Kyle! Detak jantungnya meningkat."

Bahkan mereka berdua melihat Kazim mulai menggerakan tangannya dengan pelan.

Mereka berdua menangis bahagia melihat kemajuan dari Kazim ini, entah keajaiban dari mana yang bisa membuat Kazim membaik. 


Dream Becomes RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang