Hueningkai perlahan membuka matanya. Sinar matahari senja menerpa wajah cantiknya. Ia mengerjap lalu bangkit dari tidurnya. Menemukan dirinya sedang berada ditempat asing. Ia melihat dua orang sedang sibuk mengobrol dan tanpa kai sadari mereka menatapnya.
"Akhirnya kau bangun, mau ku buatkan teh?" Pria berambut ungu mendekatinya. Kai bingung harus menjawab apa, ia hanya mengangguk pelan. Soobin pun pergi ke ruang disisi lain.
Hanya ada kai dan satu pria asing berambut pirang. Pria itu tersenyum ke arah kai, "Hai cantik, sudah bangun dari tidur siangmu? Ah, maaf soal sikap temanku yang agak kelewatan padamu." Yeonjun terus mengoceh dan tidak menyadari jika kai menatapnya dengan tatapan heran, kai merasa seperti mendengar suara hamster yang terus berbicara tiada habisnya.
Soobin masuk sambil membawa secangkir teh dan kue. Soobin memberi kan teh itu kepada kai dan menyumpal mulut yeonjun dengan remahan kue. Yeonjun ingin protes tapi remahan kuenya enak.
Soobin duduk di dekat kai, membuat pemuda manis di samping otomatis menggeser pantatnya ke samping. Soobin yang melihat hal itu menarik pinggang kai lalu merangkul pundak pemuda manis itu. "Ada apa? Kenapa kau menjauh manis? Ah siapa namamu?" Tanya Soobin berturut turut.
Kai hanya diam, ia masih belum bisa menerima keadaan ini dengan baik. Apa yang baru saja ia lakukan? Siapa pria pria ini? Dan kenapa kai hanya menggunakan kemeja kebesaran? Kemana celananya?!
Soobin yang melihat ekspresi kai yang kebingungan lalu menepuk bahu kai. " Namaku Soobin, Choi Soobin. Dan pria gila berambut seperti lampu jalan itu bernama Choi Yeonjun, dia sepupuku. Siapa namamu?" Ucap Soobin sedikit menjelaskan kepada kai.
Cukup lama suasana hening hingga kai mulai berbicara. "Namaku Huening Kai Kamal. Ahh, tuan. Saya dimana?", Soobin mendengus "Panggil aku daddy manis." Soobin menarik dagu kai lalu mengecup bibir kai pelan. Perlakuan Soobin membuat Kai terpaku untuk beberapat detik.
"Hei bung jangan abaikan aku di sini" protes Yeonjun. "Enyahlah" balas Soobin. "Sialan, aku lebih tua darimu. Hei cantik, jangan terlalu dekat dengannya atau kau akan di lahap habis oleh kelinci bongsor" Choi Yeonjun berdiri dan mengambil beberapa potong kue.
Kai mendengar penuturan Yeonjun menatap ke arah Soobin, mencari tahu maksud perkataan yeonjun. "Jangan dengarkan dia, lebih baik kau beristirahat saja" ucap Soobin pelan lalu mengusap pucuk kepala Kai pelan. Kai yang masih butuh penjelasan tidak mau menurut, "tuan aku ingin pulang."
"Panggil aku daddy maka kau ku antar pulang" Kai terdiam, rasa malunya memang lebih besar tapi ia ingin pulang. "Daddy... aku ingin pulang" Soobin menyeringai. Ia menggendong kai ala bridal style. Kai yang mendapat perlakuan lebih hanya dapat menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Soobin membawa kai masuk ke mobilnya. Ia pun menjalankan mobilnya keluar dari area perusahaan. Kai merasa asing tapi juga merasa familiar. Mereka pergi entah kemana membuat kai kebingungan.
Jalur itu mengarah keluar perbatasan, membuat kai panik. "Tuan kemana kau akan membawaku???", "Panggil aku daddy" koreksi Soobin. "Uhh..daddy kau mau membawaku kemana?" Balas Kai. "Seperti katamu tadi, baby. Kita akan pulang".
"Tapi ini bukan jalan ke rumahku!" suara Kai sedikit meninggi. "Siapa bilang aku akan mengantarmu pulang ke rumahmu, kita akan pulang ke rumahku." Soobin kembali fokus menyetir.
Kai menjerit dalam hati dan menyumpahi setiap kejahatan dari pria di sampingnya. 'Ibu tolong aku~' ucap kai dalam hati.
Mobil mewah itu baru saja melintasi pantai dan terlihat matahari sedang tenggelam oleh air laut yang tenang. Kai memandang langit senja dengan teduh. Tak lama kantuk pun menyerang. Ia tertidur dengan lelap.
***
Kai terbangun di sebuah kamar yang di dominasi warna warna gelap. Ia melihat sekeliling dan menemukan Soobin sedang sibuk dengan berkas berkasnya.
Kai beranjak dari kasur dan menghampiri Soobin. Menyadari keberadaan Kai, Soobin berbalik dan menemukan Kai yang masih berbalut kemejanya.
"Hai baby, kau cantik sekali" ia mengelus pipi Kai pelan, membuat sang empunya tersipu malu. Soobin memangku Kai dan mengecup pelan tiap sudut wajahnya.
Hingga ia terhenti di depan bilah merah nan manis milih Kai. Soobin melumat pelan bibir manis itu, membawa Kai kedalam ciuman panas yang mengairahkan.
Ia melepaskan pautan bibir mereka, ia memandang wajah Kai yang merah dengan seringaian lebar. Soobin membawa Kai ke kasur. Perlahan melepas tiap kancing kemeja Kai.
Tubuh indah itu kini tak terbalut sehelai kain pun. 'Sungguh ini benar benar indah' pikir Soobin. Ia menjelajahi tiap sisi tubuh dengan lekukan yang sempurna itu. Menciumnya pelan dan menghirup aroma manis yang Kai keluarkan.
Soobin mulai turun kebawah, Kai yang berada di bawah kukungan Soobin hanya bisa pasrah. Entah kenapa tubuhnya menyukai tiap sentuhan yang Soobin berikan.
Sang Dominan mulai bermain dengan benda imut milik Kai. Sang empunya yang mendapat sentuhan sentuhan sensitif mulai mengeluarkan desahan kecil.
Soobin menyeringai. Ia mengambil pelumas lalu mengoleskannya pada lubang milik Kai. Perlahan ia memasukan jari tengahnya, membuat kai menjerit kesakitan. *jari subin panjang ges*
Ia mulai memainkan jarinya di dalam Kai, membuat desahan keluar lebih keras. "Tenang baby, ini masih jariku. Kau belum merasakan milikku" Soobin mengeluarkan jarinya dari dalam kai, lalu mengecup kening Kai.
Soobin mengeluarkan benda miliknya membuat Kai menjerit di dalam hatinya. Itu ukuran yang luar biasa.
Soobin mulai memasukan pelan miliknya ke dalam Kai.Baru sebagian milik Soobin masuk, Kai sudah menjerit kesakitan. Soobin menenangkannya, ia mengeluarkan benda miliknya pelan lalu memasukannya perlahan hingga miliknya sepenuhnya di dalam Kai.
Ia mulai menggerakannya pelan agar Kai terbiasa. Desahan mulai keluar dari bibir manis Kai, tempo dorongan Soobin mulai berubah ubah. Makin lama suasana di sekitar mereka terasa panas. Di dalam kamar hanya terdengar desahan dan geraman.
Soobin melumat bibir Kai sambil memainkan nipplenya. Perlakuan Soobin membuat Kai tidak tahan. Kai sudah keluar, Soobin masih mengejar miliknya. Ia menambah tempo, membuat dorongan brutal.
"T-tuan...ahhh...mnhh pelanhh.." Kai mencoba agar Soobin memelankan dorongannya. Bukannya mengabulkan permintaan Kai, Soobin malah mengganti posisi agar Kai yanh bergerak.
"Ayo baby, puaskan daddymu." Ucap Soobin. Kai merasa tubuhnya terlalu lemah untuk bergerak. Ia menggerakan tubuhnya dengan tempo yang pelan.
Beberapa kali Soobin menahan geraman. Ia tak tahan dengar pelakuan Kai yang malah membuatnya kehilangan akal sehat.
Ia memegang pinggang Kai, mendorong miliknya dengan kasar hingga mengenai sweetspot Kai. Kai menjerit tertahan, nikmat sekaligus menyakitkan. Ia sudah keluar 3 kali, dan Soobin belum sama sekali.
Kai merasakan milik Soobin makin membesar di dalamnya. Ia tau jika Soobin akan keluar, "don't..hhh come..m inside..hh" ucap Kai. "No baby, biar kan benih ku ada di dalammu" balas Soobin.
"Don't...hhh don't" Kai berusaha melepaskan diri tapi Soobin dengan singgap memeluknya dan mengeluarkan benihnya di dalam Kai. Soobin membaringkan Kai di sampingnya lalu membersihkan tubuh sang omega.
Ia menyelimuti Kai lalu mengecup kening Kai pelan. Soobin berbaring di samping Kai, menatap wajah omeganya yang sudah tertidur pulas. Ia mengecup bibir manis itu lalu masuk ke dalam dunia mimpi.
***
Paginya Soobin melihat di kamar hanya ada dirinya. Kemana omeganya? Soobin berdiri, ia mencari ke setiap sisi rumah nya namun tidak ada. Kai menghilang, Soobin bergegas ke mobilnya, menyusuri jalanan sepi namun tidak ada Kai.
Soobin pergi ke sekolah Kai namun namja manis itu tidak ada di situ. Soobin tidak tau di mana rumahnya, bahkan temannya pun tidak tau.
Kai menghilang.
To be continue...
Halo lama gk update:' maap