8. It's Started

286 49 43
                                    

Setelah Seongwu menghabiskan waktu dengan Jihoon, mereka berdua memutuskan untuk pulang saat langit sudah gelap, berpisah di persimpangan jalan untuk kembali ke kediaman masing-masing.

Seongwu berjalan dengan senyum lebarnya sementara Jihoon dengan senyum tipisnya. Otak laki-laki imut tersebut masih memikirkan ucapan Seongwu tadi yang mengakibatkan adanya pergolakan batin antara dirinya sendiri.

Haruskah ia menjauh dari anak-anak Kang?

[ P E R S O N A ]

"Hoon, ntar ikut nggak?" Minhyun bertanya disuatu siang saat ia dan anak-anak lain sedang makan siang bersama di kantin.

"Hoon? kebiasaan deh, ditanya tapi malah dicuekin," Jihoon masih diam tak bergeming.

"Jihoon," ditepuknya bahu laki-laki yang sudah ia anggap adik kandungnya itu.

Sorot matanya berubah penuh kekhawatiran.

Merasakan tepukan di bahu, Jihoon tersentak, tersadar dari lamunannya, "Hah? hah? ke--kenapa kak?" ujarnya bertubi. Mihyun menghela nafasnya lega,

"kenapa, hm?" tanya Minhyun lembut yang dibalas pandangan tidak mengerti oleh Jihoon. "Apanya yang kenapa?"

"Kamu kenapa? sakit? tumben kok diem aja?" mendengar pertanyaan Minhyun, seluruh anak di meja itu serentak menoleh, memandang Jihoon dengan tatapan kaget sekaligus khawatir.

"Jihoon sakit?" tanya Jisung.

"Hah? Enggak, nggak sakit kok,"

"Terus kenapa daritadi diem aja? Nggak biasanya," Jihoon tersenyum tipis berusaha meyakinkan anak-anak lain jika dirinya memang baik-baik saja.

"Nggak papa kak, ngelamun aja tadi, mendadak kepikiran beberapa hal,"

"Yakin, Hoon?" Daniel bertanya dengan nada penuh kekhawatiran yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Jihoon. "Beneran?" tanya Daniel lagi kembali memastikan.

"Beneran bang Daniiiel, Jihoon nggak papa, santai aja," Daniel memandang Jihoon sebentar sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya, ia berusaha mempercayai laki-laki itu sekalipun ekspresinya masih menunjukkan penuh kekhawatiran.

Sementara yang lain kembali fokus pada makanan masing-masing, pikiran Jihoon kembali melayang ke kejadian kemarin saat ia bersama Seongwu.

Semalaman laki-laki itu tidak tidur, setiap kali memejamkan mata bayangan wajah Seongwu akan kembali muncul dan semakin ia memikirkannya, rasa bersalah semakin menggerogotinya.

"Kak Minhyun,"

Minhyun menolehkan kepalanya saat laki-laki bersurai hitam kecokelatan itu memanggilnya. Dengan raut wajah gugup dan tangan yang menggenggam kuat sendok, ia berujar,

"nanti Jihoon langsung pulang ya,"

"hm?" respon Minhyun, "tumben? nggak ikut berarti nanti? anak-anak mau main ke timezone, kamu biasanya paling semangat kesana,"

Jihoon menggelengkan kepalanya, "ada beberapa hal yang mau aku urus kak,"

Minhyun menaikkan salah satu alisnya, "kamu ada masalah? kok nggak cerita sama kakak? bang Daniel sama Guan tau?"

Jihoon menggeleng dengan cepat,

"nggak kak, Jihoon nggak ada masalah, cuma ada urusan kecil, Jihoon bisa kok nyeleseinnya,"

Minhyun menatap penuh selidik sebelum akhirnya mengangguk saat Jihoon memandangnya dengan penuh harap.

Sepertinya Minhyun memang harus memberi privasi pada salah satu 'adiknya' itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

persona.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang