Ch.2 - Denis : 2

19 2 0
                                    

"Kaaaaaa! Disuruh Ibu bangun, udah jam berapa ini!"

"Berisik apa si." Gumam Denis kesal.
"Iya!! Udah daritadi!" balas Denis.
"...Hoooaaammm."
"Masih pagi buta gini padahal." Denis mencari dimana handphone nya yang ternyata ada di balik bantal.
"Duh, kepala pusing," keluh Denis.

Denis terkejut setelah ngecek jam di handphone nya.
"Astagfirullah kesorean, bisa telat nih."

Denis pergi keluar kamarnya, tapi pintu nya terkunci.

"Lah kok gua dikunciin?" Denis keheranan.
"Irenee! Kunci kamar kakak mana!?" teriak Denis.

"Gatau kak," balas Irene

"Tanya Ibu coba, kakak lagi buru buru"

"Ibu barusan banget pergi ke pasar ... Kakak lupa naro kunci kali, lagian ngapain si kamar segala dikunci"

"...."

"Kenapa kak, kok diem?"

"Euh... Gaada apa-apa, privasi ini mah. Terus ini kunci nya mana? Cariin Ren dibawah."

"Cari aja sendiri, kan itu kunci kamar kakak. Kalo ga ketemu, lewat jendela aja."

"Songong banget lu Ren, siapa yg ngajarin si?"

"Lu." Pergi meninggalkan Denis.

"Hah apa?"

...

"Lah ini kunci." Lirik Denis ke meja di samping pintu.

~cklek~

Kemudian Denis berjalan dengan santai nya seolah-olah tidak terjadi hal bodoh apapun.
"Ren, Mba Yuki udah pulang belum?" tanya Denis kepada Irene yang sedang baca komik.

"Lah kakak kok bisa keluar, nyelip lewat mana?" heran Irene

"Lu pengen gua ke kunci ya?! Gua dobrak pintu nya, nanti minta Ayah benerin pintu nya"

"Sirah mu dobrak dobrak." bantah Irene tak percaya

"Yaudah gua pergi dulu, ada turnamen basket 3 on 3, gua udah telat. Lu jagain rumah ya Ren."

"Kakak gak mandi dulu? Baru bangun juga iwh."

"Gausa lah ntar telat, temen kakak udah pada nanyain."

"Jorok banget, pantesan dari dulu ga pernah punya pacar."

"...."

"Baiklah kalau itu mau mu." jawab Denis dengan tatapan serius,
"Tapi satu hal yang pasti, selama 17 tahun ini kakak bukan nya gak punya pacar. Tapi kakak memilih pasangan yang benar-benar mencintai kakak dengan tulus dan bisa mengisi kekurangan kakak, bukan cuma karena muka kakak yang sempurna." Tambah Denis, seraya mengambil handuk dan pergi mandi.

"Ish apaan sih, bilang aja emang jomblo. Sok dramatis banget punya kakak." gumam Irene.

...


Denis bergegas pergi ke lokasi turnamen. Butuh waktu 1 jam untuk sampai ke sana, sementara jadwal tim mereka bertanding tidak lebih dari 30 menit lagi. Dengan motor Vespa matic jingga nya, Ia melesat secepat kilat sampai ban motor nya botak.

Waktu menunjukkan pukul 16.56, 4 menit sebelum pertandingan berlangsung. Kondisi jalanan sangat macet sehingga masih butuh waktu lebih dari 10 menit untuk sampai ke lokasi dengan menggunakan kendaraan. Denis yang bingung akhirnya menemukan solusi terbaik, kemudian ia memarkirkan motor nya di parkiran indomart dan tanpa pikir panjang, Ia segera berlari sekencang- kencangnya. Dan di tengah pelarian nya, Denis dipanggil oleh seseorang yang ternyata Oji dan segera menghampiri nya.

And OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang