Prolog

24 4 2
                                    

Gadis itu sekarang sudah tepat menjadi remaja. Dengan sikap cueknya, ia duduk di pojok kelas, sendirian. Seakan memang hobinya, ia tak pernah merasa sepi dengan semua hal itu. Prinsipnya, mau berteman ya ayo, kalau tidak juga tak masalah.

Sudah menginjak kelas 3 SMP, ia masih belum bisa menemukan apa yang dinamakan persahabatan, cinta dan kesetiaan. Maklum, hidupnya hanya seputar buku, rumah, dan ponsel. Bermain ponsel pun bukannya bersosialisasi di dunia maya. Melainkan, hanya sekedar pemutar musik kala ia bosan.

Ya, gadis yang bernama Revalina Anindya itu menyukai musik, buku, dan senja. Tapi, ia benci kenangan. Menurutnya, kenangan adalah satu hal yang hanya perlu disimpan dan tak bisa diingat. Karena, kenangan hanya akan membuat sang empunya kembali tersakiti hanya karena mengingatnya saja tanpa bisa mengulangi setiap detail kenangan itu.

Tinggalkan tentang Anin, di lain sisi ada seorang pemuda dengan kepribadiannya yang ceria. Di usianya yang masih muda, ia sudah menyukai dunia fotografi dan tentunya kopi.

Lain halnya dengan Anin, baginya kenangan adalah hal yang patut diingat dan diabadikan dalam sebuah gambar. Karena hanya dengan itu, seseorang bisa mengingat semua hal yang terkait dengan kenangan, dan kenangan adalah hal yang paling melekat pada diri orang yang disayang.

Bagi Rayhan Adhitama, kamera adalah hal wajib yang harus selalu menemaninya. Mengisi setiap waktu luangnya, dan juga mengisi sebagian besar jiwanya. Meskipun begitu, ia tetap mengenal cinta dan persahabatan. Dalam hidupnya, jika ia tidak bisa mendapatkan cinta, maka ia harus memberikan cinta untuk orang sekitarnya.

———

Makasih buat yang udah mampir, ditunggu chapter selanjutnya yakkk, aw awwwww:v

Kalo suka, jangan lupa vote, comment sama share ya bubbyyyyy🤗

Regards💜

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang