Kedua mata kita pernah saling bertatap, meski akhirnya pandanganmu terkejap. Aku tak henti menatapmu, meski matamu berpaling dan mulai nampak sayu. Aku membaca dari setiap lekukan kelopak matamu, dari setiap lentik alis matamu, dari setiap warna hitam putih matamu. Aku menghela nafas, nampaknya hatimu tak jauh berbeda dengan matamu.
Aku mulai gundah, tak kuasa mencari cara meski nampak mudah. Akhirnya aku menengadah, menghadapkan tangan ke sebuah wajah. Ya, wajah yang tak nampak, wajah Tuhan yang Maha melihat.
Bait-bait doaku ini begitu menusuk jantungku. Air mataku berlinang membasahi lusungnya pipiku. Dalam doa ini, ada bayanganmu, bayangan masa indah kita saat dahulu pernah bertemu, meski akhirnya hari ini aku hanyalah tamu bagimu. Tamu yang kau jamu dengan heningnya, yang tak ingin lagi kau temui sepertinya.
Tuhan, tolong jaga dia. Jaga dia agar diriku selalu sempat memandangnya, merindukannya, dan merasakan kebahagiaannya dari radius jarak terjauh. Hubungkan rasaku dengan rasanya, meski kelak tak bertemu dalam lingkaran yang sama.
Tuhan, ia adalah orang terakhir. Aku tidak ingin membuka hati lagi untuk sesiapapun, tolong kuncilah pintu hatiku. Biarkan rasaku bersarang di tempat terdalam, dimana tak ada orang lain yang mampu meraihnya lagi.
Ya Tuhan, hadirkan ia selalu dalam setiap malamku, dalam indahnya mimpiku. Bahkan hadirkan saja dirinya pada mimpi burukku. Biarkan mimpi menjadi duniaku dan dunianya untuk kita bersama. Syukur-syukur jika engkau berkuasa untuk mewujudkan mimpi itu, aku tidak pernah memaksa.
Aamiin. Tanganku menyeka air mata. Ini doa ke sekian ribu kali yang kupanjatkan. Hatiku lega, memandangi wajahmu dalam imaji. Biarkan esok hari aku terlihat tegar saat berpapasan denganmu. Lucu sekali bukan?.
Aku yakin diksi doa ini tak pernah terucap dari kedua bibir manismu.
YOU ARE READING
Sesak (senandika cinta).
RomanceSemua hanya bunyi antara aku, dan kamu. Dua insan yang tak mendekap menjadi "kita", dua manusia yang sama-sama terpisah di bumi yang sama. Jika manusia berkata bahwa cinta menyatukan segalanya, maka aku dan kamu adalah tanda dari kedustaan kata itu.