Sudah lama saya berbohong dengan mengatakan "saya sayang kamu"
atau "sebenarnya, kamu masih ada dihati saya sampai detik ini dan untuk seterusnya".Segala perlakuanmu terhadap saya yang seolah-olah kamu akan menjadi manusia terakhir untuk mengisi sebagian besar kisah dalam hidup saya.
Ternyata semua itu menyadarkan saya " hey, kamu terlalu berlebihan dalam mencintainya" Lalu dalam hati saya bicara "atau malah saya terlalu berambisi untuk memiliki kamu".Terlebih saat ini yang ada dalam pikiran saya, hanya kamu.
Sepertinya hanya kamu yang saya butuhkan untuk melengkapi segala kekurangan yang saya miliki. Walaupun pada kenyataannya, kamu tidak lagi ada di samping saya, bahkan untuk seterusnya akan seperti itu.Teman saya pernah bilang, "bagaimana bisa kamu menginginkan seseorang untuk menjadi milikmu sedangkan kamu sendiri terlalu bodoh dalam menyayanginya?"
Wah, kalimat itu tamparan keras bagi saya. Membuka gerbang tinggi yang selama ini tidak saya ketahui berada tepat dihadapan saya.Apalagi yang akan saya perbuat dengan sikap bodoh ini?
Menata segala persiapan hanya untuk bisa menyapa kamu kapanpun saya mau. Bersiap-siap untuk mencari segala macam hal untuk bisa mencari tahu lebih apa yang kamu inginkan.Sampai saya bukan lagi menjadi saya, Sampai saya mengubur sendiri logika yang selama ini menjadi pegangan saya.
Sampai saya,
Ah, saya tidak tahan lagi dengan semua keadaan ini.Sesekali bolehkan saya menyerah? Kemudian pindah untuk menetap kelain tempat. Tidak terus-terusan segalanya untuk kamu.
Tapi sayangnya yang saya mau hanya kamu, cukup di kamu.
Gila,
Kamu sudah membuat saya menjadi gila.Untungnya saya mempunyai seorang teman yang selalu mengingatkan untuk tetap berpegang pada logika yang sudah saya kubur hidup-hidup hanya karena kamu.
"Sekarang seperti ini", mengubah posisi duduk agar tegak dan saya bisa mendengarkan dengan penuh khidmat."Saya paham dengan kebingungan yang kamu rasakan, saya tahu kamu sangat menyayanginya. Sadar! rasa sayang yang wajar itu kalo kamu bisa menerima dia dengan orang lain, kamu merasa bahagia ketika dia juga bahagia, tidak dengan kamu yang berusaha keras menyatukan kembali dua perasaan yang tidak lagi sama, atau jangan-jangan semua itu adalah ambisi kamu sendiri, nafsu yang tidak bisa kamu kendalikan sendiri. Atau sebuah cinta yang terlalu dalam kamu simpan melebihi cintamu terhadapNya.
Cinta itu yang bisa membuat kamu menjadi lebih baik, bukan malah membuat kamu menjadi bodoh dan mengubur logika yang Tuhan berikan untuk kamu", kata teman saya.Kalimat tersebut merobohkan posisi duduk saya yang tadinya tegak. Sekaligus merobohkan gerbang tinggi yang menjadi penyebab saya menjadi bodoh.
Saya sadar saat itu juga, selama ini apakah rasa sayang saya untuk kamu adalah sebenar-benarnya sayang atau malah sebuah ambisi belaka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Seorang "saya"
RomanceKali ini tidak ada kata untuk membuka sedikit kisah dalam hidup seorang "saya". Karena kalimat apapun itu, tidak cukup untuk mewakili segala hal tentang dia Selamat membaca.