05.Sahabat

7 4 0
                                    

Persahabatan itu seperti pelangi dia mempunyai warna yang berbeda namun dia tetap indah.

***
Ketika semua orang sedang sibuk dengan prioritas nya dhirga dan Edo lebih memilih untuk bermain gitar dan sambil bernyanyi

"Do, gue mau nyanyi, tapi nyanyi apa ya."

"Nyanyi yang Lo tau aja."

"Langsung reff aja udah."

My mama don't like you and she likes everyone
And I never like to admit that I was wrong
And I've been so caught up in my job, didn't see what's going on
And now I know, I'm better sleeping on my own.

Pandangan dhirga kabur hingga tak fokus ia bernyanyi karena selalu memikirkan tania.

"Gue mau tanya sama Lo ga."

"Mau nanya apaan."

"Lo emang ngga ada rasa gitu sama tania."

Dhirga merapatkan bibir saat Edo berkata itu ia hanya bingung dengan perasaannya saat ini kenapa dia selalu memikirkan tania sedangkan ia tak suka dengan nya.

"Ga, kok Lo diem si, atau jangan jangan Lo ada rasa ya sama tania udah ngaku aja sama gue, ngga papa jujur aja gue kan sahabat terbaik lo."

Mendengarkan ocehan Edo seakan dhirga ingin memuntahkan kalimat yang Edo ucap

"Rasa apa, rasa cokelat?"

"Gue kan nanya serius ga, jangan gitu lah sama perasaan Lo sendiri."

"Udah ah gue males bahas itu."

Angin malam memang sejuk untuk dinikmati, dhirga yang sedang duduk dan menghirup udara segar di balkon tak lupa dengan secangkir kopi hitam sembari menatap langit yang indah di penuhi dengan banyaknya bintang membuat hati dhirga merasa lebih tenang.

"Gue bingung sama perasaan gue kenapa bisa muncul gitu aja."batin dhirga.

Ia Menuruni anak tangga dengan sangat cepat ia mengambil helm full face dan kunci motor nya sembari menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang.

Sesampai di rumah Edo dhirga langsung menarik lengan Edo dan memberi kode gelengan kepala untuk menaiki motor sport nya itu.

"Lo mau ngajak gue kemana ga?"tanya Edo.

"Gue mau nenangin diri gue, kenapa seharian ini gue kepikiran terus sama tania."

"Apa ga, gue ngga kedengeran Lo ngomong apa."

"Ah sial."ucap dhirga.

"Serius ga gue ngga denger."

Dengan cepat dhirga melajukan motornya dengan kecepatan full ia tak sadar ada seekor kucing yang hampir ingin ditabrak nya.

"Ah."

"Lo si jangan cepet cepet lah kalo bawa motor kasian tuh kucing mau Lo tabrak."

***

Disekolah sedang ada rapat guru siswa siswi di pulangkan dengan cepat.

"Eh Tan, Lo ngga mau main apa kerumah gue."ucap Sherli.

"Yaudah gue mau main ke rumah Lo sebelum kerumah Lo anterin gue ke Gramedia yuk ada novel baru gue mau beli."

"Huftt novel aja terusss."

"Emang kenapa si uang uang gue haha."ledek Tania.

"Iyadeh iya."

Sesampai di Gramedia Tania melihat buku buku bagus yang ingin dia baca ia langsung mengambilnya dan menuju arah kasir untuk membayar nya.

"Udah sher gue udah beli niih, nih buku buat Lo."

"Demi apa Lo beliin gue buku."

"Demi kamu sayang."

"Ah jijik gue Tan."

Tania hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

"Yuk ah gue laper sher."

"Yaudah Lo kerumah gue siapa tau mama gue masak enak."

Mendengar perkataan sheli Tania langsung bersemangat.

"Eh Tania kamu main kesini."ucap neara mama Sherli.

"Iya Tante."

"Yuk Tania, masuk"ucap Sherli.

Sebelum masuk kamar Sherli, Rio adik Tania itu menarik celana Tania sembari merangkak.

"Eh Rio."terkekeh.

Tania dan sherli merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu ia menghirup udara dalam dalam dan menghembuskan nya melalui mulut.

"Lega banget gue hari ini udah pulang cepet bisa rebahan duh enak banget udah."ucap Tania.

"Iya itu Lo gue kan punya ade kecil harus bisa rawat Ade nya."

"Udah itu mah nasib."terkekeh pelan.

"Iya udah terserah lo hahah."

"Seneng deh gue punya sahabat kayak Lo sher."

"Iya gue juga sama seneng banget punya sahabat kayak Lo yang bawel."

Keduanya saling tertawa lepas.


YOU ARE MY RAINBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang