O6. Omega

3.1K 377 93
                                    

            "Papa, papa, papa."

Seperti mantra, anak perempuan kecil itu memanggil papanya. Memanggilnya berkali – kali untuk mendapatkan perhatian yang tak diberikan kepadanya, matanya berkilat senang saat sang papa kini berjongkok dan menekan bahunya pelan. Sudah cukup malam, tetapi si sulung Kim ini masih belum tertidur.

"Ada apa Yujin – ie?" Seokjin mengusap pipi Yujin sayang, Yujin hanya menggeleng. Ia melemparkan tubuh mungilnya dalam pelukan hangat Yujin lalu mendusel senang.

"Yujin mau peluk papa, pelukan papa hangat."

Senyumannya melembut mendengar celotehan Yujin. Ia berdiri, menggendong Yujin sambil sedikit bersenandung senang. Kakinya melangkah memasuki kamarnya bersama dengan suaminya tanpa sadar. Direbahkannya tubuh kecil putrinya pada kasur besar milik mereka berdua. Ia mengusap pipi Yujin yang kini terlihat mengantuk.

"Yujin mau tidur bertiga bersama Papa?" Seokjin ikut merebahkan diri di samping Yujin, Yujin terlihat ragu sebentar sebelum mengangguk.

"Yujin rindu pada Papa dan Ayah. Yujin mau tidur bertiga bersama Papa dan Ayah." Seokjin mengangguk, ia meraih tubuh kecil Yujin dan memeluknya. Ditepuk – tepuknya punggung sempit itu dengan lembut sambil bersenandung mengantarnya dalam buaian mimpi.

Perlahan, suara napas konstan mengisi keheningan kamar luas itu. Seokjin menghela napasnya lega, Ia mengambil selimut lalu menutupi tubuh Yujin. Setelah memastikan tubuh anaknya hangat ia segera bangkit.

Mandi malam tidak terdengar terlalu buruk, lagipula Namjoon –suaminya- juga sudah terlebih dahulu izin padanya untuk pulang beberapa jam lebih lambat karena urusan pekerjaan yang tak bisa ditinggal.

Ia bersandar di washtafel, menunggu bathtubnya terisi penuh dengan air bercampur sabun yang sudah ia atur sebelumnya. Hari ini aroma kesturi bercampur harum lembut kue seperti panekuk yang baru matang. Harum yang menenangkan.

Tanpa repot – repot melucuti dirinya lebih dahulu, Seokjin langsung memasuki bathtubnya yang sudah terisi air. Pandangannya kosong, kembali teringat akan kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat suaminya bermasturbasi sambil memanggil nama orang lain.

Napasnya memberat, hatinya tentu sakit mengingat kenangan buruk itu. Saat suaminya menyebut nama itu, Ia mulai berpikir dan menduga bahwa bukan hal mustahil bahwa akan ada nama baru yang disebutkan suaminya. Siapa lagi memangnya pemilik nama yang akan disebut suaminya itu? Apakah rekan kerjanya? Cinta pertama suaminya? Sebagai suami Namjoon tentu ia tidak terima akan hal itu.

Tapi memangnya apa yang bisa ia perbuat?

Jemarinya mulai menelusuri tubuhnya sendiri, melepas satu persatu kancing kemeja yang masih menempel. Tubuhnya sedikit berjengit kala ujung jari Seokjin yang dingin bersentuhan dengan kulit telanjangnya.

Kulitnya halus, sangat halus. Bahkan Namjoon sering memujinya saat intercourse mereka. Berterimaksihlah pada lusinan produk perawatan yang digunakannya untuk merawat diri.

Tetapi, sehalus apapun kulitnya masih kalah halus dengan para omega kan?

Pemikiran itu menyentak hatinya. Tangannya mengepal, seiring dengan pencahayaan kamar mandi yang ikut meredup merasakan kesedihan Seokjin.

.

.

Plaetinuhm's Present

2018

Shelter – O5. Omega (1)

Please be considered when you read it, mentioning harsh word

Shelter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang