Part 1
"Selamat ya, Tuan Lan."
"Terimakasih, Mr. Collins."
"Selamat, Tuan Lan. Selamat, Nyonya Lan."
"Terimakasih, Tuan Lee."
Lan Xichen dan istrinya – Jiang Wanyin – tak henti-hentinya mengulas senyum setiap kali para tamu yang hadir malam itu menyalami mereka untuk mengucapkan 'selamat' atas pernikahan mereka. Para tamu undangan yang hadir kebanyakan merupakan kerabat dekat kedua mempelai sekaligus rekan bisnis Lan Xichen. Lan Xichen dan Jiang Wanyin tampak bahagia saat keduanya berdiri diatas pelaminan yang megah berhiaskan ratusan bunga mawar putih dan merah serta keempat pilar yang berlapiskan emas yang menyangga pelaminan itu. Kedua orang tua Jiang Wanyin, Tuan Jiang Fengmian dan Nyonya Yu Ziyuan, terlihat sama bahagianya saat keduanya tersenyum kepada para tamu undangan. Sementara orang tua Lan Xichen tidak ada disana. Lan Xichen sudah menjadi yatim piatu sejak usianya lima belas tahun. Ia dirawat dan dibesarkan oleh pamannya, Lan Qiren, yang baru setahun yang lalu juga turut menyusul kedua orang tuanya ke surga. Lan Xichen memiliki seorang adik laki-laki. Namanya Lan Wangji. Namun adiknya itu menolak untuk menemaninya berdiri di pelaminan dan lebih memilih untuk datang sebagai tamu bersama kekasihnya.
"Kakak ipar, kau cantik sekali!" Wei Wuxian, kekasih dari adik Lan Xichen, memuji penampilan Jiang Wanyin malam itu.
Wei Wuxian jujur. Jiang Wanyin memang cantik. Sangat-sangat cantik. Terutama malam itu. Di malam pernikahannya dengan pria yang dicintainya, ia mengenakan gaun pengantin berwarna ungu yang panjang hingga menutupi kedua kakinya. Gaunnya tidak berlengan sehingga dapat memamerkan pundaknya yang mulus dan tulang selangkanya yang menonjol. Rambut aslinya yang berwarna hitam sekarang sudah ia warnai menjadi pirang. Jiang Wanyin sengaja tidak memberikan banyak hiasan pada rambutnya. Ia hanya mengikatnya ke samping, lalu menyematkan sebuah bros berbentuk teratai di dekat daun telinganya. Tulang lehernya yang jenjang sering kali membuat gagal fokus para tamu pria yang datang menyalaminya. Sempurna. Mungkin kata itu lah yang tepat untuk menggambarkan penampilan Jiang Wanyin malam itu.
"Terimakasih, Wei Ying. Penampilanmu juga luar biasa malam ini," Jiang Wanyin balas memuji Wei Wuxian yang biasa dipanggilnya dengan panggilan akrabnya 'Wei Ying' yang malam itu mengenakan gaun hitam berbelahan dada rendah. Gaunnya panjang hingga ke bawah lutut sehingga masih dapat memamerkan tungkai Wei Wuxian yang seksi.
"Kakak ipar, selamat ya untuk kalian berdua. Kalian sangat serasi. Perpaduan tampan dan cantik. Sempurna."
Wei Wuxian adalah tipe wanita yang ceplas-ceplos. Meskipun ia berasal dari keluarga yang berada dan berpendidikan tinggi, namun kepribadiannya sangatlah luwes. Ia tidak terlalu memusingkan sopan santun seperti yang selalu ditunjukkan oleh kalangan atas. Maka dari itu ia bisa mengungkapkan isi pikirannya tentang pasangan pengantin baru itu dengan suara lantang meninggalkan kesan feminim dan elegan dari seorang wanita terhormat.
"Terimakasih, adik Wei." Lan Xichen tersenyum memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi saat ia membalas pujian dari kekasih adiknya itu. Ia sangatlah mirip dengan Lan Wangji. Bagai pinang dibelah dua kalau kata pepatah. Bedanya ia dengan Lan Wangji hanya satu, senyumnya. Lan Xichen adalah seorang yang ramah dan murah senyum kepada siapa saja. Ia dikenal sebagai pria yang lembut dengan tingkat kesopanan yang tinggi. Berbeda dengan adik satu-satunya. Lan Wangji jarang sekali tersenyum. Kalaupun ia tersenyum, jarang sekali ada yang menyadari karena dengan sekejap mata saja senyumnya telah pudar. Wajahnya akan kembali ke mode datar. Ekspresi andalan Lan Wangji yang sepertinya sangat ia sukai.
-000-
Hari sudah sangat larut. Para tamu undangan satu persatu telah pulang. Kedua orang tua Jiang Wanyin pun sudah kembali ke kediaman mereka sejak setengah jam yang lalu. Lan Xichen dan Jiang Wanyin menuju ke sebuah kamar hotel yang sudah di pesan untuk merayakan malam pertama mereka sebagai pengantin baru. Kamar hotel tersebut masih berada di dalam gedung yang sama dengan aula pernikahan mereka tadi. Sehingga mereka hanya perlu menaiki lift untuk menuju kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Fan Fiction XiCheng & KuanCheng
FanfictionLapak khusus XiCheng & KuanCheng Dua CP kala aku lg moody XD Lan Xichen x Jiang Wanyin Liu Haikuan x Wang Zhuocheng