Chapter. 2

33 2 0
                                    

Pagi Hari Iris berdiri di depan Pintu Gerbang Rumahnya menunggu kedatangan Gandhi

Setiap berangkat ke sekolah, kecuali ada acara Sekolah, Iris selalu bersama Gandhi.

Mengapa saat ada acara sekolah tidak berangkat bersama? Karena Gandhi akan berangkat lebih awal atau bahkan menginap untuk mempersiapkan acara itu agar berjalan dengan lancar

Yang di tunggu pun tiba, Gandhi datang mengendarai Motornya, dan berhenti di depan Iris

"Gak kepagian lagi kan?"

Ucap Gandhi dan memberikan Helm kepada Iris yang menggelengkan kepalanya lalu menaiki Motor Gandhi

Biasanya Gandhi akan menjemput Iris lebih awal dengan alasan dapat mengobrol saat di perjalanan

"Jumat kemarin ngomong apa sama Gading?"

Tanya Gandhi

"Telat banget nanya nya, sekarang udah Selasa"

Balas Iris. Gadis itu paham Gandhi itu sibuk, sangat sibuk bahkan mereka hanya saling mengabari saat sempat

"Belakangan ini Aku cuekin Kamu ya?"

Ucap Gandhi tiba-tiba.

Tentu saja Iris menggeleng, Ia sangat mengerti Gandhi yang super sibuk

"Enggak, kenapa mikir gitu?"
"Gak papa, cuma ngerasa aja"
"Aku ngerti kok"

Gandhi melepas tangan kirinya dan melayangkan di depan Lutut Iris yang duduk menyamping

Iris pun dibuat kebingungan

"Tanganmu sini"

Ucap Gandhi dan Iris meletakkan tangannya di atas tangan Gandhi

Lalu Gandhi memegang tangan Iris dan mengusap nya. Hal itu membuat Iris menyembunyikan wajahnya di belakang Helm Gandhi karena malu

Gandhi pun melepaskan tangan Iris. Namun Iris kembali memegang nya

"Kenapa di lepas?"

Tanya Iris

"kan nyetir, jadi gak seimbang. Besok Aku naik Mobil deh"

Jawab Gandhi yang di sambut tawa oleh Iris.

Mereka berdua pun sampai di Sekolah, seperti biasanya Gandhi dan Iris akan berjalan bersama hingga di tangga mereka berpisah

Gandhi akan pergi ke ruang Osis terlebih dahulu dan Iris akan masuk ke dalam kelas

"Istirahat sama Aku ya?"

Ucap Gandhi

"Siap!"

Balas Iris lalu menaiki tangga dan berjalan menuju kelasnya yang satu koridor dengan kelas Gandhi

Setibanya di kelas, Seorang Siswi dari kelas sebelah pun mendatangi nya dan berkata,

"Iris, Lo sama Gandhi pacaran ga si?"

Tanya nya. Iris meletakkan tas nya lalu menjawab pertanyaan Siswi itu

"Mau jawaban jujur apa boong?"

Jawab Iris yang duduk di atas Meja paling depan

"Ya jujurlah!"
"Cuma Komitmen"

Iris berjalan keluar kelas dan duduk di Bangku panjang

Memang benar hubungannya dengan Gandhi hanyalah komitmen, mereka tidak berpacaran

Alasannya klasik, agama mereka berdua berbeda, dan sepertinya akan menjadi masalah di kemudian hari apabila mereka berdua berkencan

Nenek dari Gandhi sudah memperingatkan Mereka berdua, tidak boleh lebih dari teman

Ya, hubungannya dengan Gandhi tidak di restui.

Dan Iris pun tidak mengetahui apa kegunaan dari Komitmen ini, tujuannya untuk apa?

Setau nya Komitmen adalah hubungan dengan status mengambang. Dengan arti, apabila suatu hari nanti Gandhi berhubungan dengan seseorang,

Status Komitmen ini tidak dapat berbuat apa apa. Itulah hal yang menjengkelkan

Dan Seorang Perempuan yang seperti nya tidak seangkatan dengan Iris pun mendatanginya yang tengah duduk

"Kak boleh nanya? Kelas nya Kak Gandhi yang mana ya?"

Iris menatap Perempuan ini dari atas sampai bawah

"Ngapain nanya?"

Jawab Iris

"Mau ngasih ini,"

Perempuan itu melirik paper bag yang Ia bawa.

Hal semacam ini hampir terjadi setiap harinya. Kebanyakan Perempuan kelas 10 yang bertingkah seperti ini

"Itu apa?"

Tanya Iris

"Cup cakes coklat, Kak"
"Gandhi gak suka coklat"
"Kok tau? Emang Kakak siapa?"

Perempuan itu berhasil membuat Iris terdiam.

Menjawab Ia adalah Perempuan yang menjalankan hubungan dengan status komitmen sedikit aneh menurutnya

"Kelasnya yang ujung"

Jawab Iris. Perempuan itu pun berterima kasih kepada Iris dan berlari menuju kelas Gandhi

Setelah Gadis itu pergi, Iris berpikir mengapa Ia mengatakannya?

Dan Bel pun berbunyi, Guru juga sudah masuk ke dalam ruang kelas, Beliau berbicara yang membuat seisi kelas tertawa

"Loh? Gandhi kok di sini? Kamu MIPA 1 kan?"

Sang Guru menanyakan hal itu kepada Gading yang terlihat tersenyum palsu karena sering mendapat ucapan Guru yang berkata seperti itu

Gading pun berdiri,

"Perkenalkan Nama Saya Gading Cakrawala, Kembaran nya Gandhi Cakrawala"

Ucapannya membuat seluruh kelas tertawa termasuk Guru itu

Jam istirahat pun tiba, seperti yang di janjikan oleh Gandhi, Iris sudah berada di kantin bersama dengan Gandhi

"Mau makan apa?"

Tanya Gandhi kepada Iris

"Soto ajalah"

Jawabnya lalu Gandhi pergi membelikan nya

Dan saat itu Iris sadar, hanya komitmen bukan hal yang buruk.

Mungkin hubungannya dengan Gandhi sekarang lebih baik dari pada pasangan di luar sana

-----------

GANDHI & IRIS √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang