Permulaan

6 2 0
                                    

" Ayo semua, kerahkan tenaga kalian semua, ini baru latihan awal, jangan sampai kalian kalap di latihan pertama!" sorakan dari pelatih yang kerap disapa couch Nanda membuat semua anak didiknya makin bersemangat, yang semula lelah menjadi lupa dengan lelahnya, bagaikan penawar? Ya, begitulah permisalan dari teriakan sang pelatih tampan nan rupawan itu.

Nanda Alius Barnelius adalah seorang pemuda yang berumur 24 tahun, profesinya sebagai guru olahraga hanyalah ia anggap sebagai hobby, karena pekerjaan yang sebenarnya bukanlah seorang guru olahraga, namun jika orang mengetahuinya, tak hanya wanita seumurannya, para janda haus belaian dan dimanjakan harta akan antri di depan rumahnya, dan itulah yang ia tidak inginkan.

Saat tengah sibuk memperhatikan dan terus meneriaki semangat untuk anak didiknya kepala sekolah mendekat kearahnya diikuti seorang remaja yang mengenakan pakaian olahraga serupa dengan anak didik yang sedang dilatihnya.

" Selamat siang Couch!" sapa kepsek SMA Pelangi itu.

"Oh, Siang pak Wirawan"

"Saya membawa murid baru yang merupakan warga baru dari kelas yang anda ajar" Ujar Kepala sekolah setelah basa-basi sebentar.

Nanda melirik ke arah anak yang dimaksud oleh Kepala Sekolah tempatnya mengajar itu, namun tak disangka tatapannya bertemu pas dengan manik mata murid barunya yang menimbulkan sedikit rasa canggung dihatinya, yang ditatap membalas dengan sedikit senyuman dan lambaian tangan seolah mereka bukanlah orang asing.

"Oh, baiklah pak, serahkan pada saya"

"Baiklah Couch, saya permisi," ujar Kepala sekolah dan meninggalkan mereka berdua, bukan berdua karena masih banyak siswa di lapangan. Tapi, menimbukan rasa canggung bagi Nanda yang membuat ia melupakan semua anak didiknya yang tengah ia ajar.

"Hai Om Pedo!," sapa gadis itu dengan cengiran khasnya yang mendapat tatapan tajam dari yang disapa.

"Apa maksud kamu? Jangan memancing saya di sekolah. Saya punya banyak pertanyaan untuk kamu nanti!," Ujar Nanda, kemudian meniup pluit nya nyaring sebagai intruksi agar semua anak-anak berkumpul memperkenalkan murid baru yang baru menguji gejolak emosinya.

"Kenapa pak? Kok kumpul?"

"Iya nih pak, kan belom habis waktu?"

"Baiklah anak-anak, saya sebagai wali kelas kalian ingin mengucapkan selamat, karena kalian mendapatkan warga baru, silahkan perkenalkan diri kamu!"

Gadis itu tersenyum nakal kearah Nanda sebelum ia membuka suara dan memperkenalkan diri yang membuat Nanda menahan sumpah serapahnya dalam hati.

"Hy semua! Kenalin nama saya Evelyn Caroline Barnelius, biasa disapa Eca, saya orang nya gak muluk-muluk, mau berteman hayuk, yang gamau tolong jangan jadi penjilat~ hehe, segitu aja dulu kenalannya okey," ujarnya memperkenalkan diri yang membuat semua calon teman barunya itu melongo tak percaya dengan kalimat-kalimat terakhirnya, lain dengan Nanda yang hanya geleng-geleng kepala karena sudah sedikit mengenal sisi lain murid barunya ini.

"Baiklah, lanjutkan latihan kalian, perkenalan lebih jauh bisa sehabis pelajaran saya." mendengar itu, semua murid kembali mengambil tempat dilapangan, sementara Eca si murid baru? Ia justru duduk bersila di rerumputan hijau yang ada dilapangan itu.

Melihat tingkah Eca, Nanda menghembuskan napas kuat, nampaknya ia akan mendapat masalah dimana saja mulai sekarang.

,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
Holaaaaaaaa
Welcome to my new story
Love you
💕

Keringat SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang