Bagian 2

107 39 29
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Dina sudah bangun dari shubuh tadi dan ia juga sudah melaksanakan sholat shubuh. Hari ini dia memutuskan untuk lari pagi di taman kota dekat kompleknya.

"selamat pagi dunia, semoga hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dan semoga cepat sembuh hati" gumam Dina sambil menatap keluarjendela kamarnya.

Dina berjalan menuruni tangga dengan santai, setelah sampai di bawah dia berjalan menuju meja makan yang sudah ada keluarganya yang sedang sarapan.
"selamat pagi, keluarga kesayangan Dina," sapa Dina
"selamat pagi juga Dina sayang," ucap mereka bersamaan
"uh, kalian makin kompak deh," Dina duduk di kursinya lalu ikut sarapan.

Setelah sarapan Dina bersiap-siap untuk lari pagi ke taman kota.
"ayah, ibu. Dina mau ketaman kota ya," pamit Dina
"mau lari pagi ya?" tanya Dini kakak pertamanya Dina
"iya dong, masa lari sore kan kocak" kekeh Dina
"hati-hati ya nak," ucap ibunya
"siap cikgu besar," cengir Dina sembari hormat
"untung ibu sabar," celetuk ibunya
Ketika Dina berjalan menuju keluar Novi dan Didit memanggil
"adekkk" ucap keduanya bersamaan
"iya, kenapa? Ada apa? Ada yang bisa Dina banting?"celoteh Dina

"jangan pergiii, jangan kau pergiii" ucap Didit mendramatisir
"tinggalkan dirikuu" balas Novi
"lebay, alay, kamseupay, iyuu," celetuk Dina dengan gaya seperti ingin muntah.
Sementara ibunya, ayahnya, Dini dan kedua adiknya tertawa melihat tingkah laku Novi, Didit dan Dina
"udah ah Dina mau lari pagi dulu keburu siang, kan jadi lari siang,"
"kita ikut ya," ucap Didit
"boleh, let's go. Kak Dini ga ikut?"
"kakak banyak tugas jadi kalian aja,"jawab Dini
Dina, Novi dan Didit pergi keluar untuk lari pagi

~~~

Di taman kota ga sengaja Dina melihat Raden yang sedang duduk di bawah pohon rindang yang ada di taman kota bersama teman-temannya, ia sedang bercanda tawa seperti tidak ada beban pikiran dan tidak ada rasa menyesal sedikit pun setelah mengakhiri hubungan mereka secara sepihak.

Bughhh,,,

"aduh," Dina meringis merasakan sakit di punggungnya akibat di tabrak abangnya
"eh maaf dek maaf, abang ga sengaja," panik Didit
"iya bang iya, ga apa-apa. Lagian kan salah Dina yang berhenti mendadak kek tahu bulat yang di goreng dadakan di mobil dina ketel enaknya coyy," cengir Dina
"bawel banget dah," celetuk Didit
" btw anyway busway transjakarta kamu kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Novi
"ga apa-apa kok kak, tadi Dina liat kodok kawin. Yaudah ayo lanjut olahraga," Dina berlari kecil meninggalkan kedua saudaranya tersebut.

"punya saudara kok gini-gini amat ya" gumam Didit yang ternyata masih bisa di denger sama Novi
"mo tadi bilang apa?" tanya Novi
"ga ada mo" ucap Didit

Karena Novi dan Didit memiliki jiwa penasaran yang luar biasa, mereka memandang ke arah pohon rindang di taman kota yang Dina tatap tadi. Tanpa sadar Didit dan Novi menampilkan senyum smirk mereka, lalu berlari kecil ke arah pohon rindang tersebut.

Di sisi lain Dina baru tersadar kalo kedua saudaranya tidak ada di belakangnya lantaran Dina tidak mendengar celoteh kedua saudaranya tersebut. Dina berlari kecil kesana-kemari mencari kedua saudaranya itu, Ia kebingungan mau mencari saudaranya kemana lagi hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali berlari ke arah dimana ia melihat Raden di pohon rindang tersebut.

Dina telah berada di tempat ia meninggalkan kedua saudaranya tersebut, namun Dina tidak menemukan mereka. Di saat ia celingak-celinguk mencari kedua saudaranya, tanpa sengaja matanya berhenti memandang pohon rindang di taman kota. Tanpa sadar Dina tersenyum hambar melihat kedua saudaranya sudah berada di sana, ia kembali berpikir untuk menghampiri mereka atau tidak.

Beberapa menit berpikir akhirnya ia memutuskan untuk tidak menghampiri mereka karena Dina yakin dia tidak akan baik-baik saja jika berada bersama mereka. Hingga akhirnya Dina memutuskan untuk kembali berolahraga, tanpa ia sadari ternyata mereka melihat Dina pergi dari tempat ia berdiri tadi.

Yuhuuu jangan bosen bosen bacanya ya...

About TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang