Bagian 3

83 33 16
                                    

Sekarang Dina sedang duduk di kursi taman kota sendirian sembari memainkan ponselnya. ia membuka Facebook miliknya, Dina ga sengaja melihat ada link untuk bergabung dengan grub chat whatsapp tanpa pikir panjang dia menekan link tersebut lalu bergabung.

Setelah setengah jam duduk Dina berdiri dari tempat duduknya lalu memutuskan untuk pulang ke rumah sendirian. Ia mematikan ponselnya lalu berjalan pulang, Dina tidak tau kedua saudaranya sekarang berada dimana.

Disisi lain kedua saudaranya mencari Dina, namun tidak menemukannya juga. Mereka berdua celingak-celinguk kebingungan mencari adik kesayangannya itu.
"Mo, Dina dimana sih. Kita udah keliling-keliling nih nyariin dia, tetap aja ga ketemu," celoteh Novi
"Didit juga ga tau Mo, kalo tau udah dari tadi pasti ketemu," Didit berulang kali menghubungi Dina tapi ga ada jawaban sama sekali.
"belum di angkat juga?" tanya Novi cemas
"belum Mo,"

Novi dan Didit kebingungan mau mencari Dina kemana lagi, mereka hanya takut terjadi apa-apa sama Dina apalagi Dina sekarang sedang merasakan sakit hati dan kecewa yang luar biasa.
"kebiasaan ih Dina," ketus Novi

~~~

Dina sudah sampai di rumahnya, lalu ia mengetuk pintu rumah orang tuanya tersebut.
"tok,,,tok,,,tok,,"
"assalamualaikum," salam Dina
"waalaikumsalam,"jawab ibunya, lalu pintu rumah pun terbuka
"Dina pulang membawa keringat," kekeh Dina
"eh kenapa pulangnya sendirian? Didit sama Novi mana?," tanya ibu sembari celingak-celinguk mencari kedua anaknya itu.
"Dina tinggalin," cengir Dina
"kebiasaan deh, suka ninggalin saudara-saudaranya, pasti kamu ga bilang lagi ya ke mereka kalo kamu udah pulang," celoteh ibunya
"hehe, kok tau sih bu," ucap Dina cengengesan
"Dina, Dina. Udah berapa kali ibu bilangin, kalo ninggalin saudara itu kabarin dulu pasti mereka sekarang kebingungan mencari kamu," omel ibunya
"maaf bu, Dina lupa"
"lupa aja terus, ya udah sekarang kamu kabarin mereka. Lain kali jangan bandel lagi," ibu masuk ke dalam rumah meninggalkan Dina di luar.

Dina menyalakan ponselnya untuk menghubungi saudaranya, betapa kagetnya ia ketika melihat ponselnya sudah ada 30 panggilan tak terjawab dari abangnya. Dengan cepat ia menelpon abangnya untuk memberitahukan kalo dia udah ada dirumah, tidak lupa pula ia menjelaskan kalo ponselnya Dina atur mode diam. Setelah menelpon saudaranya itu Dina masuk ke dalam rumah lalu membersihkan dirinya.

Sementara itu Didit dan Novi sedang berjalan menuju pulang ke rumah dengan ekspresi yang tidak biasanya. Ada rasa khawatir, cemas, kesal dan lega pada perasaan mereka berdua.

"gimana ini Mo?" tanya Novi bingung.
"Didit juga bingung Mo, ga tega mau cerita ke Dina,"
"sama Novi juga ga tega, jadi ceritain apa ga tentang Raden?"
"ceritain aja biar ga terjadi kesalah pahaman"
"tapi Mo ya yang ceritain," cengir Novi
"kok Didit sih," ketus Didit
"Novi ga tega, bodoamat Mo yang cerita ya,"
"iya iya." pasrah Didit

Didit dan Novi kembali berjalan pulang ke rumah

~~~

Malam harinya Dina sibuk memainkan ponselnya, ia sibuk ngerusuh di grub Keluarga Wattpad Indonesia (KWI). Grub yang baru tadi pagi Dina ikuti itu, meskipun ia masih merasakan sakit hati dan kecewa yang luar biasa akan tetapi ia tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Untuk sementara waktu Dina lupa tentang Raden, di saat ia sibuk menghibur dirinya sendiri terdengar suara pintu kamar diketuk. Dina melirik ke arah pintu kamarnya datar.

"tok,,,tok,,,tok"

"ini pasti kak Novi dan bang Didit, kebiasaan suka gangguin Dina" gumam Dina, beberapa menit kemudian terlintas ide iseng Dina lalu ia berkata,

"dengan siapa, dimana?" kekeh Dina.
"dengan Novi dan Didit, di depan pintu kamar Dina," jawab Didit
"sudah kuduga," batin Dina, dan langsung menjawab
"passwordnya,"
"adek comel abang yang punya," ucap Didit dengan PD nya.
"mohon maaf password yang anda sebut tidak benar," ucap Dina cengengesan.
"kok salah sih," protes Didit
"karena ga benar," balas Dina dari dalam kamar
"ah mo ga benar nih, biar Novi yang ucapin passwordnya," celetuk Novi
"passwordnya," ucap Dina sekali lagi
"cintai ususmu minum baygon setiap hari," balas Novi dengan nada iklan yakult.
"selamat anda benar, silahkan masuk," cengir Dina.

Novi membuka pintu kamar lalu melangkah masuk ke dalam kamar, sementara Didit ia masih melongo melihat tingkah laku kedua saudaranya. Ia ga habis pikir kenapa kelakuan kedua saudaranya tersebut ga pernah beres.

Disisi lain Dina tertawa melihat ekspresi abangnya tersebut, sedangkan Novi sudah duduk di sebelah Dina dengan tersenyum paksa melihat tawa Dina. Ia benar-benar tidak ingin merusak mood Dina, akan tetapi ia juga tidak ingin Dina salah paham terhadap Raden.

"oy bang, ngapain masih bengong disitu," teriak Dina.
"eh, iya ya. Abang lupa masuk hehe," Didit melangkah masuk ke kamar lalu ikut duduk di kasur kesayangan Dina. Setelah beberapa menit hening karena mereka bertiga sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga akhirnya Dina tidak tahan dengan keheningan itu lalu ia memecah keheningan tersebut.

"jadi ngapain ke kamar Dina kalo cuma mau jadi patung doang," celetuk Dina
"Dina," panggil Didit.
"iya," sahut Dina dengan ekspresi bingung.
"anu," ucap Didit.
"anu apa?" tanya Dina penasaran
"jadi gini ceritanya..."

Didit menceritakan semua tentang Raden dan alasan Raden mengakhiri hubungan mereka, sementara itu Novi memeluk Dina karena ia sudah menangis. Suasana menjadi canggung dan mencekam melihat keadaan Dina sekarang, Dina benar-benar tidak tahu harus bagaimana sekarang ini. Ia tidak bisa menuruti permintaan terakhir Raden namun ia juga tidak bisa terus-menerus berusaha untuk bertahan mengingat alasan Raden memutuskan hubungan mereka.

Di saat Dina sedang menangis sementara Novi dan Didit mencoba menghibur Dina, tiba-tiba terdengar suara

"Dina kenapa?" suara itu milik kakak pertamanya Dina, Andini Kirania Felysia.
"eh, kak Dini," cengir Didit.
"ga usah cengir-cengir, itu Dina kenapa?" ketus Dini
"Novi ceritain ya, tapi kakak masuk dulu masa iya Novi cerita di dalam kakak dengerin dari luar," celoteh Novi

Dini melangkah masuk ke dalam kamar lalu ikut duduk di kasurnya Dina, sementara itu Novi langsung menceritakan ulang tentang Raden. Dini mendengarkan dengan saksama sembari mengelus lembut rambut panjang Dina, ia sangat-sangat sedih melihat keadaan Dina saat ini.

"udah dek jangan nangis lagi dong, nanti comelnya hilang loh," bujuk Dini
"bodoamat," ketus Dina
"bandel bener dah," celetuk Didit
"udah malam, mending kamu tidur besok mau sekolah ntar kesiangan," perintah Dini.

Dina hanya bisa menurut perintah Dini dengan pasrah dan males, ia hanya tidak ingin membuat saudara-saudaranya khawatir kepadanya lagi pula besok mau sekolah ia takut besok kesiangan.

Hallo guyss gimana sama part yang satu ini?
Penasaran ga kenapa Raden memutuskan hubungan secara sepihak? Kalo iya tunggu di part selanjutnya ya hati hati laper

Eh baperr

About TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang