part two

135 13 9
                                    

Holaa gess...
Sorry ya chapter yang sebelumnya pendek banget, itupun sedikit aku pangkas pangkas paragraf nya...
Ya namanya aja orang kagak tahan mau b** aing langsong gasfol ke WC lah..
Mumpung pengangguran, aink lanjutin lagi deh...

Moga kali ini kalian suka ya?🙏

Happy reading

____________________

Tak perlu menunggu lebih lama lagi, datanglah seorang remaja berusia belasan tahun bersama dengan rekan perempuannya. Masing masing mengenakan seragam dengan lencana berbintang yang nangkring pada kain seragam mereka.
Mereka memberikan hormat HIBON ala tapops kepada sang komandan. Kokocipun tersenyum.

" Apa kabar Yaya dan Ice, kita tidak bertatap muka secara langsung. Pasti kalian sedang menikmati waktu senggang kan? "

Ice dan Yaya sempat lempar muka beberapa saat, kemudian kembali meluruskan atensi mereka pada lawan bicara.

" Ya. Seperti yang komandan katakan. Kami senang karena anda memberikan waktu libur yang cukup panjang. " Ice terlebih dahulu membuka suara dengan kesan formal. Serta merta Yaya mengangguk sebagai dukungan atas pernyataan rekannya.
Lagi lagi senyuman khas terpatri pada sang komandan. Namun tak bertahan lama. Tentu saja itu membuat Ice dan Yaya merasa kebingungan pada gelagat atasan mereka.

" Ada apa komandan? " Tanya Yaya dengan hati hati. Tersirat nada cemas pada suaranya.

" Hah, sebelumnya aku minta maaf, padahal mungkin GKI akan melarang kalian untuk kami terjunkan dalam misi Dakuchimu, namun karena kehabisan anggota kami terpaksa memberangkatkan kalian untuk menjalankan sebuah tugas yang sangat penting. "

Ice membeo. " Misi apapun itu, kami tetap akan mengerjakannya! Karena itu sudah kewajiban kami sebagai keluarga Dakuchimu. " Ujar Yaya. Kokoci menatap gadis beriris karamel itu dengan haru.

" Ah, ya. Aku akan menjelaskan tentang misi kalian besok. Jadi kalian bersiap siap lah dulu. Aku menyuruh kalian kesini untuk memberikan kertas gulungan saja. " Komandan maju ke mejanya, lalu melempar sebuah gulungan kepada ice, dan disambut mulus olehnya.
Ice dan Yaya mengangguk patuh. Mereka undur diri setelah dipersilahkan berpamitan dari hadapan sang komandan.

...

Ice dan Yaya kini tengah berjalan beriringan pada jalanan Tokyo yang diselimuti oleh lapisan salju. Yaya tidak menggunakan kekuatannya untuk melayang, karena saat ini mereka sedang ada di tempat umum. Bisa dikira hantu nanti.

Yaya melirik Ice sejenak. Gadis itu menatap intens sang majikan manik Aquamarine tersebut. Sudut bibirnya sedikit tertarik keatas. Tiba tiba saja hatinya menghangat. Ya, perasaan ini... Yaya sudah lama memendam rasa pada ice. Pemuda yang tak memiliki kepekaan itu mana tahu menahu kalau diam diam gadis yang notabenenya sebagai seorang sahabat bermaniak  pink itu menyukainya.

( Ber maniAk Lo )

Bukan mustahil kalau Yaya menyukai sang pemilik jambul putih itu. Selain tampan, Ice sangat baik hati, Yap... Meski enggak se asyik Taufan sih yang humoris dan kadang sikap cueknya sangat menyebalkan. Tapi Ice terbilang paling sering membuatnya tertawa diantara teman temannya yang lain.
Eh? Siapa sangka pemuda yang hobinya mendengkur dimanapun itu bisa membual hal hal konyol. Kebanyakan orang tidak tahu. Yang mereka perhatikan hanya sisi luar ice yang cuek.


Ice yang merasa ada yang mencuri curi pandang kearahnya pun menoleh. Yaya hampir salah tingkah. Tapi ia sembunyikan itu dengan menyampirkan seulas senyuman semanis gulali. Yaya sangat cantik ketika tersenyum. Tanpa sadar itu dapat membuat bibir tipis ice sedikit terangkat. Namun dimata ice Yaya tetaplah hanya sahabatnya.

" Ada apa? " Tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya. Yaya tersentak. Ia malu karena terlenakan oleh pesona indahnya bola mata Aqua ice yang terlihat bercahaya.

" Eh? Uhm... Tidak, tidak ada. " Yaya memalingkan mukanya. Ia tersipu. Ungh... Kenapa tingkahku hari ini sangat memalukan?

" Hm? "

Ice mengendikan kedua bahunya. Dasar enggak peka! Tiba tiba ia mengingat sesuatu.

" Yaya, kau mau ikut aku? "

Yaya kontan menoleh. Membentuk kan guratan pada keningnya. Sekilas bisa dibayangkan kalau dahinya itu adalah kertas yang telah diremas.

" Kemana? " Ice mengerlingkan manik Aqua nya.

" Cukup bilang mau atau tidak? " Pemuda itu dengan tampang rupawan itu mengulang pertanyaan annya kembali dengan sabar. Yaya masih berdeham. Ice menatap gadis itu malas. Ia tahu cewek itu selalu lelet ketika membuat keputusan.

Sekonyong-konyong badan Yaya tertarik karena ice berlari menuju arah berlawanan seraya mengapit tangannya. Tubuh Yaya menegang ketika kulitnya mulai merasakan gesekan gesekan lembut dari Ice.

" I- ice! Kamu mau membawaku kemana?! " Decit Yaya. Tetapi Ice pura pura menulikan pendengarannya. Ia terus menarik Yaya, hingga akhirnya langkah mereka terhenti didepan sebuah taman kecil. Yaya masih belum bisa mengontrol mukanya yang menyemburkan rona hebat.

" Yaya, aku tutup matamu ya...? " Tanpa menunggu izin dari gadis itu, Ice menutupkan mata Yaya dengan kedua telapak tangannya.


" Satu...

Dua....













Buka matamu, "













Eaaa.... Bersambung dong~

Hm.. jadi baper neh,

Kira kira apa ya suprise dari Ice???

Cincin kawin kah? Tiket nonton bioskop???

Pokoknya sebelum itu jangan lupa vote dan komen oke???

See ya😽💞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

{ Love in •Dakuchimu• } IceYaSolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang