Kamu dan Aku

41 18 18
                                    

Kamu dan aku bagaikan Bulan dan Bumi
Kamu adalah Bumi dan aku adalah Bulan yang akan selalu menemanimu meski kamu menyukai Bintang

-Alam Genandra-

Tapi menurutku aku adalah kobaran Api dan kamu adalah bongkahan es.
Yang sepertinya tak dapat bersatu.

-Semesta Candramaya-

********

Mesta selesai berganti pakaian. Ia pun langsung keluar dari ruang UKS.

Ia menatap Alam yang sedang bersandar di dinding. Alam yang sadar akan kehadiran Mesta, ia langsung berdiri di depan Mesta.

"Udah kelar?" tanya Alam.

"Matanya Alam buta yahh? Kan udah liat jelas kalo Mesta udah ganti!" ujar Mesta sambil berlalu pergi dari hadapan Alam.

Alam hanya menatap kosong langkah kaki yang berjalan menjahuinya.

Apakah semua orang akan bersikap benci padanya seperti ini?.

Alam pun tak tahu apa yang akan ia hadapi selanjutnya.

******
"Mestaa!!" teriakan Keira terdengar di seluruh koridor.

"Keira? Keira gak apa-apa? Keira gak sakit hati kan?" tanya Mesta saking khawatirnya dengan temannya ini, walau agak gila.

"Gak apa kok! Gue udah biasa di tolak kek gini! Kan gue cuma main jurnet tadi. Makanya gue lakuin nekatnya ke Alam. Gue kira berhasil ternyata enggak." jelas Keira

"Jurnet?"

"Iya Jurnet. Jujur atau nekat itu loh! Kuno banget sih! Yukk masuk ajah ke kelas lo sebelum di marahin ama pak jarjit." ujar Keira yang membuat Mesta bergidik ngeri.

******
Mesta berjalan memasuki kelasnya. Ia menatap Alam yang sedang tertidur di meja.

Mesta berjalan perlahan menuju bangku itu.

"EH! Kamu yang disana!" ujar pak edo yang sering di panggil pak jarjit. Kenapa seperti itu? Karena ia suka sekali berpantun. Kek jarjit ajah, apalagi kalo udah ngomong "2,3, ayam melompat". udah tuh jiwa jarjitnya keluar.

"Eh! Pak Edo!" ujar Mesta dengan senyuman penuh arti.

"Kenapa kamu baru masuk! Kamu kan anak Binsus! Kok kamu malah telat sih!!" teriak Pak Edo membuat Alam terbangun.

Mesta terdiam dan langsung menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu! Ha! Sini kamu! Biar bapak kasih pelajaran!!." ujar Bapak edo yang membuat Mesta melangkahkan kakinya.

Saat Mesta ingin melangkahkan kakinya lagi, Alam langsung menahan tangannya dan Alam langsung berjalan di depan Mesta, dengan posisi membelakangi Mesta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALAM dan SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang