BLACK

252 28 6
                                    





Putih menjadi hitam


Hening menjadi riuh


Kebersamaan terurai


Kehangatan menghilang


Keharmonisan terpecah


Hera kecewa


Hestia mengutuk


Perpisahan tertawa mengejek


Satu hati terpecah menjadi dua
Anak?


Korban akan keegoisan



Semua terjadi begitu cepat,
Begitu mudah tanpa memikirkan akibat,


Semudah membalik telapak tangan,
Berakibat dahsyat,


Menghancurkan tiga hati murni dengan darah sebagai pengikat.



Soobin si bungsu keluarga Choi yang terkenal lugu dan penurut. Tidak pernah bertingkah aneh-aneh diluar batas merusak diri sendiri, anti mencoreng nama baik keluarga.


Itu semua dulu…


Dua tahun lalu…


Kini si bungsu keluarga Choi berubah.


Jika dulu ia selalu berteriak marah saat hyung tertuanya merokok, kini ia ikut menghisap lintingan tembakau itu.


Jika dulu ia selalu menegur hyung kelincinya karena selalu memakai short pants saat bersama kekasihnya, kini ia yang keluar berkeliaran mengenakan short pants.


Jika dulu ia menolak ajakan ke club malam dan pesta maka kini ialah yang menjadi pelopor ke club malam dan mengadakan pesta minum-minum di club atau bar ternama di Seoul.


Jika dulu ia menjaga tubuhnya agar tidak disentuh sembarang orang, kini ia menyerahkan tubuhnya secara cuma-cuma bahkan pada namja yang baru ia kenal sepeti Yeonjun contohnya.


Jika dulu ia selalu pulang sebelum jam makan malam berbeda dengan sekarang yang bahkan ia tidak peduli waktu.


Jika kini ada yang mengatakan stick by rules, Soobin akan senang hati menertawakan kata-kata itu.


Dunianya hancur…


Soobin tertawa keras dengan hati hancur tak berbentuk.



.



.



.



.


.




Lapar, itu rasa tak nyaman yang membuat Soobin terpaksa mengucapkan salam perpisahan pada alam mimpi. Membuka matanya secara perlahan disuguhi wajah tampan mengundang senyum.

Jemari lentik menyentuh hidung mancung kemudian turun ke bibir tebal mengusik kenyamanan si pemilik membuatnya melengguh pelan sebelum membuka mata.

Keduanya tersenyum untuk satu sama lain kala obsidian masing-masing saling bersibobrok menyelami arti tatapan. Tak ada yang ditemukan selain Euphoria.

Kecupan ringan mendarat dikening si manis sebagai pembuka salam pagi hari, “Good Morning, Sweetheart”.

Suara husky si tampan membuat Soobin mengigit bibir bawahnya sebab suara itu terdengar begitu sexy, “Good Morning, Yeonjun”.

Keduanya kembali saling menatap, merapatkan tubuh masing-masing mengikis jarak upaya menghangatkan tubuh mengusir hawa dingin buah guyuran hujar diluar sana yang menyambut sabtu pagi, merasakan hangatnya tubuh satu sama lain.

Si dominant menyisir rambut namja dihadapannya menggunakan jemarinya. Si pemilik helaian memejamkan matanya menikmati sentuhan itu.

Sentuhan sederhana yang entah mengapa dapat membuat Soobin melupakan kehancuran dunianya tetapi tidak membuatnya melupakan…

“Yeonjun…” Panggil Soobin lembut masih dengan mata terpejam.

“Iya, sayang?”

Soobin membuka matanya, menatap Yeonjun tepat dimata. “A-aku…”

“Ya?”

“P-perutku…”

Kekhawatiran tergambar jelas diwajah Yeonjun saat Soobin mengatakan perutnya dan tidak melanjutkan kata-katanya, tangan besarnya turun menyentuh perut datar Soobin.

“Ada apa dengan perutmu, sayang? sakit? Mual?” Tanya Yeonjun tanpa jeda membuat Soobin harus menahan diri agar tidak tersenyum  melihat kepanikan namja itu .

Soobin menggeleng, “A-aku…”

“katakan, sayang”

“A-aku…. Lapar…”

Yeonjun menghela nafas, “Kau membuatku panic, anak nakal”.

Soobin tertawa ringan menertawakan kepanikan namja itu sebelum tawanya meledak karena tangan jahil Yeonjun yang menggelitiki pinggangnya sebab membuatnya panic.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🔵 BLACK AND BLUE ⚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang