Bokek

86 12 9
                                    

Sesuai judulnya, bokek adalah teman dekat mahasiswa-mahasiswi FKG sedari masuk strata satu hingga selesai pendidikan profesi.

Selama pendidikan di fakultas ini ada banyak biaya yang dikeluarkan.

Bukan hanya sekadar membayar uang semester yang bikin geleng-geleng kepala, tapi juga pembelian instrumen dan bahan untuk investasi selama pendidikan hingga menjadi dokter gigi muda yang senantiasa bikin dompet kering. Belum lagi harus membayari pasien selama menjalani program profesi, apalagi kalau pasiennya minta macam-macam. Pokoknya demi requirements kelar, apapun kan dilalui, apapun kan diberikan untuk pasien! Termasuk beliin bunga buat gebetan pasien jika diperlukan yang penting pasien tetep mau dirawat gigi dan mulutnya sampai perawatan kelar.

Seperti halnya Arjuna yang akrab disapa Dejun yang kini menetap di Bandung karena kondisi pandemik yang tidak memungkinkan kembali ke kota kelahirannya di Solo.

Keadaan keluarga yang sedang seret membuatnya tidak sampai hati untuk meminta uang tambahan untuk bertahan hidup di kosan sehingga memilih bertahan dengan uang yang ada untuk kehidupan sehari-hari. Untunglah rekan seperiode koasnya senantiasa membantu terutama yang memang tinggal di Bandung untuk memberikan asupan nutrisi harian pada Dejun melalui aplikasi delivery makanan dan pengiriman barang-barang untuk survive.

Saat itu Dejun memutuskan untuk membeli makan siang sekaligus makan malam di warung tegal dekat kosannya. Namun mengingat persediaan uangnya di rekening semakin menipis, ia kemudian berjalan ke tempat yang agak lebih jauh dari kosannya, ke minimarket untuk membeli makanan pokok anak kostan; mi instan berbagai rasa.

Belum lama ia pergi, seseorang berniat jahat memasuki kamar kosannya.

"Wah ini nih kamar dokter gigi muda itu. Nak FKG kan tajir-tajir, pasti dapet barang banyak nih gue hari ini." Oh ternyata yang masuk ke kosan Dejun adalah perampok.

Perampok ini sibuk mengobrak-abrik kamar Dejun namun kecewa karena tidak menemukan barang berharga apapun. Perampok ini hanya mendapati laptop jadul yang sampai sekarang dipakai Dejun sehari-hari yang sekiranya jika dijual hanya laku kurang dari 500 ribu rupiah, dompet yang hanya berisi kartu identitas, buku-buku tebal khas mahasiswa kedokteran, pakaian dan alas kaki tentu saja, dan peralatan mandi. Bahkan stok makanan saja tidak ada.

"Buset kere amat ini nak FKG! Kancutnya aja gada yang bisa gue jual, makan apaan nih manusia tiap hari gada simpenan makanan, kasian gue jadinya." Alih-alih berniat merampok, manusia bangsat satu ini justru menjadi prihatin dengan kondisi manusia yang menempati kamar itu. Masa' iya ngambil laptopnya dan dijual tapi lakunya cuma setitik? Ya nggak worth it lah!
Mau jualin buku-buku kedokteran yang tebel ke loakan? Yang ada malah capek bawainnya bukannya untung. Serba salah pokoknya si rampok ini.

Tiba-tiba pintu kamar kostan tersebut terbuka dan memunculkan Dejun dibaliknya seraya menenteng keresek kecil berisi tiga bungkus mi instan.
Bukannya panik, si rampok justru mengajak ngobrol Dejun yang masih terkejut karena menemukan seseorang habis mengobrak-abrik kamarnya.

"Sini deh lu duduk dulu, gue mau ngobrol." Sahut si rampok yang menepuk kasur Dejun.
Dejun yang masih kaget takut kenapa-kenapa manut saja duduk di sebelah orang asing itu.
"Lu lagi bokek ya?" Tanya si rampok, Dejun mengangguk.

"Gue kasian sama lo, kayaknya lebih memprihatinkan hidupnya daripada gue." Perampok itu merogoh saku celananya dan mengambil dua lembar uang sepuluh ribu lalu memberikannya pada Dejun.

"Nih buat lo makan." Ujarnya sambil menyerahkan uang dua puluh ribu pada Dejun.

"Loh gak apa-apa bang, gak usah." Sejujurnya Dejun masih panik dan ngerasa aneh, kenapa nih perampok satu justru memberikannya uang.

"Prihatin gue sama lo. Susah makan kan di sini selama Covid?" Dejun mengangguk, "yaudah nih lo terima, buat lo makan. Gue cabut dulu."

Dejun menerima uang tersebut dengan perasaan yang aneh ...

Si perampok berpesan pada Dejun sebelum pergi keluar dari kamar kostan Dejun, "baek-baek ya di rantauan gini, belajar yang bener. Tu duit dipake buat beli makanan, jangan buat beli yang laen-laen apalagi buat ngerokok."

Dejun terbengong, "iya bang makasih banyak.." Perampok itu kemudian keluar dari kamar tersebut meninggalkan Dejun yang masih tidak percaya dengan apa yang dilaluinya tadi.

Sebokek itu Dejun hingga diberi dua puluh ribu oleh rampok? Iya pokoknya sedih banget, mana gak dapet jatah duit bulanan gegara pandemik, ah sedih.

"Ya Allah Gusti Nu Agung, semoga rampok yang tadi dateng bertaubat nggak ngerampok lagi soalnya udah nolongin Dejun biar bisa survive dan masih bisa tetep makan, ya Allah.."

Aamiin Dejun, aamiin

Iya, hari itu hari yang aneh tapi bikin Dejun bersyukur karena tidak diapa-apain sama tu rampok dan barang-barang di kamarnya tidak ada satupun yang diambil.

Inilah salah satu fenomena bokek anak FKG. Saking bokeknya, bahkan kadang sampe tiap hari makan soto, rendang, geprek, sama seblak dalam bentuk mi instan.

Dek Koas! | WayVWhere stories live. Discover now