01 : Ajang Baru?

13 3 0
                                    

PENGUMUMAN!

Ditujukan untuk seluruh angkatan kelas XI yang berpacaran satu sekolah harap datang ke ruang BK. Sekarang!

Pemberitahuan dari pengeras suara aula yang terdengar membahana di setiap penjuru menyebabkan para siswa otomatis menghentikan kegiatan mereka masing-masing. Jam masih menunjukkan waktu istirahat ketika sebagian besar siswa tengah bersantai di luar kelas. Namun, pengumuman yang disiarkan Bu Envi baru saja mendadak jadi tanda tanya besar.

Apakah ada siswa berpacaran yang melanggar aturan?

Atau ada siswa yang kepergok melakukan tindakan buruk?

Berbagai spekulasi mulai muncul di benak mereka hingga menimbulkan pemikiran yang tidak-tidak.

“Sis, lo habis ngapain sama Chandra?”

Bisikan laknat dari Erna yang duduk di samping kanan membuat Siska memejamkan matanya erat. Tangannya yang sibuk menulis pada buku catatan kontan terkepal begitu dirinya melirik sinis Erna yang meringis. Demi apa Erna bisa mengajukan pertanyaan macam itu ketika Chandra masih senantiasa duduk menghadap Siska yang tengah berkutat pada bukunya?

“Kita tadi habis makan di kantin.” Chandra lebih dahulu menjawab pertanyaan Erna beserta lagak santainya. Lelaki itu dengan setia menampilkan senyum aneh sambil memandangi wajah Siska yang kesal.

“Buruan sana ke ruang BK.” Erna menyenggol pelan siku Siska berulang kali. “Kalian ‘kan pacaran.”

“Gue masih sibuk rangkum, Er,” balas Siska lengkap dengan nada kesalnya. Namun, detik kemudian buku tugas Ekonomi miliknya digeser cepat ke sebelah kanan tepat di meja Erna. Gadis itu melotot mengetahui pelaku utamanya adalah Chandra. “Chan,” peringatnya.

“Iya, Sayang?” balas Chandra santai. “Kita udah ditungguin lho di ruang BK. Mumpung kita masih pacaran, biarin Bu Envi liat ke-uwu-an kita dulu di sana.”

Erna merotasikan bola matanya jengah. Mulai geli kalau Chandra sudah mode lebay seperti ini. Beruntung saja wajah tampan dan label Ketua Klub Basket yang tersemat di diri Chandra mampu menyelamatkan jiwa memalukan lelaki itu.

“Chan, tapi gue males rangkum materi kalo udah di rumah. Mendingan—”

“Udah, ayok!” Buru-buru Chandra menarik lengan kiri Siska yang bebas tanpa menghiraukan bantahan gadis itu. Hingga akhirnya Siska bangkit dari tempat duduknya dengan terpaksa dan mengekori Chandra dari belakang.

Ditinggal sendiri di kelas, Erna hanya bisa menggelengkan kepalanya prihatin. Antara meratapi nasibnya yang jomlo dan teriakan Chandra selajutnya dari pintu kelas kian membuatnya menjambak rambut seperti orang frustrasi.

“Er, tulisin rangkumannya Siska! Doain gue sama dia nggak dimutilasi sama Bu Envi!”

“BODO AMAT!”

❤❤❤

“Kalian semua akan Ibu rekomendasikan untuk ikut ajang Beauty and The Prince minggu depan.”

Chandra mengorek telinganya yang tidak gatal. Siska tercenung dan melongo dalam waktu yang cukup lama. Sementara pasangan lain langsung heboh menanggapi pernyataan Bu Envi. Tunggu sebentar. Chandra berusaha mengingat sekarang ini hari apa serta menyangkutpautkan, apakah Bu Envi tidak salah makan atau beliau sehabis dari mana. Karena sebagai guru yang diberi label guru killer di SMA Eternal, pamor Bu Envi tidak pernah jauh-jauh dari memarahi siswa, membantah penjelasan siswa, dan yang semuanya dibenci siswa.

Couple SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang