05 : Ancaman Terselubung

13 2 0
                                    

H-4 menjelang pembukaan ajang Beauty and The Prince, seluruh anggota OSIS dan beberapa anggota yang diambil dari organisasi ekskul lain sudah disibukkan banyak kegiatan yang membuat suasana lapangan utama ramai. Mulai dari mendekorasi panggung, menata kursi-kursi, mendirikan stand-stand yang nantinya akan dijadikan tempat untuk meletakkan kotak suara, hingga kegiatan geladi bersih yang dilakukan secara langsung di tempat. Para pasangan yang menjadi peserta juga tengah mempersiapkan dialog pembukaan masing-masing. Yang besoknya ditampilkan di atas panggung untuk mengenalkan visi-misi mereka tiga bulan ke depan.

Di depan panggung yang dekorasinya hampir selesai, Chandra berdiri menyandar pada salah satu tiang penyangga sambil memegang kertas. Dihafalkannya visi-misi bagiannya sampai lelaki itu mengernyitkan kening. Kalau bisa memilih, Chandra tidak sudi untuk menghafal visi-misi garapan Siska yang saking panjangnya, membuat kepalanya sulit mengingat. Namun, berhubung sang Ibu Negara tidak mau menerima alasan apa pun, lelaki itu pasrah menurutinya.

Melihat kegusaran Chandra saat menghafalkan teks pada kertas, salah satu anggota OSIS bernama Reihan menoel lengan Chandra seraya terkekeh. Lelaki yang dicap sebagai playboy angkatan kelas 11 itu sama sekali tidak mengenal situasi hingga membuat Chandra berdecak kesal.

"Ngapain lo?" Chandra melirik malas. Sebelum akhirnya kembali memusatkan pandangan untuk menghafal visi nomor lima.

Bukannya menjawab dulu, Reihan malah menyempatkan diri untuk mencuri pandang pada isi kertas Chandra. Rupanya, inilah yang membuat si Ketua Basket tampak stress. Setiap visi-misi di kertas tersebut panjangnya minta ampun.

Reihan melongo. "Lo mau pidato?"

"Berisik!" seru Chandra kesal. Si raja philanderer satu ini orangnya bawel setengah mati. Kalau saja suasana lapangan tidak sedang ramai-ramainya, Chandra yakin sudah meletakkan sumpelan kertas di tangannya pada mulut Reihan.

Tidak terpengaruh oleh kekesalan Chandra, Reihan justru kian mendekat. Lantas memukul pelan lengan Chandra yang terbalut seragam OSIS. "Pacar lo mana? Perasaan lo latihan sendirian mulu dari tadi." Diam sebentar, Reihan tersenyum penuh arti. "Atau ... udah putus ya? Ehm, lumayan juga bisa gue gebet." Dengan lagak pongah, Reihan mengusap dagunya. Tentu sambil menunggu reaksi Chandra.

"Bisa nggak, lo nggak nyari gara-gara?" Chandra membalas ketus. Ia menggeser tubuhnya untuk menjauh, tetapi Reihan melakukan hal yang sama. Mendekatinya.

Chandra mendengkus keras. Digulungnya kertas di tangan dan ia menghadap sepenuhnya pada Reihan. Chandra benar-benar tidak habis pikir. Bukannya takut, lelaki itu malah menyengir tak berdosa saat ditatap tajam olehnya. Padahal pekerjaan Reihan sebagai seksi perlengkapan OSIS belum selesai semua. Namun, bisa-bisanya masih menyempatkan waktu untuk mengganggu Chandra.

"Harusnya lo bersyukur ketemu gue sekarang di sini."

Kening Chandra berkerut dalam. "Maksud lo?" Dan, langsung memusatkan perhatian sepenuhnya pada ucapan lelaki playboy itu.

Reihan tersenyum tipis. Bahkan, terlihat seperti seringaian kalau Chandra lebih teliti melihatnya. "Lo tahu, di sekolah ini cowok yang kayak gue nggak cuma satu."

Chandra berdecak sekaligus merotasikan bola mata. "Gue nggak suka basa-basi. To the point!"

Kali ini Reihan tampak puas melihat kekesalan Chandra. "Kalo lo nggak sigap, salah satu spesies cowok kayak gue bakal jadi penyergap. Kalo lo nggak tanggap ... pacar lo bakal ditangkap."

Dada Chandra mulai memanas.

"Ada info apa lo?"

Seringaian tipis sontak menjadi reaksi terakhirnya, sebelum lelaki itu menjawab dengan santai, "Lapangan basket indoor. Lo bisa lihat sendiri. Sekarang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Couple SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang