🐥7🐥

14 7 0
                                    

"Terima kasih Bi" ucap Jimin saat Bi Na sudah meletakkan dua gelas berisi coklat dingin dan beberapa kue di meja depannya

"Sama-sama Jim, Bibi kembali ke dapur ya" Jimin dan Are hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi nya.

"Jim" Yang di panggil pun menoleh dan tersenyum

"Ya?"

"Aku akan menceritakan nya" Jimin terkejut mendengarnya

"Benarkah?!"

"Ya, kurasa ini akan lebih ringan jika aku menceritakannya ke orang lain,yang tentunya selain keluarga ku,dan aku akan menceritakan nya ke dirimu" ucap Are mantap dengan pilihannya

"Baiklah jika itu mau mu" digenggam nya tangan milik gadis yang di cintai nya itu.

Terdengar Are mulai mengambil nafas dan menghembuskan nya secara perlahan
"Saat itu,ayah, bunda, kak Reo dan aku baru saja selesai menonton film disalah satu bioskop yang ada di Seoul. Kebetulan saat itu sedang hujan, ya walau tidak terlalu deras namun berhasil membuat jalan menjadi sedikit licin"

"Aku ingat betul saat itu ayah mengendarai mobil dengan kecepatan rendah. Tapi tiba-tiba ada mobil sedan melaju sangat kencang dari arah yang berlawanan dengan mobil ku,dan dalam hitungan detik mobil tersebut sudah berhasil membuat mobil ku bagian kanan hancur berantakan."

"Diantara kami berempat, bunda lah yang keadaan nya paling tragis,ada pecahan kaca yang ukurannya sangat besar menancap di kepala Bunda. A-aku sangat terkejut melihatnya" Air mata gadis itu sudah mengalir deras sedari tadi.

Jimin yang melihatnya pun segera membawa gadis itu ke pelukan nya,diusap punggung gadis itu pelan

"Setelah nya aku melihat ambulance datang dan segera membawa aku, kak Reo, dan bunda ke rumah sakit, sedangkan ayah dibawa ke kantor polisi bersama dengan supir mobil yang tadi menabrak ku."

"Aku hanya bisa menangis di dalam ambulance sambil menggenggam tangan bunda yang kepalanya sudah mengeluarkan banyak darah, begitu juga dengan kak Reo,dia memelukku sambil terus mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja."

"Namun siapa sangka, perkataan kak Reo tidak sesuai dengan takdir. Pagi harinya, sekitar pukul 3, dokter yang menangani bunda keluar dari ruang operasi. Ayah segera menghampiri dokter tersebut dan menanyakan bagaimana keadaan bunda. Dokter mengatakan kenyataan pahit yang harus diterima oleh kami bertiga bersamaan dengan hujan turun yang seolah-olah ikut bersedih mendengar perkataan dokter tersebut."

"Mulai saat itu aku membenci hujan Jim,aku benci sekaligus trauma dengan hujan,karena hujanlah yang menyebabkan mobil itu tergelincir dan berakhir menabrak mobil kami. Aku sangat terpukul Jim,kami semua sangat terpukul. Aku belum merelakan kepergian bunda,kenapa harus bunda?kenapa harus bunda yang lebih dulu meninggalkan dunia ini Jim?kenapa tak aku saja?!" Tangis Are semakin kencang begitu pula dengan pelukan Jimin yang semakin mengerat

"Ssst kau tak boleh mengatakan itu Ree,aku tau ini berat,tapi ini takdir,inilah jalan Tuhan yang harus kau lalui. Kau harus kuat Ree,banyak yang menyayangi mu, semua orang menyayangi mu Ree,termasuk aku. Jadi kau tak boleh mengatakan hal-hal seperti itu lagi oke? jika kau belum mau merelakan bundamu, bagaimana bisa ia tenang di alam sana hm? ia pasti selalu bersedih melihat putrinya yang cantik ini belum merelakan nya, apa kau tega melihat bundamu belum bisa tenang hanya karena kau belum merelakan nya? tidak mungkin kan,jadi kumohon relakan bundamu Ree."

"Dan untuk hujan,hujan sama sekali tak bersalah, sekali lagi ku ucapkan ini semua takdir. Jika saat itu tidak turun hujan namun takdir mu seperti ini,maka kecelakaan itu akan tetap terjadi. Mulai sekarang kau harus berjanji kepada ku bahwa kau akan merelakan bundamu dan tidak akan membenci hujan lagi,okey?" Tanya Jimin sembari perlahan melepaskan pelukannya, Are menatap Jimin yang juga menatapnya sambil tersenyum,gadis itu kembali menundukkan kepalanya

"A-aku tak bisa Jim"

"Percaya lah padaku kau bisa,aku akan terus menemani mu melewati itu semua, Ree,kumohon" tangan Jimin bergerak menyentuh dagu Are untuk mendongakkan kepala gadis itu

"B-baiklah,aku akan berusaha, temani aku Jim"  ucap Are jujur

"Selalu dan selamanya aku akan tetap bersama mu" Jimin kembali menarik Are ke pelukannya.

Di peluknya gadis itu erat,sangat erat, sedangkan yang di peluk pun juga ikut membalas pelukan Jimin tak kalah eratnya.

Bibi Na yang tak sengaja melihat kejadian itu dari arah dapur pun hanya dapat mengulas senyum nya,
"Akhirnya nona dapat menceritakan kisahnya ke orang yang tepat" ia berucap sambil kembali melanjutkan langkahnya kearah taman belakang rumah

----------------------------------
Gimana part ini? Jan lupa vote yakkk
Btw ini part pendek bangettt:(( tapi gapapa lah ya yang penting alasan Are membenci hujan udah terbongkar.

Di part ini gue gak nulis Bahasa Korea sama sekali yekan hehe mianhae

Penasaran cerita selanjutnya? Tunggu gue update okeee
Update gak nentu, sesuai mood:v

-Salam manis
Author can's wkwk

I'm With You || Pjm [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang