2. Hari Pertama Menyebalkan.

13 0 0
                                    

Peringatan: Vote sebelum baca, Komen setelah baca!✌

Kadang orang yang lo abaikan adalah orang yang akan membantu kesusahan lo. - Viola Sarasvati

Sreettt

Shena menarik tissue basah dan kering dari tangan Viola secara bergantian. Cewek itu fokus membersihkan seragamnya yang tadi disiram es teh oleh Kalya dan dayang-dayangnya.

"Ah!" Shena meremas tissue itu dan melemparnya ke tempat sampah. Shena dan Viola sekarang berada di ruang Uks karena di ruangan ini ada cermin besar sehingga Shena bisa melihat kondisi baju seragamnya yang-- ya seperti itulah.

"Kenapa sih lo?"

Shena menghela napas gusar dan menggelosor ke lantai. Moodnya benar-benar dibuat berantakan oleh Kalya.

Cewek itu ... Awas aja!

"Siapa sih tu cewek? Tengil banget kelakuannya. Pengen gue tamparin sampai puas! tau gak lo." geram Shena.

"Mereka itu geng cewek-cewek most wanted di sekolah ini. Yang ngejambak rambut gue tadi namanya Kalya. Dan dua itu ya dayang-dayangnya si Wilda sama Yuna." jelas Viola sambil membantu membersihkan sisa minuman yang membasahi baju Shena dengan tisu.

"Most wanted kata lo? Itu geng cabe-cabean ya?" tanya Shena.

"Ya bisa dibilang gitu." jawab Viola.

Shena memejamkan mata dan menunduk sambil meredam kemarahan yang sudah kelimpungan dalam hatinya. Shena sangat merasa sial di hari pertamanya bersekolah di Jakarta, harusnya dia menolak keinginan abangnya untuk pindah dari Belanda. Shena sudah sangat nyaman, aman, damai, dan tentram di sekolah lamanya.

Sial! Sial!!!!

Shena membuka mata dan melihat seseorang berjongkok di depannya. Seorang cowok tampang fakboi sedang memandanginya dengan senyum bodoh, menurut Shena.

"Lo ... Anak Ipa ya?"

"Bukan! anakonda gue." sahut Shena sekenanya. Cewek itu langsung berdiri, diikuti dengan cowok tak dikenal di depannya.

Cowok itu terkekeh.

"Bisa aja lo. Eh- nama gue Hans." cowok itu mengulurkan tangannya untuk disambut jabat tangan oleh Shena.

"Males."

"Bales kek jabat tangan gue, aih!"

"Paansi?"

"Cewek lain ngantri loh buat jabat tangan sama gue. Spesial buat lo nih."

"Najisin banget sih lo." Shena memutar bola matanya malas. Tanpa mendengar jawaban dari Hans, Shena berlalu meninggalkan cowok itu sendiri, diikuti oleh Viola.

Namun, Hans mencekal pergelangan tangan Shena. Cowok itu melepas sweater-nya yang sedari tadi dia pakai, lalu memberikannya pada Shena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang