*Dianjurkan memutar lagu diatas🤗 enjoy!!!
____________
"Hiks... hiks... HINATAAAA!!!!" Teriak seorang pria tanpa memedulikan tetangga-tetangga apartemennya. Toh tak akan ada yang peduli dengannya.
Pria berusia 25 tahun itu jatuh terduduk lemas setelah berteriak. Dirinya sungguh terpukul mendapati kekasih hatinya telah beristirahat tenang di rumah terakhirnya.
Sifatnya terkenal dingin dan sarkas kini hilang. Tergantikan sosok rapuh yang penuh rasa sakit.
Melangkah gontai menuju kamar mandi. Di area wastafel berceceran serpihan kaca yang menjadi saksi betapa frustasinya dirinya. Dengan gemetar mengambil satu serpihan kaca yang lumayan tajam. Hampir saja tepian kaca tersebut menggores pergelangan tangan kokoh tersebut, namun sebuah tangan tan menghentikannya. Kepala bersurai sehitam arang menoleh kearah sahabat yang tengah memeluknya.
"Hinata akan sedih jika kau seperti ini" ujarnya berbisik. Tubuh sang pria bersurai hitam kembali bergetar.
"Aku... aku..., aku tak tau hiks..., kenapa kami-sama begitu kejam... hiks..., padahal aku baru saja menyadari perasaanku. Hiks.. takdir itu kejam... hiks..." dirinya meracau dipelukan penenang sang sahabat.
"Ikhlaskan hinata. Hanya itu yang bisa kau lakukan" sang sahabat-Naruto menepuk pelan punggung tegap yang didekapnya.
Pria berambut hitam tak menjawab. Isakannya makin keras dan terdengar memilukan. Membuat hati siapa saja tergerak. Pria yang terkenal dingin dan arogan kini melepas topengnya. Dirinya begitu rapuh. Kehilangan sang ibu ketika masih berusia 5 tahun, dan tujuh tahun kemudian sang kakak pergi menyusul ibunya. Karna depresi, ayahnya juga ikut pergi meninggalkannya. Dirinya hidup sebatang kara. Bekerja sepulang sekolah untuk mengisi perut laparnya. Bersekolah dengan beasiswa, tanpa ada kerabat datang membantunya. Sungguh sangat malang nasibnya.
Setelah dirinya sukses mejadi seorang CEO diusia cukup muda, seseorang yang paling dianggapnya berharga selain sang sahabat pun pergi meninggalkannya juga. Takdir mempermainkan dirinya. Sebegitu bencinya kah tuhan terhadap dirinya?
Uchiha Sasuke. Kembali terpuruk diusia 25 tahun. Kembali meneteskan air matanya setelah sekian lama. Mungkin terakhir kali waktu kakak tercintanya tertidur untuk selamanya. Meraung, berteriak, menghancurkan segala yang ada, dirinya frustasi. Mungkin jika saat ini tak ada Naruto, dirinya juga bisa menyusul orang-orang tersayangnya.
Flashback on
7 September xxxxLagu mengalun merdu di sebuah Mini Caffe yang berada dipinggirian kota. Seorang gadis bersurai indigo sepunggung tengah bersenandung mengikuti irama yang terdengar. Didepannya ada secangkir Vanilla late serta kue Cinnamon Roll's. Disamping cangkir, terdapat note kecil berwarna ungu Lavender.
Bibir plumnya bergerak-gerak. Mata amethystnya menjelajah seisi Caffe. Tiba-tiba dering bel pintu masuk Caffe berbunyi. Nampaklah pemuda jangkung dengan hoodie hitam juga celana hitam. Netra onyxnya nampak mengedarkan pandangannya.
Gadis tersebut melambaikan tangannya. Sang pemuda menyadarinya. Lalu berjalan mulai mendekatinya.
"Sudah lama?" Tanya pemuda tersebut.
"Tidak. Mungkin lima belas menit yang lalu." Ujar si gadis menunduk. Sedangkan si pemuda menghela napas. "Maaf" gumamnya.
Gadis tersebut mendongak dengan tatapan lembut. "Tak apa" ujarnya disertai senyum lembut.
"Ngomong-ngomong, apa kau tak memesan sesuatu?" Tanya gadis itu.
"Tidak" jawab si pemuda acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide || SasuHina [One-shoot]✔
Historia CortaHanya One-shoot dengan tema music story. Ada lagu didalamnya, jika berkenan bisa diputar:) Disc@MK Pair: Sasuhina Genre: romance(?), angst, hurt comfort, dsb. Warn⚠Typo, kalimat tak karuan, kata sering terulang, dsb. Nb: mon maap jika nggak kerasa...