◁◐▷
Seingatku ramalan cuaca bilang hari ini akan cerah berawan, tapi memang tidak mengatakan jika awannya berwarna hitam dan membawa angin kencang.
Well, anggap saja peramalnya dibayar setengah harga, jadinya memberikan informasi juga setengahnya.
Pfft, apa yang aku katakan?!
Harusnya aku masih berlari memutari taman dan pulang membawa kue ikan atau mampir membeli es krim, tapi karena sedang tidak ingin kebasahan sebab hujan, jadinya disinilah aku sekarang.
Melepas sepatu setelah memasuki unit apartemen yang kami beli dua tahun lalu menggunakan uang dari tabungan bersama.
Sambil melepas jaket, dapur menjadi tujuanku. Tidak mendapatkan es krim rasa vanilla dengan syrup stroberi di atasnya benar-benar buatku sedih. Setelah duduk di kursi tinggi meja bar, baru aku mulai minum segelas air mineral.
Sepasang tangan melingkar di pinggangku, bahu kananku jadi tempat bersadar kepala yang baru bangun tidur.
Atau sebenarnya dia tidur berjalan?
"Jagiya." Aku mendeham.
Meletakkan gelas di atas meja lalu melepaskan pelukan sebelum memutar kursi dan membawanya ke dalam pelukan. Aku meletakkan dagu di atas kepalanya, mengusap rambut berwarna biru pucat--aku merasa ini juga berwarna abu-abu.
Aku kadang lupa warna asli rambut Seungcheol karena dia terlalu sering mewarnainya.
Usianya 26 tahun, tapi bibir yang mengerucut ini terlalu imut. Aku ingin menangis.
Satu tanganku turun, mengelus punggung tegapnya, bibirku bersenandung, menyanyikan lullaby untuk mengantarnya kembali ke dunia mimpi.
Hari ini, jadwal SEVENTEEN sedikit longgar, hanya menghadiri music show terakhir untuk promosi comeback, sore nanti. Jadi aku ingin dia beristirahat sebanyak mungkin, walau dia sudah terbiasa dengan jam tidur yang pendek.
"Jagiya?" gumam Seungcheol begitu menggemaskan di telingaku.
"Kenapa, hm?"
"Apa tidak bisa ikut aku hari ini?" Aku sedikit menunduk, menatapnya yang bersandar di bahuku.
Seungcheol menatapku dengan wajah yang membuat aku yakin jika dia sedang melakukan aegyo. Binar matanya terlalu sulit untuk ditolak.
Eomma!
"Jagiyaaaa."
Ya Tuhan, jantungku.
"Wah, kamu melakukan aegyo untuk membujukku? Coupsie?"
"Tidak boleh?" tanyanya mirip anak kecil.
Pertahananku memang tidak dipersiapkan untuk ini sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
Fanfiction[Choi Seungcheol / Scoups] a one shot short story with you and seungcheol in it ... Written in bahasa