Family

187 30 3
                                    

Keluarga..

Bukankah setiap manusia memiliki keluarga sebagai tempat mereka pulang?

Entah hanya sebatas keluarga tanpa hubungan darah yang biasa dipanggil sahabat.

Atau mereka yang benar-benar menemanimu dari awal kau menghirup udara.

Tempat bersandar saat diri mulai merasa lelah.

Awalnya bagiku, semua terbalik seratus delapan puluh derajat.

Tak ada rasa aman ataupun nyaman, kelelahan yang singgah ketika berada di sekitarnya.

Membuatku menjauh, dari segala hal yang dapat menyakitiku.

Bersembunyi dalam sunyi, tertutup dalam kegelapan.

Hingga dia yang kupanggil teman, mulai singgah dan memberi kehangatan.

Kembali..

Hanya membuatku terasa seperti membuka luka lama.

Luka yang mulai kering dan menghilang.

Seolah kembali basah dan bernanah.

Sebisaku, untuk menghindar dari hal yang akan menyakitiku.

Namun sebuah dorongan merubah semua bayangan.

Ketika kedua pihak mulai saling berbicara dan saling mendengar.

Tanpa memaksa apa yang salah menjadi benar.

Hanya menerima kemudian memohon.

Sebuah kata maaf menjadi lebih berarti walau tanpa penjelasan.

Namun sebuah penjelasan, memberi ketenangan saat diungkap dengan ketulusan.

Seharusnya aku tak diam, seharusnya aku berbicara.

Memberi kesempatan sejak lama, pada mereka atau diri sendiri.

Untuk menyuarakan apa yang benar apa yang salah.

Untuk berteriak ketika sakit, tersenyum saat bertemu bahagia.

Seandainya..

Seandainya semua berada pada tempatnya sejak lama.

Tak akan ada yang terluka, dan mencapai titik ini.

Tapi dititik ini aku tak menyesal, walau sedikit terlambat aku masih bisa diperbaiki.

Berdamai dengan mereka dan diri, menjadi satu langkah awal.

Ketika aku memulai hidup baru, dengan keluarga yang akhirnya menerimaku.

Tanpa memandang sebelah mata, hanya memberi dorongan yang lebih baik.

Di titik ini aku mencoba, merangkak ke tempat yang lebih terang.

Bersama mereka yang mengasihi.

.
.
.

Makan malam besar bersama seluruh keluarga.

Menjadi awal pembicaraan yang serius.

Taehyung ikut kedalamnya, karena mereka butuh seseorang untuk dapat menjelaskan.

Tak luput suga yang duduk di sebelah jimin, selalu menemani dalam keheningan namun menyalurkan dukungannya.

Tak ada yang tak menyesal, semua menyesalinya dan menerima kesalahan.

Memohon atas maaf dan berdo'a untuk hal yang lebih baik kedepannya.

Hanya seorang ibu yang jatuh karena kehilangan anaknya.

Hanya beberapa saudara yang rapuh atas kehilangan saudara lainnya.

Tanpa terbiasa mereka hanya mencari seseorang untuk disalahkan.

Namun sebuah kesalahan menunjuk mereka pada anak yang tak berdosa.

Namun sebuah sikap penyesalan ketika membuat sebuah kesalahan.

Menunjukan bahwa mereka tak benar-benar berniat dalam menyakiti.

Dan lingkaran dalam jamuan di meja makan ini berubah menjadi tawa.

Ketika yang melenceng diluruskan, ketika saling memaafkan.

Membawa jimin kembali pada ingatan masa kecil.

Namun dengan situasi berbeda ketika pedang itu tak menusuknya melalui kata, namun membuatnya tersenyum dan bersyukur.

Jimin kecil menjadi kesayangan dan diagungkan.

Dijaga seolah sebuah sentuhan halus dapat menyakitinya.

Mencari berbagai cara untuk membuatnya tertawa.

Jimin membuka matanya, dia bukan seorang bocah lagi.

Seorang remaja yang akhirnya mendapat kehangatan.

Menemukan rumah untuknya pulang.

Menemukan tempat untuknya bersandar.

Walau baru bisa jimin rasakan saat ini, jimin tetap bersyukur.

Karena pada prosesnya jimin dapat bertemu seorang teman.

Suga yang selalu berada disampingnya dalam wujud apapun.

Jimin melihat suga yang berada disisinya dalam.

Tersenyum kecil melihat pria itu yang asyik menikmati santapannya.

Suga tersedak, membuat jimin sedikit khawatir.

"Pelan-pelan, kau tak akan kehabisan"

"Kau makanlah yang banyak jimin, agar tubuhmu tak sekering kayu"

Jimin tertegun, seolah akan memakan semua makanan yang ada di bumi ini.

Jika itu membuat suga senang, jika itu dapat membalas rasa terimakasih jimin.

Tapi jimin hanya meminta satu hal, tetaplah berada disampingnya.

Dan jimin maupun suga tak tau, apakah permintaan itu adalah hal yang mudah atau tidak.

.
.
.
.
.

Tbc

aciw⛄

Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang