Aku menyukainya, iya, aku menyukainya sejak lama. Sejak aku berada di sekolah menengah pertama, dan sampai sekarang aku berada di kelas akhir.
Setiap aku mendengar namanya, aku selalu terbayang akan paras tampannya yang bisa melemahkan banyak hati perempuan, dan salah satu dari ribuan perempuan adalah aku, Kim Jennie yang pengecut. Yang selalu bersembunyi di belakang ketika ia lewat. Yang selalu malu-malu, saat mata kami saling berpandang.
Setiap melihatnya, selalu menciptakan pelangi sendiri bagiku. Seperti kebanyakan orang yang memujanya. Aku juga ingin mengatakan perasaanku, tapi tenggorokanku selalu kelu seperti menolak untuk berbicara padanya, barang sepatah kata.
Saat aku melihatnya bersama gadis lain, aku selalu merasa kesal, marah, kecewa, sedih seakan bercampur menjadi satu. Tapi aku tak pantas marah padanya, karena aku bukan siapa-siapa baginya. Hanya orang asik yang lalu lalang seperti kendaraan berlalu lintas di besarnya jalan raya.
Setiap banyak perempuan yang berani mengutarakan perasaan mereka, atau mungkin hanya sekedar mengirim surat kepadanya, aku selalu merasa iri, kenapa orang begitu berani. Kenapa orang selalu bisa mengutarakan perasaan mereka kepada orang yang mereka suka. Aku ingin seperti itu, tapi entah kenapa aku takut untuk mengatakannya.
Antara takut ia menolak, atau mungkin ia malah menjauh. Aku hanya takut untuk mengatakan semuanya, aku takut ia merasa terganggu karena kehadiranku, dan ia menjadi membenciku. Semua orang tidak suka dibenci, begitu juga aku, maka dari itu aku akan menyimpan semua ini sendiri. Mungkin, sampai aku berani mengatakannya.
Entah kapan, dimana atau bisa saja tidak terjadi.
Aku menatapnya dari jauh, pemuda tampan pujaan ku yang tengah memakan makanan siang di cafetaria sekolah. Ia dikenal dengan nama Kim Taehyung. Pemuda pujaan semua kaum hawa di sekolah ini.
Aku dan sahabatku tengah berada di cafetaria yang sama dengannya. Memakan lahap makanan yang sudah kami pesan. Terkadang mereka frustasi denganku karena tak berani mencoba mendekat padanya. Begitu pun denganku, aku terkadang kesal dengan sifatku yang terlalu pengecut.
Seperti sekarang mereka menatapku sedih.
"Jika kau menyukainya, cobalah untuk dekat dengannya." Ujar Jisoo, atau nama lengkapnya Kim Jisoo, gadis dengan keanehannya, tapi juga dengan sifat keibuan.
"Benar Jen, kenapa tak coba untuk berbicara dengannya gitu?" Rose berucap ditengah memakan makanannya. Roseanne Park, sifat polos dan lemot tapi ia juga yang terlalu baik hati. Ia juga suka makan.
"Nggak deh, takut ganggu." Ujarku dengan senyum yang kupaksakan.
"Apa sih yang ganggu? Dia harusnya senang dong karena deket sama kamu Jen, apalagi kamu tuh cantik." Aku menoleh ke arah Lisa sambil tersenyum malu. Lalisa Manoban, sifat petakilan dan gak bisa diem, tapi dia paling banyak berkorban. Dan dia juga dari Thailand.
"Makasih yang lebih." Balasku.
Banyak yang tahu kalau aku menyukai Kim Taehyung sejak lama. Terkadang banyak dari mereka menggodaku jika setidaknya aku berpapasan dengan Taehyung. Dan itu membuatku sedikit malu. Ada dari mereka yang terkadang menyindirku, biasanya dari para gadis yang juga menyukai Taehyung.
Aku dan Taehyung beda kelas, dia kelas ujung atau kelas dengan murid terbaik, juga terkenal. Kelas A, Kelas yang sama dengan Jisoo. Jisoo tentu saja populer, siapa yang gak tahu Jisoo coba? Ia cantik, pintar, sifatnya yang gak jaim. Sedangkan aku kelas C yang diapit kelas B Dan D. Kelas yang kadang banyak rusuhnya, tapi seru kok di situ.
Lisa dan Rose juga dikenal banyak orang. Mereka kreatif dan disukai banyak orang. Sedangkan aku? Aku seperti gak ada apa-apanya dengan mereka. Mungkin aku dikenal sebagai cewek yang pengecut karena gak bisa dekat dengan gebetan sendiri.
Bodoh ya.
"Eh, nanti malam nge-mall yuk!" Ajak Rose masih dengan pipi menggembung karena penuh makanan. Gemes tahu, pengen aku cubit. Hehe.
"Boleh deh, lagi bosen di rumah." Timpal Lisa yang sudah selesai makan, ia mengelus perutnya karena kenyang. Ia makan banyak soalnya.
"Mau dong! Mau beli boneka Pikachu." Oh iya, Jisoo suka banget sama Pikachu.
"Pikachu terus, aku kapan?" Tanya Lisa dengan wajah sedikit memelas.
"Oh astaga Lisa! Utututu! Sini sama Jichu!!"
"Astaga kalian! Kapan kalian terlihat normal sih? Dari kemaren malu-maluin." Ujarku sambil tertawa.
"Gak papa Jen, gini-gini kamu sayang kan!!"
"Idih!!!" Ujarku serempak dengan Rose.
"Iya deh sayang, sampe pengen aku tampol." Ujar Rose yang tertawa.
"Dih! Jahat banget Ochie sama aku. Nangis nih!"
"Nih tisu!" Lisa memberikan Jisoo selembar tisu.
Aku sedikit melirik ke arah Taehyung yang masih di tempatnya. Ia bersama rombongannya, Park Jimin, Jeon Jungkook, Jung Jaehyun, Lee Taeyong dan Park Jinyoung. Dan Bae Irene. Ah aku lupa kalau ada Irene di sana, sang ratu visual dari sekolah ini. Ia selalu dipuji-puji karena kecantikannya bak Dewi.
Gak salah sih, Irene memang cantik banget, dia juga baik banget sama orang. Siapa sih yang gak tahu? Atau siapa yang gamau dekat sama Irene? Gadis cantik, pintar, kaya, dan hatinya yang terlalu baik.
Kadang aku iri dengannya, dia bisa dekat dengan Taehyung. Bahkan sampai dikira mereka adalah sepasang kekasih. Oh Tuhan! Tolong! Hati ini rasanya gak kuat. Pengen menghilang aja. Ngomong-ngomong, mereka juga cocok jika mereka sepasang kekasih, gak kaya aku, pengecut banget aku tuh.
Aku masih menatap Taehyung, sampai seorang temannya melihatku dan menyenggol pelan lengan Taehyung agar menatapku. Omo! Aku malu. Taehyung melirikku, dia bahkan tersenyum padaku. Ingin teriak rasanya.
"Sst! Tae, lihat tuh penggemarmu." Taehyung melirik Jimin lalu menoleh pada Jennie. Taehyung juga tersenyum padanya.
Taehyung tidak tahu saja, kalau Jennie rasanya pengen meledak, menghilang langsung di tempat. Apalagi, senyum Taehyung tuh manis banget, dan kadar ketampanannya bertambah.
"Kenapa Tae?" Tanya Irene yang mengikuti pandangan Taehyung. Taehyung masih menatap Jennie. Irene ikut melihat ke arah Jennie, lalu tersenyum.
"Oh Kim Jennie. Anaknya manis kok." Ujar Irene yang masih memperhatikan Jennie.
Taehyung menoleh ke Irene. "Kamu kenal?"
Irene mengangguk. "Dia kan sahabat Jisoo, yang sekelas sama kita." Ujar Irene sambil melahap makanannya.
"Jisoo? Kim Jisoo? Yang duduk sebelah Jinyoung?" Tanya Taehyung memastikan.
"Iya. Kalau mau lebih mastiin tanya Jinyoungnya langsung." Ujar Irene.
Taehyung sedikit melirik ke arah Jennie yang sekarang sudah mau pergi dari kantin. Entah apa yang buat Taehyung tiba-tiba ngangguk-ngangguk gak jelas.
"Yuk Jen!" Ujar Lisa yang langsung merangkul lenganku dengan senyum lebarnya.
Aku mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Lisa, sedangkan Jisoo dengan Rose di belakang kami.
→AS I TOLD←
HEHE, semoga suka sama cerita aku yang ini. Maaf ya, baru lagi. Soalnya bingung mau lanjutin yang lama, terus dari pada kosong terus kan, terus kalian bosen. Hehe.
Semoga suka ya.
Thanks, VJ
KAMU SEDANG MEMBACA
AS I TOLD
FanfictionI was too afraid to convey my feelings. CAST : Kim Taehyung X Kim Jennie Random update