AIT Chapter 09

736 119 2
                                    

Hari ini adalah hari aku harus menemani Cha Eun Woo membeli hadiah. Saat di sekolah, aku selalu mendapat kata-kata yang sedikit membuatku risih darinya.

Ia terus mengatakan bahwa aku tidak boleh lupa. Memangnya kenapa aku tidak boleh lupa? Yang harus membeli barang itu dia, bukan aku.

Tapi karena Kim Jennie yang baik ini, jadi aku meng-iya-kan saja omongannya. Setidaknya terhindar dari kerisihan itu lebih baik.

Aku berdiri di depan cermin menatap pantulan diriku di sana. Aku sudah siap dan rapi dengan pakaian untuk pergi. Aku juga sudah meminta izin dengan kak Suho, walaupun awalnya kak Suho tidak mengizinkan, tapi aku meyakinkan dirinya.

Aku sedikit menambah aksesoris, bando untuk di rambutku. Aku seperti melihat diriku yang berbeda, yang sekarang aku tampak lebih fresh.

Terakhir aku menyambar tasku, ponsel dan hal yang aku perlukan. Aku memakai sepatu yang cocok dengan pakaianku. Setelah itu aku menambah lip balm. Kemudian aku turun ke bawah, menunggu Cha Eun Woo datang menjemputmu di ruang tamu.

Hari ini rumah sangat sepi, kak Suho juga berencana akan berangkat seminggu ke depan malam ini entah kemana untuk mengurusi pekerjaan. Aku di rumah sendirian, hanya ada satu pelayan yang tinggal, satpam, juga supir. Tapi aku jarang berkomunikasi dengan mereka, jadi agak canggung kalau tiba-tiba berbicara pada mereka.

Jadi mungkin aku akan mengajak Jisoo, Lisa dan Rose untuk menginap. Besok malam Minggu. Hari yang sangat kutunggu.

Tak lama bunyi klakson terdengar. Pelayan rumah langsung bergegas ke depan, membuka pintu untuk mengecek siapa yang bertamu sebelum aku yang melihatnya.

Tak lama Cha Eun Woo muncul dengan senyuman cerahnya. Aku membalas senyum. Segera aku sambar barang-barangku lalu bergegas mendekatinya.

"Bi, jaga rumah dulu ya. Jennie mau pergi dulu sama Eun Woo."

"Pacarnya non?"

Aku terkejut. Sedikit tergagu. Lalu menggeleng sebagai jawaban.

"Bukan bi. Ya udah Jennie pergi dulu."

"Oke nona Jennie, hati-hati di jalannya, kalau ada apa-apa hubungin saya. Kalau bisa Tuan Eun Woo bawa mobilnya hati-hati. Saya gamau nona Jennie kenapa-napa."

Eun Woo mengangguk. "Siap bi. Serahkan aja sama Eun Woo."

Setelah itu, aku dan Eun Woo masuk ke dalam mobilnya untuk pergi ke tempat tujuan. Selama perjalanan aku dan Eun Woo hanya diam. Aku yang sedikit canggung, dan Eun Woo yang sibuk menyetir.

Sesekali Eun Woo melirik ke arahnya, Jennie sadar akan itu. Jennie juga sesekali menciduk Eun Woo yang tengah menatapnya terang-terangan.

"Mau ngomong apa?" Tanyaku memecahkan keheningan.

"Eh?"

"Tadi ngeliatin aku mulu, kalau mau ngomong, ngomong aja Woo."

"Ooh, itu. Emm, kamu sendirian di rumah?"

Aku mengangguk. "Iya, kak Suho malam ini mau ngurusin keberangkatannya. Pelayan di rumah lagi ada urusan pribadi. Cuman bibi tadi yang ada di rumah."

Eun Woo melirikku. "Gapapa lah di rumah sendirian? Di rumah sebesar itu? Terus kamu cewek."

Aku tersenyum sebagai respon. Gini ya rasanya dikhawatirin, tapi bukan sama Taehyung huhu...

"Gapapa kali Woo, Aku kan cewek hebat dan kuat hahaha. Lagian aku udah hubungin Jisoo, Lisa sama Rose buat main ke rumah. Besok juga rencananya mereka mau sekalian nginep."

"Bukan masalah kamu kuat Jen, tapi kamu cewek. Takutnya kalau ada sesuatu yang gak bener kamu gak bisa apa-apa."

Aku tersenyum lagi. "Ngga apa Woo, serius deh. Lagian besok pelayan pada pulang."

"Ya udah. Kalau gitu jaga diri ya. Kalau ada apa-apa kasih kabar ke aku. Aku bakal langsung gas ke rumah kamu."

"Hahahaha. Apaan sih!"

Andai ini Taehyung, aku pasti bakal ngelemparin diri aku ke jendela langsung. Atau gak mecahin jendela terus keluar. Gak bakal kuat diginiin. Hatiku tuh lemah.

Tapi Cha Eun Woo tuh baik banget ya, padahal baru kenal beberapa hari dan dia udah khawatir gini gitu, ngomelin ini itu, ngelarang ini itu. Kaya berasa sahabat dekat banget tahu gak.

"Jen, udah sampe."

Aku tersenyum lalu mengangguk. Keluar dari mobil Eun Woo Dan menatap gedung indah di depanku.

Jujur saja, sejak ibu dirawat di rumah sakit, aku jarang atau hampir gak pernah keluar rumah, apalagi ke mall. Keluar rumah cuman sekedar sekolah, cari makan, ke salon dan berbagai lainnya.

"Wah bagus banget. Aku gatau mall ini udah di bagusin." Ujarku pada Eun Woo.

"Loh, kok gak tahu? Padahal udah lumayan lama. Sekitar tiga bulan yang lalu kayanya ada. Atau lebih."

Aku melirik Eun Woo lalu kembali fokus ke depan.

"Aku hampir gak pernah keluar rumah Woo, cuman sekedar ke sekolah. Ke mall gak pernah."

"Kenapa?" Tanya Eun Woo yang penasaran, ia menatapku lekat.

Aku menggeleng. "Nggak ada, cuman gak ada niat aja hehe."

Eun Woo cuman natap aku tanpa bergerak. Aku jadi sedikit canggung lagi.

"Katanya mau beli hadiah, kenapa malah bengong ngeliatin aku? Ntar naksir sama aku loh hahahaha. Ngga canda aja kok." Ujarku sedikit terkekeh. Padahal gak ada yang lucu. Jiwaku receh.

"Udah kok."

"Ha?"

Tiba-tiba aku mendengar suara musik yang besar banget dari arah depan. Kayanya ada konser kecil-kecilan gitu.

"..."

"Ha? Apa Woo? Aku gak dengar. Berisik banget musiknya." Ujarku sambil mendekatkan telingaku ke arah Eun Woo.

Eun Woo menggeleng. Lalu ia menarik pundakku dan membawaku pergi dari sana. Aku penasaran dengan yang tadi dia katakan.

"Kamu tadi ngomong apa Woo?" Tanyaku lagi, sambil melepaskan rangkulannya di pundak.

"Nggak ada, salah dengar kali tadi."

"Nggak serius, aku yakin tadi kamu kaya ngomong gitu."

Eun Woo menggeleng. "Aku tadi lagi ngomong sendiri. Lagi mikir apa yang disuka sama cewek."

"Oh kirain. Ya udah yuk, biasanya cewek tuh suka dikasih aksesoris gitu."

Refleks aku langsung menarik pergelangan Eun Woo Dan membawanya ke toko aksesoris di mall itu.

"Wah, bagus banget."

"Jen, kayanya ini gak ada yang termasuk di seleranya."

"Eh, maaf aku gatau."

Eun Woo terkekeh. "Gak apa, kita ke toko perhiasan aja."

Aku mengangguk setuju. Lalu aku dan Eun Woo menuju toko perhiasan.

"Beliin kalung deh Woo."

"Boleh-boleh."

"Inisialnya apa?" Tanyaku.

"Hmm, H."

"Oke, mba boleh minta kalung yang itu dan minta inisial H ya mba."

"Oke mba."

Aku melihat sekeliling toko itu, dan tersenyum karena desainnya bagus. Tapi aku langsung terdiam saat melihat seseorang yang familiar bagiku. Seseorang yang membuatku patah hati saat ini. Dia....

Kim Taehyung dan seseorang yang tak aku kenal.

→ AS I TOLD ←

HEHE

Aku update malam terus akhir-akhir ini karena banyak tugas. Maafin aja ya.

Kalau ada waktu luang aku update. Tapi kayanya bentar lagi ff ini bakal tamat karena emg ceritanya pendek gitu. Mungkin chapter depan atau masih beberapa chapter lagi.

Tungguin aja.

Thanks, VJ

AS I TOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang