Empat Puluh Delapan

117 30 4
                                    

"Ra, foto box, Yuk!"

"Engga mau!"

"Ayo lah, 'kan sudah berabad-abad kita ga ketemu."

"Lebay, lo." Chayra tidak memedulikan Tafila yang meminta foto bersama.

"Ra sekali deh, ya?"

Tafila menarik tali tas sling bag yang Chayra pakai. Hal itu membuat Chayra hampir tercekik.

"Engga mau."

"Sekali ya ... Ya?" pinta Tafila memelas.

"Ya udah, iya."

Chayra dengan terpaksa menuruti permintaan Tafila. Ya bagaimana lagi, memang sudah lama mereka tidak pernah foto bersama. Chayra memutar tubuh berniat kembali menuju sebuh tempat di mana foto box berada. Namun, langkah Chayra berhenti saat ia merasa Tafila tidak mengikutinya.

Ia membalik tubuhnya lagi. Didapati Tafila sedang berdiam masih pada posisinya. Chayra menghampiri Tafila yang tengah mengamati seorang cewek.

"La, lo ngeliatin siapa?"

Tafila menoleh Chayra dengan pandangan terkejut. Chayra memincingkan mata menatap ke arah Tafila memandang.

"Itu mantan lo bukan si, La?"

"Ha? Bukan nya mantan lo, Ra?" elak Tafila.

"Mantan lo, juga ada kali," protes Chayra. Chayra melangkah maju berusaha untuk memastikan.

Tafila melirik Chayra. "Eh apa lo cemburu, Ra?" ledek Tafila.

Chayra melotot, ia pun mencubit lengan Tafila. Membuat cowok itu merasa kesakitan.

"Apaan si, lo,"  titah Chayra.

"Iya, 'kan? Jangan bohong deh," tanya Tafila penasaran. Ia menyikut lengan Chayra.

"Sok tahu, lo!" Suara Chayra tidak suka. Ia meninggalkan Tafila sendiri.

"Jadi foto ga? Ga jadi gua tinggal!" pekik Chayra.

"E-eh, tunggu dong!"

"Lho kok gua ditinggal?"

***


"Ra ini bagus deh. Gua upload di Instagram, ya?"

Tafila terlihat bersemangat usai foto bersama dengan Chayra. Tetapi, seseorang yang diajak bicara hanya diam tidak bersuara.

Chayra menopang dagu. Pikirannya sedang melayang-layang tidak berada di tempat yang seharusnya. Manik mata Tafila pun beralih pada Chayra. Tafila menegakkan tubuhnya.

Sudah hampir satu jam mereka berdua terduduk disebuah kafe. Hujan masih turun dengan deras di luar sana. Membuat Tafila dan Chayra memilih udah lebih lama menghabiskan waktu di kafe.

Caramel Machiato pesanan Chayra yang tadinya mengepul panas, kini sudah mulai dingin. Lantaran yang memesan tidak kunjung meminumnya. Tafila tersenyum menatap Chayra. Ia menjentikkan jari tepat di wajah Chayra. Chayra terbangun dari lamunan.

"Ra, diminuman. Dingin nanti kalau ga di minum-minum," ucap Tafila.

Chayra pun melirik. Mengubah posisi duduknya. Chayra meraih Caramel Machiato, lalu meminumnya.

"Ra lo kenapa si, diam aja?" Chayra tersenyum tipis, lalu menatap Tafila.

"Ga apa-apa." Tafila tersenyum miring.

"Bohong! Ga apa-apa cewek adalah sebuah kebohongan."

Tafila menatap cewek dihadapanya itu. Mengusap tangan kanan Chayra berusaha menenangkan.

Story Of Chayra  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang