Awan kelabu mulai menutupi matahari, membuat seolah-olah bumi menjadi tempat yang paling suram. Cuaca Minggu di pagi ini sangat tidak bersahabat, kebanyakan orang memilih untuk berdiam diri saja di rumah.
Namun, lain halnya dengan Yeonjun yang pagi ini sudah berpakaian rapi. Celana jeans, kaos Turtleneck, dan cardigan itu terbalut rapi di tubuh Yeonjun, ia pun siap menikmati hari liburnya di pagi ini. Pintu kayu itu ia buka perlahan menimbulkan suara yang cukup berdecit, matanya melirik kesana kemari memastikan tidak ada keberadaan bapak penyewa disana. Dirasa aman, Yeonjun pun berjalan meninggalkan rumah dengan waspada.
Setelah cukup jauh dari area rumahnya Yeonjun pun berlari agar cepat sampai di halte, melihat waktu yang sudah mulai siang ia khawatir tidak akan sampai di halte sesuai jadwal. Namun untung saja Yeonjun sampai di halte beberapa detik setelah bus itu datang lebih dulu, ia pun langsung menaiki bus itu dengan tergesa.
Yeonjun mendudukkan dirinya dibangku belakang lalu ia meregangkan tubuhnya, merasa lelah setelah berlarian sepanjang jalan tadi.
Tiba-tiba saja bulu roma Yeonjun berdiri,ia pun tersentak kaget. Lalu ia tersadar ada seseorang yang baru saja duduk di sebelahnya, ia pun menoleh pada orang itu
"Oh maaf, apa aku mengejutkanmu?" tanya orang itu
"O-oh, emm... Tidak terlalu" balas Yeonjun gugup
Yeonjun berusaha menetralkan rasa bergidiknya itu namun tak berhasil. Ia sangat ingat orang yang di sebelahnya ini adalah orang yang datang ke cafe kemarin, dan orang ini juga yang membuat bulu roma Yeonjun bergidik. Hawa yang ada di sekitaran orang itu begitu membuat Yeonjun tidak nyaman, ia tidak paham kenapa orang ini bisa membuatnya sedikit kepanasan?
Yeonjun hanya berharap kalau bus ini akan cepat sampai ke tujuannya.
Tak lama bus itu sampai di pemberhentian kedua Yeonjun pun dengan segera turun dari bus itu. Namun hal mengesalkan terjadi, ternyata orang tadi juga turun di pemberhentian yang sama seperti Yeonjun.
Di seberang jalan sana terlihat Terry melambaikan tangan kepadanya, Yeonjun pun berniat udah menyebrang jalan. Namun, satu hal yang menjadi kendalanya. Yeonjun tidak terlalu pandai menyebrang jalan. Lagi pula selama hidupnya Yeonjun tidak pernah mengenal dunia luar, kesehariannya berdiam di sebuah mansion besar bak istana selama bertahun-tahun dan baru 2 minggu ini Yeonjun bisa meninggalkan tempat itu. Tentu saja, Yeonjun kabur dari sang Iblis yang mengurungnya itu.
Kini Yeonjun kebingungan bagaimana cara menyebrangi jalan ini, hingga satu tepukan pada bahunya membuatnya cukup terkejut
"Apa kau akan menyebrangi jalan ini?"
Yeonjun menoleh, "Oh.. Ah iya" ucapnya singkat
Orang itu masih orang yang sama dengan orang yang ada di bus tadi, tak dipungkiri seluruh tubuh Yeonjun kembali merasa tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebel
FanfictionJatuh cinta pada makhluk pendosa itu sebuah kesalahan. Tapi Soobin tidak bisa mengelaknya, dia begitu menarik. warn : - bot!yeonjun - bxb - mature content