Sebelum kalian baca chapter 3, ada baiknya baca ini dulu.
Nah, Sehun manggil Jimin baram, karena jimin itu gemesin, kek baram tteok, salah satu makanan tradisional korea. Di chap sebelum ini juga Sehun sempet panggil Jimin ini baram kan?
Sekarang Al kasuh tau. Baram tteok itu mirip mochi, isinya juga macem-macem.
Oh satu lagi, untuk kalimat full italic dan bold itu percakapan telepon yaa
Maaf udah tunda bacanya,
HAPPY READING YOU ALL—!
Mata Jimin masih setengah tertutup saat Hoseok menggoyangkan tubuhnya dengan tergesa. Penuda bersurai biru langit yang masih berantakan itu menatap teman sekamarnya dengan malas.
"Ungh—kenapa hyung?"
"Kau ini amnesia atau bagaimana? Kita ada rapat dengan Bang PD-nim!"
Spontan Jimin membuka lebar-lebar mata sipitnya. Mengucapkan 'jinjja' sambil berlari, kaki-kaki mungilnya dibawa menuju ke kamar mandi, meninggalkan handphone yang menampakkan notifikasi pesan di atas nakas.
Masih dengan rambut biru yang basah, Jimin keluar dengan tergesa. Mengamit celana jeans dan sweater hitam polos. Hoseok sudah tidak ada di sana. Mungkin terlalu panik sampai enggan menunggu di dalam kamar. Jemari mungilnya mengambil barang-barang yang sudah di luar kepala untuk selalu dibawanya.
"PARK JIMIIIIIN"
Seokjin mengaum,
Doakan Jimin selamat.
Mereka sudah berada di dalam van. Jin dan Jungkook yang sedang mengemil makanan ringan, Namjoon yang mendengarkan lagu, Yoongi yang masih setengah sadar, Hoseok yang menggumam entah apa, Taehyung yang sibuk bermain game, juga Jimin yang melamun menatap jalanan Seoul.
Mata sipitnya memindai apa saja yang mereka lewati dari awal Sejin menjemput mereka sampai saat ini. Ia terpaku sejenak. Menatap layar besar di atas pintu mall, yang menampilkan seseorang. Bertubuh tinggu dan berkulit pucat, mempromosikan salah satu merk snack rumput laut.
Entah kebetulan apa, van mereka berhenti karena lampu merah, membuat Jimin dapat melihat wajah tampan itu sepuas-puasnya.
Wait, tampan?
Tampan?
Tam—pan?
TIDAK
TIDAK
Jimin lebih tampan. Jauh. Sangat jauh dari Sehun. Pria berkulit pucat itu hanya sedikit lebih tinggi, maskulin dan—dominant.
Ah sial!
Ingatannya kembali pada malam itu. Ketika Sehun menggodanya di dalam lift, memojokkan tubuh mungil Jimin di pintu apartement, menciumnya ganas, damn—Jimin bahkan masih ingat bagaimana sensasi ketika lidah milik pria itu menjilati ceruk dan kejantanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard's Secret
Teen FictionJimin itu bajingan. Semua member BTS tahu benar soal itu. Pergi ke club, minum-minum, bermain wanita, dan melakukan semuanya seenaknya sendiri. Hanya dengan begitu kita semua tahu bahwa Park Jimin benar-benar seorang bajingan. Tapi ada satu kelemah...