Butt

4.2K 285 26
                                    

Pukk

“Hai sayang, bukankan kau merindukan tanganku?”

Plak

“AI THARN SAT! BERHENTI MEMEGANG PANTATKU SIALAN!”

Usai menampar Tharn  dan berteriak, Type segera berlari meninggalkan Tharn dan senyum konyolnya. Orang-orang sekitar hanya menatap mereka bosan, sudah sangat biasa.

“Ai Tharn, tidakkah kau bosan ditampar? Di tendang? Di pukul? Atau bahkan ketiganya yang kau dapatkan setiap hari?” Tum bertanya heran.

“Jika itu membuatku mendapatkannya kenapa tidak. Astaga tamparannya semakin membuatku jatuh cinta. Oh oh lihat pantat yang bergoyang itu oh sial junior ku berdiri,”

“RIP otak Tharn.” Keluh Seo diangguki Tum dan yang lainnya. Sedangkan Tharn telah lebih dulu meninggalkan mereka, ke toilet mungkin.

Sedangkan di loker ganti, Type terengah-engah usai melarikan diri dari Tharn. Bukan karena takut, karena biasanya Type akan menghajar Tharn paling tidak sampai bibir Tharn berdarah. Namun hari ini ia tak enak badan, suhu badannya sedikit naik.

Puk

“Ai Type? Kau ke kampus? Bukannya demam?” Tegur Techno yang ternyata mengejutkan Type.

Merasa aman karena yang menepuk bahunya adalah No, sahabatnya sendiri. Type pun menghela napas lega. Bersandar di dinding loker kemudian berkata, “Aku lupa mengumpulkan resume. Jadi terpaksa ke kampus. Dan aku selalu bernasib sial bertemu si cabul Tharn.”

“Dia memegang pantat mu lagi? Atau dada mu? Oh apakah kali ini penismu?”

Plak

Dengan geram Type menepuk kepala No, membuat No mengaduh yang tentu saja diabaikan Type.

“Penis dengkulmu! Dia menepuk pantatku. Sial kenapa ada orang yang terobsesi pada pantatku.” Keluh Type sembari mengelap keningnya yang bercucuran.

“Aku heran, kita sudah dipenghujung semester 4. Kenapa kau tidak menerimanya? Kau tentu tak sebodoh itu bukan tidak melihat dia mengganggumu karena menyukaimu.”

“Aku tak menyukainya. Lagipula juga kau kan tahu aku sudah bertunangan.”

“Yak betul! Kau bilang akan memberitahuku diakhir semester 4! Ayo beritahu sekarang??”

“Iya tidak sekarang, sebentar lagi kita latihan.”

Entah sejak kapan Type sudah berganti pakaian dengan pakaian latihan bolanya. Lalu keluar tanpa menunggu No.

“Ai Type tunggu aku!!”

SKIP TIME

Kelas music bersama Phi Dim sudah selesai. Semua sudah mulai berhamburan keluar untuk ke kantin atau sekedar mengisi perut mereka. Namun Tharn masih setia melihat keluar jendela, mengamati Type dengan pandangan yang eumm khawatir?

“Tharn ayo kekantin. Kami sudah lapar.” Ajak Lhong sembari menepuk bahu Tharn.

“Lapar lapar.” Sahut Tum.

“…”

Tharn tetap diam masih mengamati Type. Tum mengikuti arah pandang Tharn, kemudian berceletuk, “Kau berpikir untuk menganggu Type lagi?”

“…”

“Hei kawan, ini sudah semester 4. Dia tak akan mengubrismu.” Celetuk Lhong menyambung ucapan Tum.

“…”

"THARA KIRIGUN!" Tum berteriak tepat di telinga Tharn.

"Oi Sat! Tidak bisakah kalian memanggilku dengan normal?!" Ujar Tharn kesal sembari mengusap telinganya yang berdenging. Menatap kesal teman-temannya yang kini terbahak itu.

TharnTypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang