Part 1 Graduation?
Graduation?
Cuma momen terkucel bagi jomblo kaya gue, kampretWisudawati Jomblo-Luna
"Happy Graduation Kak Luna" peluk seorang adik kelas yang sangat dekat dengaku.
"Makasi Okta, buketnya bagus" melirik buket bunga flanel yang ada di tangan adik kelas bawel itu.
"Eh bukan buat elu kali Kak, maap maap" sahutnya sewot.
What?
Bukan buat gue
Terus gue cuma elu kasih pelukan unfaedah ini
"Lah elu datang ke gue cuma ngasih pelukan doang, terus buket bunga segede itu mau lu kasih ke siapa? " tanyaku ketus menyedakepkan kedua tangan di depan dada.
"Tu... " menunjuk seorang laki-laki yang mengenakan setelan jaz hitam dan rambut klimisnya itu.
"Bucin dah sampe mampus" ujarku dengan nada yang begitu kesal.
"hihi makanya jangan jomblo mulu, gue kesana dulu kak lun, mau nemuin my bebi hani teruwu byeee" dia melambaikan tangan tepat di depan wajahku, serta menjauh dariku.
Huh
Punya adkel gitu amat
"Cari cowok dah kak biar gak sendiri terus" teriaknya yang sudah agak jauh, ini sangat bikin aku ma-lu di tengah banyak orang begitu.
Kampret lu ta!
Sore ini cukup menggerahkan, aku yang tidak terbiasa menggunakan make up tebal berbulu mata palsu segala dan sekarang mengenakannya. Belum lagi setelan kebaya nyentrik berwarna merah hati yang aku kenakan. Rasanya muak.
"Apa gue pulang aja ya, toh juga acaranya sudah selesai" berbisik lirih tanpa lawan bicara.
Brengsek
Kalaupum pulang gue sama siapa
Kan gue dateng sama Aryo
Dia sibuk foto-foto mulu deh heran
"Lun, foto bareng yuk" sahut seseorang yang kini dia mendekatiku.
Eh bentar, kok wajahnya bercayaha atau mataku yang sliwer, ah siapa dia. Aku menepungkan alis dan menajamkan mataku padanya.
"Eh elu" sambungku setelah dia berada di depanku tepat.
Tak salah
Atau
Gue halu?
"Eh kok malah ngelamun, ayok foto," ajakannya membuyarkan lamunanku.
Aku tersenyum mendapatinya tersenyum kepadaku, hemm kenapa senyumnya begitu manis, ya Tuhan. Ops, tunggu, akupun mencubit sedikit bagian tanganku di balik badan.
Oh berati ini nyata
"Hayuk sini deketan dikitlah gausah canggung begitu" lagi-lagi dia memecah lamunanku.
"I-iya ya" dengan gagap menjawab lalu menggeserkan badan menuju badan cowok itu yang semampai tinggi melebihi tubuhku.
Satu pose
Dua pose
Ti-ga pose, oh tidak jadi. Kami hanya berfoto dua pose saja.
"Hari ini lu cantik lun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Married (Di Tinggal Menikah)
Novela JuvenilNothing Description Ora ono deskripsi Tidak ada deskripsi Baca saja hehe Happy Reading 💖