Part 3 Pembersih Make Up

1 0 0
                                    

Terkadang pintar otaknya nggak jamin juga pintar hatinya memanajemen perasaannya sendiri.

King Letoy-Aryo

"Aryooooooo jangan ngebut-ngebuuut gueee gapake helmmm" teriakanku dengan suara terbawa angin.

Jujur, aku tak mau mati konyol dan menjadi pemberitaan, mungkin kalo kami kecelakaan akan muncul pemberitaaan dengan judul Dua Siswa Tewas Terlindas Truk Setelah Wisuda Purna Siswa. Hih menggidik aku membayangkan hal-hal itu.

Baiklah, karena Aryo juga tidak menggubris perkataanku, aku lebih memilih memejamkan mata saja, kalau-kalau kami tertabrak, setidaknya aku mati dalam keadaan mata tertutup, jadi, nggak sempat deh ngeliat kondisi sekitar dulu. Holaaa.

"Turun! " suara Aryo membuatku membuka mata perlahan.

"Turun Luna! " ucapnya sekali lagi

"Kok udah nyampe? " setelah aku memastikan itu adalah rumahku dan aku masih menapakkan kaki di tanah kembali.

"Hih baru aja lulus lu udah bego parah gini, ampun! " respond Aryo setelah mendengar ceritaku tentang ketakutan memboncengnya.

Aryo turun dari motor dan melepaskan helmnya, membuka gerbang rumah yang tidak jauh dari aspal jalanan hanya bersekat selokan saja.

Emmm, iyaa, rumahku memang sederhana, tidak lebar-lebar ataupun besar bertingkat seperti rumah Aryo. Yang jelas keluargaku dan keluarga Aryo berbeda status sosial ya, tapi Aryo bukan orang kaya songong macam di tv tv, keluarganya juga baik terhadapku dan terhadap keluargaku. Pokoknya udah kaya besan aja haha. Aku teyhayuuuu.

"Mau minum apa? " tanyaku kepada Aryo yang sudah duduk di kursi teras tanpa dipersilahkan dulu.

"Air putih aja, tapi yang dingin, bukan dingin dari kulkas tap"

"Tapi pake es batu, siap tuan! " aku memotong perkataan Aryo dan masuk kedalam mengambil apa yang dia mau.

Tak menunggu lama aku keluar dan membawa apa yang Aryo mau.

"Uwuuu tau aja apa kebiasaan gue" menyerobot gelas berisi air putih dengan es batu itu dan menyeruputnya langsung

"Tiga taun lu selalu minta itu ke gue kalo di rumah, kalo nggak bikin cireng dong, masak bareng yuk, mana gue ngga apal tolol! " Gubris gue kepada Aryo yang permintaanya auto nyeleneh itu.

Aryo memang sering berkunjung kemari, sekedar melepas kesunyian di rumahnya, ataupun minta di bantuin tugas, atau sekedar curhat masalah ke fucek boy an king letoy itu, intinya dia sering kemari.

"Tante masih belum pulang lun? " tanyanya sambil melongok ke dalam.

"Ya lu liat sendiri, emak gue kalo udah pulang mana mungkin ngga nyambut gue gitu aja" Aryo mengangguk pelan sambil menikmati minuman hambarnya itu.

"Eh gue ganti dulu ya, lu tunggu sini, atau kalo laper masak aja sendiri di dapur, ah udah biasa lah lu" ujarku kepadanya

"Dah sono, udah macam jablay jalanan lu pake begituan"

"Bully teruuus sampe sukses" aku berlalu menuju ke kamar dan membereskan diri.

...

"Buset! Genderwo eh apa si ini makhluk" teriak Aryo setelah mendapatiku keluar dari kamar.

Aku tidak tau bentuk wajahku seperti apa sekarang, yang jelas, aku sedang berusaha membersihkannya dengan tisu basah.

"Sumpah lu bego banget Luna! " melihatku dengan penuh perasaan geregetan.

"Gue gak punya pembersih make up, bukannya gue bego letoy! " duduk di kursi teras menyebelahi cowok itu.

Dia bangkit dan pergi tanpa bersuara meninggalkan jam tangan dan helmnya di meja teras bersama dengan gelas kosong bekas airnya.

"Mau kemana lu toy!? " tanyaku memastikan

"Brisik lu luna!" tanpa menoleh sedikitpun

"Idih, orang nanya baek-baek juga, pergi lah sono" pokoknya emak-emak ghibah mode on.

9 menit kemudian

"Nih pake itu biar cepet bersih" melempar sebotol kecil cairan yang ada di dalam sebuah kantung plastik putih.

"Ehehehe makasiii king letoy tayangku"

"Gausah alay, panas kuping gue dengernya, lu pikir itu gratis! " berlalu masuk ke dalam rumah entah mau apa ngapain.

Tak ada respond apapun dariku yang langsung mengaplikasikan pembersih make up itu.Anteng, seperti bocil yang di kasih mainan baru huhu.

Beberapa menit kemudian, foundation, blush on dan sembarang kalir yang di muat satu nama make up itu bersih seketika. Aku berlalu masuk dan mencuci bersih mukaku di kamar mandi.

"Bersihkan? " tanya Aryo yang bersedekap mengarah ke arahku yang sedang berkaca di kaca kecil dekat kamar mandi.

"Udah letoy, buta lagi"sahutku ketus dan meninggalkannya menuju ke kamar mengambil sepeser uang dua puluh ribuan.

Aku kembali mendekat ke posisi Aryo tadi untuk mengganti uangnya yang sudah dia belanjakan pembersih make up untukku.

Dia sudah tidak ada disana, loh dia dimana ya. Aku menoleh menyelusuri bagian sebelah ruangan itu yang tak lain adalah dapur.

Terlihat dia belakang pintu kulkas yang terbuka dan nampak sedang mencari sesuatu.

"Nih, kembali empat ribu sembilan ratus rupiah" menyodorkan uang ke arahnya.

"Semurah itu?Lu udah ngabisin tenaga dan bensin gue, belum lagi malu sama mba-mba kasir yang nanyain buat apa gue beli pembersih make up" sambil menutup kulkas dan berdiri di hadapanku.

"Peritungan banget lu sama gue, gue usir dari sini puas lu" berjalan mengarah ke meja makan.

"Usir aja rumah-rumah tante juga,  bukan rumah elu! " jawabnya ketus sedikit membongkar fakta. Emm tapi iya sih haha.

"Udah-udah lu mau gue bayar pake apa? " maksudku melerai perdebatan unfaedah ini.

Perdebatan semacam ini memang sudah sering kali terjadi, so, aku sudah tidak begitu bereaksi apapun.

"Gue laper masak yuk"

Basi sih permintaannya, pokoknya makhluk itu kalo ngga minta masak bareng ya minta di bikinkan cireng, atau segelas air putih dengan es batu. Makhluk unik itu memang harus di pelihara sebaik mungkin kali ya.

"Masak apa? Itu di kulkas cuma sayuran doang, lu kan gak suka sayuran ijoo" gumamku sambil mengunyah biskuit yang ada di meja makan.

"Shoping ala emak-emak dong ayooooo" pintanya kepadaku seolah-olah aku ini emaknya.

Aku hanya menggeleng santai melihat si cowok king ketoy itu memperagakan gaya belanja emak-emak milenial.

Dasar letoy

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Left Married (Di Tinggal Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang