ɪ ɴᴇᴇᴅ sᴏᴍᴇᴅᴀʏ [ᴀᴍᴀɴᴇ × ʏᴏᴜ]

1.3K 136 38
                                    

Warning⚠Typo bertebaran gaes :")
.
.
.
.
.
.
.
Happiness Reading
_______________________________________

Prang

Bruk

Vas bunga berbahan batu itu terlempar ke dinding kamar

"DASAR ANAK TAK BERGUNA! KAU HANYA MEMPERMALUKAN KELUARGA!"
Bentak sang Ayah

Amane menatap Ayah nya sengit
"AKU TAK MINTA UNTUK DI LAHIRKAN, PAK TUA! KENAPA TIDAK BUNUH AKU SAAT AKU LAHIR HAH?!" Balas sang Anak tak kalah sengit

"Seharusnya kau bersyukur! Lihat Adek mu, walaupun jauh dari kami, dia--"

"JANGAN BANDINGKAN AKU DENGAN NYA! AKU BURUK, DIA BAIK, AKU BODOH, DIA PINTAR, AKU MENYUSAHKAN, AKU SAMPAH! AKU -- anak haram" Amane menangis di penghujung kata nya, tubuhnya bergetar, ia lelah di banding banding kan, Amane juga manusia, dia punya hati, punya perasaan, jangan salahkan dia berbuat hal yang mengundang masalah jika orangtua nya sendiri tak memerhatikan nya

Amane memang kerap kali membuat masalah di sekolah, ia sering balapan liar demi melupakan segala kesepian nya, dia sering minum, dia sering melawan orangtua, karena apa? KARENA ORANG TUA NYA SENDIRI YANG MEMPERLAKUKAN NYA SEPERTI BINATANG!

Sepenuhnya bukan salah Amane, ia hanya tidak tau mana yang benar mana yang salah. Karena tidak ada seorang pun yang mau menuntun nya, orangtua nya sekalipun

"Aku akan pergi, kalian tak perlu susah susah merawat ku lagi. Terimakasih. Kalian memang orang orang yang sangat baik, aku sangat bersyukur" Ucap Amane tanpa emosi sedikit pun, sangat datar, dingin, dan penuh dendam

Amane melangkahkan kaki nya meninggalkan kamar yang sudah ia tempati sejak kecil, sekarang mending dia keluar dari neraka ini. Tidak peduli jika nanti dirinya mati kelaparan di jalan, itu lebih baik daripada di pandang sebelah mata di rumah nya sendiri

Amane meninggalkan segala harta benda yang di beri orang tua nya, kecuali motor. Benda itu ia beli dengan uang nya sendiri, tentu saja dengan berjudi!

Amane adalah siswa SMA kelas 12 yang tak pernah di pandang oleh orang lain. Sayang sekali manusia selingan pangeran itu harus menerima hidup seberat ini

Amane melajukan motor nya menuju jembatan di tengah kota yang membelah sungai

Motor sport yang sering ia gunakan untuk balapan liar itu kini terparkir di pinggir jalan, ia turun dan berjalan menuju tepian jembatan

Angin malam menerpa surai hitam yang sedikit memanjang , dingin nya malam tak lagi terasa bagi Amane

Ia memejam kan matanya, menenangkan dirinya sendiri tanpa ada orang lain di sisi nya. Karena tidak akan ada orang yang tulus di dekat nya, semua nya palsu. Termasuk teman temannya, ah tidak, mereka tidak bisa di sebut teman

Kedua mata terpejam itu kini menitikkan air mata, terbukti bulir bening itu mendesak keluar dari ujung mata sipit nya

Air mata pun terjun bebas menyapa air sungai di bawah jembatan, tak ada yang tau betapa sakit nya anak ini selama ia menghembuskan nafas di dunia

Amane butuh seseorang yang tak akan mungkin pernah ada

Dada nya sangat sesak sekarang karena terlalu menahan dirinya. Ia menggigit bibir nya, mata nya enggan terbuka, tangannya memukul mukul dada nya sangat keras berharap hati nya membeku, berharap sakit itu lenyap, tapi ini semakin memburuk

ᴏɴᴇsʜᴏᴏᴛ || ʏᴜɢɪ ᴛᴡɪɴs × ʏᴏᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang