- 2

59 8 7
                                    

Mereka bertiga sekelas, lagi.

Benar, Asano Gakushuu, Yuuki Arisa, dan Rora Rosellie disatukan dalam kelas yang sama: 1-A. Bonusnya—Gakushuu tidak tahu harus merasa jengkel atau tertantang—sebuah fakta yang luar biasa, Akabane Karma juga dinyatakan sekelas dengan mereka.

Gakushuu langsung mengambil tempat duduk paling depan. Arisa dengan suka hati menduduki bangku dekat jendela, dan Rora sendiri ada tidak jauh darinya.

Tidak sulit bagi Gakushuu untuk mengatur jalannya kelas baru tersebut, dan sesuai dugaan, ia langsung dipercaya untuk menjadi ketua kelas. Aura kepemimpinannya menguar, diskusi kelas mengenai susunan pengurus inti pun berlangsung dengan lancar.

Arisa, yang telah ditunjuk sebagai sekretaris kini tengah menuliskan nama-nama pengurus kelas beserta jabatannya di papan tulis. Gadis itu memandang ke deretan huruf yang berjajar di hadapan, kemudian menoleh, “Yang terakhir, kurang bendahara kedua.”

Tidak ada murid yang berniat mengangkat tangan. Beberapa di antaranya justru saling pandang, atau menyebut nama yang sekiranya cocok dengan posisi tersebut. Gakushuu berdiri di tempatnya, mendengarkan dan menampung usul-usul yang ada, namun tidak ada yang tampak berniat memenuhi posisi tersebut.

Pandangan si tunggal Asano kemudian tertuju pada Rora Rosellie yang sedari tadi hanya diam di bangkunya. Ekspresi wajah gadis itu menunjukkan bahwa ia tidak tertarik untuk sekadar usul, namun hari itu, untuk yang kedua kalinya, mata mereka bertemu pandang.

“Rosellie-san, mungkin kau mau?” Gakushuu memberi tawaran—tidak sekadar guna menutupi sedikit rasa kikuk yang sekilas muncul, namun juga karena ia merasa cukup bisa mempercayai gadis yang telah satu kelas dengannya selama tiga tahun di SMP Kunugigaoka itu.

Ada jeda sebentar. Rora tetap diam di bangkunya, namun ekspresinya tampak menimbang-nimbang. Hingga akhirnya, gadis itu pun memberi anggukan singkat.

Ada kelegaan yang timbul di dalam diri Gakushuu. Lengkap sudah. Ia kemudian berbalik menghadap papan tulis, memperhatikan Arisa yang kini menuliskan nama sang sahabat di posisi bendahara kedua.

Gakushuu sama sekali tidak tahu, bahwa garis tipis senyum kini hadir di wajah Rora, pelepasan dari secercah rasa senang lantaran pemuda itu telah mengajaknya bicara, meski hanya sesaat saja.

jumping heart ⋮ shuuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang