- 1

76 9 3
                                    

Upacara tahun ajaran baru SMA Kunugigaoka sesaat lagi akan dimulai. Asano Gakushuu, putra dari pemilik yayasan sekaligus sosok yang akan mewakili angkatan barunya dalam berpidato, tampil rapi dengan seragam lengkap layaknya murid-murid yang lain. Satu atribut tambahan berupa ban kain tampak melingkar di lengan kanan bagian atas, penanda bahwa ialah sorotan utama dari sekian banyak anak-anak baru di pagi ini.

Gakushuu melempar pandang pada sepupunya, Yuuki Arisa. Gadis berambut hitam yang sedari tadi berdiri persis di sampingnya mungkin sadar apa maksud tatapan dari sang kakak sepupu, karena ia langsung melukis senyum, “Tidak apa-apa, Shuu-nii persiapan saja. Aku cari tempat duduk dulu, ya.”

Mereka kemudian berpisah. Gakushuu beranjak menuju deretan kursi paling depan, tempat di mana keempat anggota Five Virtuosos yang lain berkumpul. Sakakibara Ren memberi isyarat agar pemilik mahkota pirang stroberi itu duduk di sampingnya, dan Gakushuu mengiyakan saja.

Upacara dimulai, rangkaian kegiatan berlangsung sebagaimana semestinya. Hingga sebuah suara akhirnya mengumumkan, “Selanjutnya, sambutan dari perwakilan murid baru.”

Asano Gakushuu bangkit berdiri, lantas melangkahkan kaki untuk naik ke podium. Netra violet menyapu rata seluruh hadirin yang ada, dan setelah memberi salam hormat, ia pun mulai bicara. Tak bisa dipungkiri, karisma dan aura milik putra Asano Gakuhou memang memikat. Pembawaan sosoknya begitu mengesankan, masih ditambah pula dengan paras tampan menawan—hei, berapa banyak kira-kira hati yang langsung tertarik pada dirinya?

Begitu pidatonya selesai, tepuk tangan langsung membahana. Gakushuu mengumbar senyum tanda puas, kemudian turun dari podium. Sahabat-sahabatnya menyambut dengan acungan jempol. Ia menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang, bertemu pandang dengan Arisa yang mengarahkan huruf V lewat jari tengah dan telunjuk padanya. Gakushuu tampak langsung membalas senyuman itu. Arah pandangnya kemudian bergeser sedikit, dan begitu bertatapan dengan gadis yang ada di sebelah Arisa, rasa terkejut mendadak menyelimuti benaknya.

Gakushuu memang berpikir, bukan mustahil jika mereka satu sekolah lagi. Ia sendiri juga tidak terlalu memusingkannya, sebab sibuk dengan persiapan tahun ajaran baru di SMA. Lagipula, Arisa juga tidak bilang apa-apa. Yang Gakushuu tahu, sahabat dekat adik sepupunya, gadis bermata biru yang telah menghabiskan tiga tahun di SMP bersama mereka itu berpeluang untuk ambil studi di luar negeri. Mungkin karena kebenarannya masih abu-abu, Arisa sama sekali tidak angkat suara.

Akan tetapi, yang duduk di samping adik sepupunya memang benar gadis itu. Tidak salah lagi.

Untuk sesaat, bahkan mungkin tanpa disadari oleh pemiliknya sendiri, debar jantung Gakushuu terasa melonjak tanpa kendali, terlebih tatkala senyum tipis melengkung di bibir Rora Rosellie.

jumping heart ⋮ shuuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang