4. Malu-malu

1.3K 130 17
                                    

Bright terlihat sedang celingak-celinguk di depan pintu kelas win, memutar pandangannya mencari dimana sosok Win yang sedang ia cari, dan menemukannya. Win pun balas menatap bright dengan wajah konyol nya karena kaget, dan tiba tiba saja teriak teriakan riuh terdengar karena rata rata semua orang di kelas itu menjerit melihat Bright, cowok tampan yang sedang berdiri tepat di depan pintu kelas mereka hingga sang dosen menggelengkan kepalanya sambil memaklumi, karena menurut dosen wanita itu Bright memang sangat tampan. Jadi wajar saja jika banyak orang yang menjerit saat bertemu dengannya.

Tak lama kemudian, kelas di bubarkan dan win segera bersiap lalu menghampiri bright

"Kak ngapain sih jemput kedepan kelas segala."

"Gapapa dong, kan pengen liat kamu kalo lagi belajar kayak gimana."

Wim cemberut. "Yaelah kak, lo tuh ya."

"Anak anak kelas kamu berisik banget, kayak baru pertama kali liat cowok ganteng aja." Ucap bright dengan entengnya.

"Ya ampun, narsis sekali sih." Win memutar matanya dengan malas. Dan mereka jalan beriringan.

"Mau ke kantin dulu gak win? Aku pengen rasain makanan di kantin fakultas kamu nih."

"Oke. Tapi traktir." Dan Bright mengangguk, membuat wajah win berbinar.

"Kalo gitu, makannya jangan di kantin deh. Di luar aja yuk."

"Aku ngikut kak Bright aja deh,kan aku dibayarin."

"Yaudah yuk." Kemudian mereka masuk kedalam mobil Bright, dan pergi menuju tempat tujuan mereka.

Beberapa menit di dalam mobil yang penuh dengan keheningan, dan akhirnya bright berusaha berbasa-basi untuk mencairkan suasana.

"Win, mamah kamu asik juga ya."

"Hehe iya kak."

"Gausah panggil ka dong, aku kan bukan kaka kamu." Bright berbicara dengan nada lembut. Dan itu membuat Win berdebar tak karuan.

"Ga sopan kalo ga panggil kak." Jawab win.

"Sopan kok, kan aku yang minta."

"Terus aku panggil apa dong?"

"Panggil Bright,Bri juga boleh."

"Aku panggilnya Kak Bri aja deh ya."

"Seenaknya kamu aja win, Kalo mau panggil sayang juga boleh." Goda bright yang membuat win menunduk malu menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.

"Ihh kak Bri mah ngadi-ngadi banget." Jawab win malu malu.

Bright terkekeh. "Kamu kan udah lucu ya Win, terus lucu nya malah makin nambah kalau kamu malu malu kayak gini Win. Aku serius. Gemes banget pengen ngetekin kamu." Bright lagi lagi menggoda Win

"Masa di ketekin sih kak?"

"Ya abis, kalau aku bilang mau pelukin kamu pasti tambah malu. Nanti pipi kamu tambah merah Win."

"Ga di ketekin juga dong kak." Win cemberut.

"Iya ga di ketekin. Aku cium aja deh mau ga? Haha."

"Kak jangan kayak gitu." Jawab win sambil menutupi kedua pipi merah nya itu dengan kedua tangannya.

"Tuh kan, kamu blushing." Bright tertawa puas, lain dengan win yang cemberut dengan tangan yang masih menutupi kedua pipinya yang merah.

******

"Kak Bri, makasih ya udah di traktir." Setelah berbicara seperti itu bergerak keluar dari mobil bright.

"Kak nanti pulangnya hati-hati ya. Jangan ngebut ya." Win memperingati.

"Iya win, aku balik ya. Salam sama mamah. Sorry ga mampir."

"Oke kak."

"Nanti kalau aku udah sampai, aku kabarin ya Win."

"Iya kak. Hati-hati ya."

"Bentar deh,,"

"Kenapa kak?"

"Ada yang ketinggalan."

"Barang kak Bri ketinggalan?"

"Bukan, hati aku ketinggalan. Kan setengah nya di bawa kamu." Bright tertawa.

"Ihh kesel sama kak Bri. Udah ya aku mau masuk aja." Win berlari pelan meninggalkan bright yang masih tersenyum melihat tingkat win yang malu-malu itu.

"Win aku balik. Byee." Teriak bright, dan win pun hanya melambaikan tangannya tanpa menengok kebelakang, karena ia malu sekali. Mungkin wajah nya sudah seperti kepiting rebus sekarang.


*****


"Cie ciee adek, muka kamu merah banget. Abis pacaran sama cowok ganteng ya." Ledek mamah saat win baru saja membuka pintu rumah mereka.

"Ih mamah ngintip ya?"

"Mamah ga ngintip win, mamah cuma memantau."

"Sama aja mah, udah lah win mau ke kamar capek."

"Capek abis ngapain sih, masa pacaran capek."

"Aku tuh belum pacaran mamah."

"Oh belum ya, berarti sebentar lagi pacaran tuh dek." Ledek mamah win.

"Mamah mah, sama aja kayak kak Bri ngeledek aku terus." Kesal win.

"Yaudah atuh, mamah doain biar cepet cepet pacaran. Pokoknya mamah mah mau yang terbaik buat adek."

"Mahhhh, win malu." Teriak win frustasi.

-

TBC.

Masih ada yang nungguin ga sih? Gue up pendek2 dulu aja deh yaaa, biar makin greget. Luv u


Everything Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang