"Kyun."
Changkyun noleh dan ternyata Jooheon nyusul dia.
"Kenapa?"
"Aku... minta maaf."
"Untuk?"
Jooheon ngehela nafas. "Semuanya."
"Oh, iya gue maafin."
Ya gitu lah, Changkyun udah ikhlas. Namanya juga manusia, pasti pernah khilaf kan? Lagian Changkyun juga gak pengen nambahin musuh.
"Kyun."
"Ya?"
"Kalo... misalnya aku ajak kamu balikan... kamu mau gak?"
***
"Kenapa tiap ketemu kakak, muka kakak selalu kusut gini sih? Banyak utang ya kak?" Goda Chan. Mereka ketemuan di kantin fakultasnya Changkyun soalnya Chan gak mau kalo Changkyun jalan jauh-jauh ke fakultasnya.
"Chan..."
"Iya kak?"
"Jooheon ngajak balikan."
Chan diem. Dia baru aja berjuang, kenapa pula Jooheon harus ngajak balikan secepet ini?
"Terus... kakak jawab gimana?"
Chan harap-harap cemas, karena jawaban Changkyun ini mempengaruhi semuanya.
Kalo Changkyun langsung nolak, berarti Changkyun udah ngelupain Jooheon.
Kalo Changkyun minta waktu buat mikir, berarti di hatinya Changkyun masih ada Jooheon.
Kalo Changkyun langsung nerima, berarti udah gak ada kesempatan lagi buat Chan, kecuali kalo JooKyun putus lagi.
"Aku minta waktu buat mikir."
Dan ternyata opsi kedua jawabannya.
"Kakak ragu?"
Changkyun ngangguk. "Aku... gak mau nyakitin kamu Chan."
Chan senyum kecil. "Aku... gapapa kak. Ya meskipun sakit sih, tapi kalo hati kakak milih dia, aku bisa apa?"
Changkyun gelengin kepalanya pelan. "Kasi aku waktu buat mikirin semuanya ya? Kamu... mau kan nunggu aku?"
Chan ngangguk terus ngusap kepalanya Changkyun.
"Kakak pikirin semuanya baik-baik, aku bakal nunggu kak."
"Makasih Chan."