Part 4

14.5K 1.2K 1.3K
                                    

Sorry for typo!!!!

Happy reading!!!!

~~~~~~~~~~~~~~~

"WOY JANGAN GITU DONG! CURANG ANJIRRR!!"

"EH ELO JUGA CURANG YA MON MAAP!!"

"ENAK AJA MAIN NGATAIN GUE CURANG!"

"FAKTANYA EMANG GITU!"

"Mereka main PlayStation yg kerja bukan tangan tapi mulut." Ujar Rayhan yg sudah jengah dengan kelakuan kedua sahabatnya itu.

"Biarin aja kali Ray. Biar mereka bahagia dikit." Fildan langsung mendudukkan dirinya di samping Rayhan.

"Iya juga sih, kan mereka gak pernah bahagia."

"RAY TEMEN LO RESE NIH! USIR GIH!" Teriak Gio yang sedang berebut tempat dengan Hasan.

"Prita gue minta cemilan dong! Masa tamu dateng gak dikasih apa-apa?" William menendang kecil kaki Prita.

"Ambil aja sendiri. Lagian juga udah biasa kan Lo pada main nyelonong masuk ke dapur."

"Kan sekali-kali gue tuh mau berubah jadi orang baik gitu."

"Ck. Iya gue ambilin." Prita pergi menuju dapur.

"SEKALIAN SAMA MINUM YA!" Teriak William sebelum Prita menjauh.

"IYA NTAR GUE KASIH AIR BEKAS CUCI PIRING!"

"Njir dipikir gue apaan kali ya?" Gerutu William.

Ding! Dong!

Bel rumah berbunyi ketika mereka sedang asik berdebat.

"Siapa tuh?"

"Bentar gue buka dulu." Rayhan berjalan menuju pintu.

Cklek!

Rayhan bingung melihat ada wanita dan pria didepannya.

"Maaf kalian siapa ya?"

"Keenan..."

Ia mengernyitkan dahi heran. Kenapa sejak kemarin mereka memanggil dirinya Keenan?

Mata wanita itu berkaca-kaca, sedangkan pria yang ada di sebelahnya hanya menatap Rayhan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Grep!

"Eh!"

Wanita itu memeluknya erat.

"Keenan hiks... Ini Mommy sayang."

"Mommy...?"

Della melepaskan pelukannya dan menatap Abraham.

"Kau lihat sendiri kan? Dia Keenan! Putra kita! Sejak awal aku sudah merasa bahwa ia masih hidup." Abraham masih diam.

"WOY! RAY! SIAPA TAMUNYA? AJAK MASUK! JANGAN DIJEMUR DILUAR!" Teriakan Prita membuat ketiga orang itu menoleh.

"IYA-IYA! CEREWET BANGET SIH JADI CEWEK!" balas Rayhan tak kalah kencang.

"A-ayo masuk dulu."

Della dan Abraham masuk kedalam rumah mengikuti Rayhan.

"Silahkan duduk."

"Bibi!"

Tak lama seorang wanita yang umurnya sekitar 38 tahunan datang.

"Tolong bawain minum sama makanan ya Bi."

"Oh iya den."

"Selanjutnya hening. Hanya suara ribut-ribut teman-temannya yang terdengar.

"Kalo saya boleh tau, kalian siapa ya? Terus kenapa kalian dateng ke sini? Maaf soalnya Bunda sama Ayah lagi pergi. Jadi-"

KEENAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang