"Felix, yang ini udah matang?" tanyaku.
Felix menoleh, "coba ditusuk pake tusuk gigi dulu. Kalo masih lembek berarti belum matang," jawabnya. Aku mengambil tusuk gigi dan menancapkannya di adonan kue yang sedang dikukus. Belum matang ternyata.
Tiba-tiba aku teringat perkataan Ayah kemarin, yang Ayah bilang, "udah lama Felix nggak datang kesini."
"Oh iya, Lix, aku mau nanya sama kamu," kataku.
"Apa?" tanya Felix dengan suara deep-nya yang lembut.
"Kata Ayah dia kangen sama kamu. Kamu udah mulai jarang main kesini. Ayah nanya kamu gak apa-apa kan?" tanyaku hati-hati. Aku takut Felix tersinggung.
"Ah, nggak, aku gak apa-apa. Aku cuma sibuk belakangan ini," jawab Felix sambil tersenyum. Sorot matanya seperti tidak yakin. Tapi aku berusaha untuk percaya padanya.
"Hmm... okay," jawabku membalas senyumannya. Kemudian aku ikut membereskan peralatan bekas membuat kue bersama Felix.
"Besok mau ikut aku gak?" tanya Felix di sela-sela kegiatan mencuci piring kami.
"Kemana?"
"Vivid Sydney. Tiba-tiba aku pengen kesana bareng kamu," ujar Felix sambil menatapku. Tanpa pikir panjang, aku mengangguk. Lagian sekarang sedang liburan awal musim dingin. Tidak ada salahnya kan jika pergi berlibur?
"Mau pergi jam berapa?" tanyaku kemudian.
"Nanti aku kabarin deh. Aku juga besok mau ke suatu tempat dulu."
"Hah? Kemana?"
Wajah Felix seperti mengatakan, "ups, aku keceplosan," tetapi setelah itu dia hanya menjawab, "nggak tahu."
"Kok nggak tahu?" tanyaku lagi. Maaf, aku ini memang kepo orangnya.
"Mamaku yang ngajak. Aku nggak tahu mau kemana," sahut Felix. Kemudian ia mengecek kue yang sedang dikukus tadi. Sudah matang.
"Ayo makan bareng-bareng. Aku potongin dulu kuenya, kamu tolong panggilin ayah dan bunda kamu ya," kata Felix. Seperti terkena hipnotis, aku langsung menurut dan melaksanakan perintahnya.
❄ ❄ ❄

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine✓
Fanfiction↬ft. Lee Felix ❝Terima kasih untuknya, laki-laki teristimewa yang pernah datang di kehidupanku. Ia adalah sinar matahariku di tengah musim dingin.❞ ©jeudicalme, 2020 (short story, completed)