1. First Meet

122 78 154
                                    

“Kriiiing” “Kriiiing” “Kriiiing”

 suara jam weker yang terdengar begitu nyaring sama sekali tidak membuat sang pemilik kamar terbangun. Tanpa membuka matanya, ia lebih memilih untuk menggapai jam yang berada tepat di nakas samping kasurnya agar berhenti berdering lalu Kembali melanjutkan tidur paginya dengan tenang.

Hingga  akhirnya pintu kamarnya terbuka dan menunjukan seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di ambang pintu. Pria tersebut mendekat kearah seseorang yang tengah tertidur di atas Kasur dengan selimutnya. Perlahan pria tersebut menarik selimut yang menggulung Wanita itu.

Sontak saja Wanita tersebut kaget dan membuka matanya lebar lebar sambil sesekali ia mengucek pelan matanya, memastikan siapa orang yang berani mengganggu tidur paginya yang begitu indah.

“Ayaaaah? Ayah ngapain siiii?” ucap Wanita tersebut dengan suara seraknya khas orang baru bangun tidur

Pria tersebut mengerutkan dahinya, menampilkan wajah yang bingung dan  di lanjutkan dengan menggelengkan kepalanya pelan menandakan heran terhadap apa yang baru saja ia lihat dan ia dengar.

“Kamu ga liat ini sudah jam berapa unaaa? Emangnya kamu ga sekolaaah?” tanya tuan forte sambil menekankan kalimatnya.

Sedetik kemudian Aruna mengambil jam weker yang tadi ia letakan Kembali di nakas setelah berhasil mematikan suaranya yang nyaring.

“YAAMPUN AYAAAH, AYAH KOK GA BANGUNIN UNAAA?!” Aruna berteriak kaget dan tanpa menunggu jawaban apapun dari sang ayah, ia segera turun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.

Tuan forte Kembali menggelengkan kepalanya heran melihat putrinya yang sudah tumbuh begitu besar namun memiliki  sifat yang masih seperti anak anak.

*****

Berbeda dari Wanita lain yang biasanya akan butuh waktu lama untuk Bersiap siap, dengan waktu 20 menit Aruna sudah terlihat begitu rapih dengan seragam dan sepatunya. Tanpa harus merias wajahnya dengan bedak maupun make up lainnya, Aruna sudah terlihat begitu cantik dan manis.

Karena kulitnya yang putih, rambutnya yang cukup Panjang selalu ia kuncir, alisnya yang tebal, dan matanya yang berwarna coklat terang sudah cukup membuatnya terlihat cantik natural.

“Una berangkat dulu ya ayah, bundaaa” Ucap Aruna tergesa-gesa sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

“Kamu ga sarapan bareng duluuu?” Tanya sang bunda yang sudah tidak heran melihat putrinya seperti tergesa-gesa.

“Ngga bunda, una udh telat” Jawab Aruna yang langsung membalikan badannya dan berlari menuju garasi.

Melihat hal tersebut, Rasi(sang Bunda), segera mengikuti Aruna ke arah garasi, dan meninggalkan sang suami seorang diri di meja makan.

“Una berangkat dulu ya bund, babaaay” Ucap una yang kini sudah menumpaki motor vespa berwarna hijau mint yang kakaknya berikan pada saat ulang tahunnya.

Benar, Aruna memiliki seorang kakak perempuan yang kini sudah bekerja di luar negeri, tepatnya di Prancis. Kakaknya hanya akan pulang Ketika mendapatkan cuti yang hanya sekitar dua sampai tiga kali dalam satu tahun, terkecuali apabila ada hal darurat yang harus ia hadiri di Indonesia, barulah ia bisa pulang.

Aruna ForteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang