1

45 3 4
                                    

"Gue lulus gyus"
Pemuda tampan kray berlari dari ruang guru ke arah ke tiga sahabatnya.

"Biasa aja lo, seneng banget kayak menang lotre"
Wahyu ngelantur dan menarik paksa ijazah yang ada di tangan kray.

"Masih tinggian nilai gue kemana mana kali"
Ucap wahyu sombong.

"Astagfirullah pak ustad, gak boleh sombong gitu dong, nanti masuk neraka lo"
Ledek lala yang pas berdiri di samping nya.

"Diem lo la, gue gak mau ya lo panggil gue ustad lagi"
Ancam wahyu.

"Lah, elo kan pengen jadi ustad, lala gak salah dong"
Ucap risa yang baru nimbrung.

"Lo lagi ikut ikutan, gue tampol bonyok lo pada"
Ucap wahyu sambil menggertak ke empat cakrawala itu.

"Emang nilai lo berapa sih kray?"
Tanya risa, menarik ijazah itu dari tangan wahyu.

"Berapa berapa?"
Ucap lala yang tak mau ketinggalan.

"Bagus sih nilai lo?"
Ucap lala memuji.

"Tapi masih bagusan nilai gue"
Ledeknya.

"Lo bilang gak boleh sombong, lo sendiri sombong"
Ucap wahyu kesal.

"Gue gak papa kali, gue kan gak ustazah"
Jawab lala menyindir wahyu.

Sedangkan wahyu hanya diam tak meladeni gadis yang membuatnya jengkel itu.

"Kita mau SMA dimana ya?"
Tanya wahyu pada sahabatnya.

"SMA MERAH PUTIH aja gimana?"
Usul lala.

"Ya elo mah pasti keterima, gimana nasib gue"
Ucap kray melihat sedih ke arah ijazah nya.

"Udahlah ngapain bahas itu sekarang sih, udah yuk makan makan"
Ajak risa pada ke empat sahabatnya.

"Iya nih laper gue"
Ucap wahyu nimbrung.

"Ini kan hari terakhir pake seragam putih biru, gimana kalo kita rayain"
Usul risa.

"Lah tadi lo ngajak makan, gimana sih lo"
Ucap lala heran.

"Nanti aja makannya, kita rayain dulu"
Usul risa.

"Ngerayain apaan?"
Tanya lala.

"Gimana kalo, mandi sungai aja gue dah lama gak nyebur"
Pinta kray pada teman temannya.

"Gue sih mau aja, gimana lo pada mau ikutan kagak"
Ucap wahyu menujuk ke arah lala dan risa.

"Gak"
Ucap risa.

"Ah gak asik lo pada"
Rengek kray kepada teman perempuannya.

"Gak bisa nolak"
Ucap risa dan lala bersamaan.

Mereka berempat pun pergi menuju parkiran sepeda untuk menuju sungai.

"CAKRAWALA"
Teriak wahyu.

"Berangkat"
Ucap mereka bersamaan.

Mungkin orang yang melihat mereka keheranan dengan aksi terikan teriakan dari empat sejoli itu.

********

"HUAAAAAAAA"
Ucap kray merentangkan tangannya di pinggir sungai.

"Kayak gak pernah liat sungai lo"
Ucap risa ledek.

Tanpa ancang ancang kray langsung nyebur menggunakan seragam putih biru nya.

Kemudian di susul oleh wahyu dan dua perempuan yang tersisa.

"Siapa yang berani loncat dari atas jembatan sono, jadi ketua geng kita"
Ucap wahyu kepada tiga sahabatnya.

Keempat cakrawala langsung menuju jembatan yang di maksud oleh wahyu.

"Lah semuanya pengen jadi ketua"
Tanya banyu.

"Gak ada ketua ketuaan, karena kita semua"
Teriak risa kepada ketiga sahabat nya.

"CAKRAWALA"
Ucap mereka serempak.

Mereka pun melompat dari jembatan bersama sama sambil menyebutkan slogan mereka.

"Cakrawala"

********

"Lo pada masih basah gak"
Tanya kray kepada ketiga sahabat.

"Ya masih la, kan habis nyebur"
Celetuk wahyu.

"Kenapa sih kray"
Tanya lala.

"Kalo makan bakso boleh gak basah basahan gini"
Tanya kray.

"Gak ada aturannya, makan bakso harus kering, aturan nya itu makan bakso harus bayar"
Jawab risa.

"Iya juga ya"
Ucap kray menggaruk kepala nya.

"Ngapain lo pada bengong, ayo buru makan bakso"
Ajak risa yang sudah meninggalkan mereka lebih dulu

"Yeee, main ninggalin aja tuh anak"
Ucap lala kesal.

"Buruan"
Suruh risa berteriak.

Mereka pun menuju warung bakso dan memilih milih menu untuk beberapa saat.

Saat mereka tengah asik memakan bakso masing masing, tiba tiba kray ijin ke toilet.

"Gue toilet bentar"
Ucap kray pada ketiga sahabatnya.

"Gyus buruan makannya, kita tinggalin kray, biar dia yang bayar"
Usul lala.

"Bener juga"
Ucap wahyu.

Ntah setan dari mana mereka makan secepat kilat apa jangan jangan gak di kunyah kali ya.

Mereka pun siap dengan makanan mereka.

"Mbak yang bayar temen saya yang di toilet"
Ucap risa kepada mbak mbak bakso.

Mereka pun langsung capcus menaiki sepeda masing masing.

Tak lama kray keluar dengan muka melongonya.

Dia mencari keberadaan ketiga sahabatnya.

"Lah mereka kemana?" Batin kray.

"Mbak temen saya tiga orang yang tadi duduk disini mana yah"
Tanya kray kepada mbak mbak bakso itu.

"Udah pergi, mereka bilang kamu yang bayar baksonya"
Jawab mbak itu.

Kray pun melihat ke arah luar tinggal sepedanya sendiri yang bertengger di luar.

"Dasar temen biadab" batin kray.

"Ini uangnya mbak"

Kray pun langsung keluar dengan ekspresi marah.

Sedangkan tiga sejoli lainnya sudah menunggu kray di persimpangan sambil tertawa ngekeh.

Tak lama kray datang dan memberhentikan sepedanya tepat di depan mereka.

"Ehh kaleng rombeng lo pada, ngerjain gue seenak udelnya aja"
Ucap kray memaki ketiga sahabatnya.

Sedangkan mereka bertiga tak henti hentinya tertawa.

"Udah udah, sakit perut gue"
Ucap lala untuk menghentikan aksi tawa tiwi mereka.

"Maafin kita ya, bang kray, janji deh kita bakal ngulangin lagi"
Ucap risa memelas tapi ngawur.

"Apa lo bilang, lo ngulangin lagi?"
Tanya kray kesal.

"Yee kan duit lo bajibun kray, masak traktir bakso 3 mangkok aja bikin keluarga lo bangkrut"
Ucap wahyu membela diri.

"Kalo lo pada bukan temen temen gue, udah gue perkedel lo pada"
Katanya marah.

"Ye ye ye bang kray baik, maacih ya bang kray udah traktir baksonya"
Ucap risa seperti anak kecil.

"Najis banget gue denger lo ris, jijik gue sumpah"
Ucap kray meledek.

"Udah udah, lo pada kagak mau balik, gue duluan ya, mau bantuin bunda soalnya"
Ucap lala dan pulang meninggalkan mereka yang masih berada di pinggur persimpangan.

"Hati hati lo"
Ucap wahyu.

Lala hanya mengangkat tangannya tanpa menoleh.

"Yaudah deh gue balik juga"
Pinta risa.

Akhirnya mereka berempat pun berpisah di persimpangan itu menuju habitat masing masing.





CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang