Bian sedang berada di kamarnya.
Bersandarkan dinding membuka kembali buku usang yang dulu ia temukan di perpustakaan."Pengorbanan adalah hal paling baik,rela hilang demi kebahagiaan yang lain"
"Akan ada hukuman ketika takdir diubah"
"Selalu ada akhir bahagia meski kita telah berkorban".
Bian membaca lembar demi lembar buku itu.Ia berfikir apakah suatu saat nanti ada kejadian mendesak mengharuskan ia berkorban dan menghilang.Bian terlanjur membaca buku ini si pembaca akan terikat dengan buku ini.
-----
Hari hari Bian di jalani seperti biasanya.Duduk dikelas menikmati cahaya matahari menghangatkan dirinya.Sudah seminggu ini ia jarang bertemu dengan Geana akhir akhir ini entah kemana gadis itu.
Pernah Bian datang kerumah Geana hanya untuk memastikan bahwa Geana baik baik saja tapi tidak ada dirumahnya.
"Entah kemana gue belum pernah denger suara hatinya juga..terakhir pas dia kaget di koridor waktu itu.."gumam Bian dalam hati mengingat Geana hanya seorang diri tanpa keluarga.
--------
Bian berjalan di trotoar sekedar menikmati udara malam hari jalanan yang sepi hanya semilir angin menemani setiap langkahnya.
Mengenakan hoddie putih dan celana navy berstrip putih menenteng buku usang bersampul merah berjalan entah kemana intinya menikmati malam hari.
Di ujung jalan besar ia mendapati mobil melaju dengan ugal ugalan nampak si pengemudinya sedang mabuk.Orang orang disana mulai was was khawatir jika tiba tiba saja mobil itu akan menabrak orang lain.
Didepan sana seorang perempuan berjalan sempoyongan entah mengapa apakah ia sakit.Bian menatap mobil tadi mengarah pada perempuan itu.Ia cepat cepat berlari untuk melindungi perempuan itu.Saat ia berlari mendekat ia melihat wajah perempuan itu.
"Je....GEANAA!!"gumam Bian dan langsung menambah kecepatan larinya.Jantungnya berdegup kencang membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
'apa yang harus gue lakuin?!meski sekencang apapun gue lari gak bakalan bisa nyelamatin Geana!'
'Ini emang takdir kalo Geana bakalan meninggal karena mobil itu..tapi..kalo gue ubah takdirnya siapkah gue dapet hukuman..hilang dari dunia ini..'
'Kalo jantung Geana kenapa napa..siapa yang bakalan tau..'
'Geana...maafin gue...semoga ini yang terbaik...'
Begitulah pikiran Bian saat ia berlari menuju Geana.
Bian memejamkan matanya mulai mengutarakan keinginannya dalam hati meski ia tau bahwa ini akan buruk padanya.
Bian mulai membuka matanya.Saat mata Bian terbuka semua terhenti keadaaan berubah sesuai keinginan Bian.Mobil yang mengarah pada Geana terhenti ditempat.
'Je..'ucap Bian dalam hati membuat Geana saja tersadar.Geana menatap sekelilingnya yang berhenti kemudian menatap Bian yang berada jauh darinya mengenakan hoodie putih tengah tersenyum kecil dan kemudian menghilang bagai kepingan kertas yang terbang keatas.
Setelah Bian menghilang sepenuhnya semua kembali seperti semula.Orang" tampak bingung dengan dirinya sendiri.
Geana menitihkan air mata tak percaya apa yang baru saja terjadi.Kini satu satunya orang yang ada untuknya menghilang entah kemana.Apakah ini ada kaitannya dengan buku itu dan kenapa waktu berhenti dan menghilangkan Bian.
Geana berlari meski jantungnya baru saja pulih berlari menuju rumah Bian.Ia tahu alamat rumah Bian karena pernah ia bertanya pada Dave teman kelas Bian.
Ting tong ting tong ting tong...
Bel dipencet berkali kali karena Geana gelisah dan panik apa yang sedang terjadi ia khawatir Bian menghilang kemana sekarang.
Deam turun membukakan pagar rumahnya ia mendapati gadis dengan mata sembap dan menangis malam" dirumahnya ia tidak kenal gadis ini dan tidak pernah bertemu.
"Maaf,Kamu siapa?"tanya Deam ramah.
"A-pa i-ni ru-mahnya Kel-uarga Brie-ndafa?"tanya Geana terbata karena tak mampu berkata kata lagi dalam kondisi seperti ini.
"Ehmm..iya ada perlu apa?saya Deam anak keluarga Briendafa"
"Maa-aff Dim-mana Bi-ann?"
Deam mengerutkan dahinya tak paham."Bian?siapa itu disini hanya saya seorang.."
"Bian Fidam Arfarezy Briendafa..anak kedua keluarga Briendafa..kemana dia?"tanya Geana tak paham Juga kata Dave dulu Keluarga Briendafa punya dua putra.
"Saya tidak kenal anak pak Briendafa hanya saya saja Deamos Nidam Arfarezy Briendafa...maaf silakan pulang saja...tidak ada yang bernama Bian.."
'Kenapa semua begini Bi...kemana lo!!kenapa dunia mengaggap lo itu gak ada!'ucap Geana dalam hati itulah yang membuat dadanya sesak seperti dihantam batu bertubi tubi.
Geana mulai mengetikkan nomor di ponselnya.Ianenghubungi seseorang.
"Halo..Dave?"
"Halo kenapa Je?tumben?"
"Bi-an kema-na?"
"Bi-an??siapa je?gue gak kenal sama yang namanya Bian?"
"Hiks..hiks...kenapa kalian gak kenal Bian!!seakan akan Bian itu emang gak pernah ada!!"
Tut.
Sambungan dimatikan sepihak oleh Geana ia tak bisa menerima kenyataan hilangnya Bian dan tidak ada seorangpun mengenal Bian.Kejam sekali Dunia!!
"Bii...an..."lirih Geana dan kemudian tak sadarkan diri.
-----------
Biiiannnn?!?!?!?kemanaa??!
Maap baru bisa up
Ni cerita rada sulit cari idenya wkwkwk..Mlg,3 Juli 2020.
Bian
Geana
Deam
Dave☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Catatan Usang
Teen FictionKisah seorang laki-laki dari keluarga kaya yang menemukan sebuah buku catatan yang telah berdebu di sebuah perpustakaan tua di sekolahnya. Buku itu penuh misteri dan teka-teki baginya karena ketika membaca buku catatan itu dalam pikirannya terlintas...