Geana pergi ke sekolah dengan malas tidak ada mood hari ini.Sudah 2 bulan Bian hilang seakan tak pernah ada.
Ia pernah melihat di daftar murid nama Bian juga tidak ada.Dave sering mengajaknya ke kantin atau sekedar pergi berjalan jalan agar Geana tidak murung.
Dave juga tak tau siapa itu Bian.Geana kerap sekali memberi pertanyaan sama membuat Dave kadang menjadi emosi.
Geana melihat bangku yang biasa ditempati Bian tempat itu malah di tempati murid lain.
"Dave.."Geana berpapasan dengan Dave tapi laki laki itu malah langsung masuk tanpa membalas sapaan Geana.
"Huft..maaf.."lirih Geana dan berjalan kearah kelasnya.
jam pelajaran sudah dimulai tapi selalu saja pikiran Geana melayang layang.
"Kenapa Bian seperti butiran kertas dan menghilang.."
Deg
"Argh...ken-napa...sak-kit"Geana merasakan jantungnya sangat sakit.
"Hah...hah..Arhh"
Geana terjatuh dari bangkunya tak sadarkan diri.
Semua teman sekelasnya memandangnya kaget mengerumuni Geana dan buru buru membopongnya keluar untuk kerumah sakit.
-------
Geana mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk terasa sangat terang.
"Ny.Geana anda sudah sadar..syukurlah...saya sarankan pada anda agar dirawat terlebih dulu disini dikarenakan kondisi anda kurang baik akhir akhir ini.."tutur dokter Perempuan itu.
"Tidak dok...saya sudah baik baik saja..tidak perlu menginap...keadaan saya baik baik saja.."
"Tapi.."
"Dokter saya sudah baik baik saja saya janji gak akan capek lagi.."
"Baiklah anda bisa pulang hari ini untuk administrasi sudah diselesaikan oleh seorang pemuda apakah itu teman anda?"
"Ha?"
-----------
Berjalan keluar area rumah sakit menuju halte bus.Yah,malam ini setelah sedikit beristirahat Geana boleh pulang dari rumah sakit tanpa menginap ia berhasil meyakinkan dokter tadi dan dia juga berjanji padanya.
Mengenakan mantel bulu yang dipinjami dokter yang merawatnya bertahun"lalu saat berpapasan dikoridor tadi cukup membuatnya hangat dari udara malam yang lumayan dingin ini.Dokter Riko namanya.
Saat di halte menunggu bus Geana melihat seseorang berjongkok dan memeluk lututnya menyembunyikan mukanya di lipatan tangannya.
Geana mendekatinya karena penasaran meski ia takut kalau itu adalah orang dalam kondisi mabuk dan akan membunuhnya.
Saat Geana berjarak kurang dari satu meter dan akan menyetuh bahu laki laki itu dia malah ketakutan terhadap keadaan sekitarnya menutup kepalanya dengan kedua telapak tangan.
Tanpa alas kaki dan luka luka di kakinya dengan baju yang compang camping entah dari mana asalnya baju itu.
"Tenang aku...aku tidak akan menyakitimu...tenang...tenang.."Geana menyentuh ujung kepalanya dan mengusapnya agar ia tak ketakutan.
"Nah..tenang.."
Geana berjongkok mensejajarkan arah pandang laki laki didepannya kini.Mencoba mengajaknya berkomunikasi.
"Namamu siapa?"laki laki itu hanya menggeleng.Tak disangka air mata Geana menetes kala laki"itu mengangkat wajahnya dan menatap Geana meski tersirat raut ketakutan.
Meski menitihkan air mata senyumnya juga ikut terbit menatap seseorang didepannya.
"Bian.."guman Geana dalam hati sambil merapikan rambut laki laki didepannya dengan lembut.
Tangan laki laki itu terangkat mengusap pipi Geana ragu ragu.Setetes air mata jatuh ditangannya dan menatap titik air itu sedetik selanjutnya laki laki itu...
MEMASUKAN AIR MATA DITANGANNYA ITU KE MULUTNYA-_-
DUAR!!
Raut muka Geana menjadi datar.
----------
Geana memberikan mantel bulu itu pada laki laki yang sangat mirip Bian itu.
"Kamu Bian?"laki laki itu diam dan menunduk.
"Nama kamu?"laki itu melakukan hal sama.
"Kalo gak ada nama gue panggil apa dong?"laki laki itu bingung cara menggunakan benda ditangannya.
"Ini gini cara pakainya...hadeh.."
Setelah membetulkan mantel bulu kebetulan sekali bus sudah datang.Geana buru buru naik tapi laki laki itu malah mundur membuat Geana kembali turun dan mendorong tubuh laki laki ini agar naik.
Setelah duduk laki laki itu memainkan benda"disekitarnya mulai dari gorden bis,lampu seakan akan ia tidak pernah tahu benda"itu.
---------
"Ini tempat tinggal gue..gue gak tau harus bawa lo kemana..gak bagus..ayo masuk"
Mereka masuk kedalam rumah berjalan menuju saklar lampu menghidupkan seluruh lampunya kemudian meninggalkan laki"itu dibawah setelah Geana mengunci pintunya.
Laki"itu mencoba benda" yang baru ia lihat mulai dari menaiki tangga dan menuruninya berulang",memainkan lampu,sapu yang dijadikan seperti pedang dan banyak lagi.
"Biann!!..jan mainin lampu woi.."
"Ishh bukan Bian tuh"ujar Geana dari kamar mandi yang tak jauh dari ruang tamu seketika lampu mati karena laki laki itu berhenti memainkan lampu.
Geana berjalan diantara kegelapan ia menabrak kursi dan terjatuh.Keluar kamar mandi mengenakan jubah handuk warna abu abu gelap dan rambut dicepol asal serta sikat gigi ditangannya.
Tap
Geana menyalakan lagi seluruh lampu mendapati laki laki yang ia temukan dijalan tadi tengah kaget.
"Aishh...jangan asal pencet dong.."gerutu Geana sambil berkacak pinggang menggenggam sikat gigi disalah satu tanggannya.
"Krim.."laki laki itu menunjuk ijing bibir Geana tenyata ada sisa pasta gigi disana.
"Ini bukan es kr---"
Laki laki itu langsung mencomot sisa pasta gigi yang disangka es krim di ujung bibir dengan agresif dan cepat seperti saat di bis tadi.
Jantung Geana berdegub kencang dan rasa keterkejutannya menjalar keseluruh tubuhnya.
Flashback on
"Ma..enak..esklimnya..."
"Udah dek..jangan banyak banyak dingin..."
Laki laki itu sudah bersiap siap mengambil es krim dari tangan anak kecil itu.
Hap
Dapat...
"MAAAA ESKLIMMM ANA..."
"MAAAAAAAAAA HUAAAAAAA"
Laki laki itu menyantap es krim tanpa memperdulikan anak kecil yang menangis keras itu.
flashback off
--------
Udah ada bahan nih maap
Vote comen..
20 agt 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Catatan Usang
Teen FictionKisah seorang laki-laki dari keluarga kaya yang menemukan sebuah buku catatan yang telah berdebu di sebuah perpustakaan tua di sekolahnya. Buku itu penuh misteri dan teka-teki baginya karena ketika membaca buku catatan itu dalam pikirannya terlintas...