page 1 : temen sultan

18 2 0
                                    

"Holyshit!"

Lelaki yang baru saja mengumpat itu nampak melotot. Dengan segera ia menarik tangan teman di sebelahnya untuk putar balik.

"JENAR! MAU KEMANA KAMU!" Seorang guru dengan perawakan galak itu berteriak dari ujung koridor. Melangkah dengan tergesa untuk menghampiri siswanya yang ia panggil Jenar itu.

"Elu sih kebanyakan gaya!" Teman si Jenar itu malah justru memarahi Jenar. Bukannya membantu Jenar melarikan diri dari kejaran guru BK itu.

"Ya gue habis pulsek mau nongki, Sur! Yakali gaya gue culun kek elu! Temen-temen gue pada swag tau gak!"

Surya berdecak lalu berbalik dan melambai pada seorang guru BK yang tengah mengejar mereka.

"Pak masukin BK aja nih! Saya capek punya temen kayak dia."

"Dude wtf?! Kok lo tega...?" Jenar memasang wajah dramatisnya menyaksikan temannya si Surya itu pergi berlalu meninggalkannya sendirian.

Sebuah jeweran mendarat mulus di kuping kiri Jenar tanpa Jenar sadari karena ia terlalu memperhatikan kepergian Surya.

"Udah berapa kali saya bilangin kalau sekolah gak boleh pake kaos kaki kaya papan catur!"

"Ahh! Ahh!!! Iya Pak nggak lagi!! Iyaa!!!!" Jenar nampak kesakitan namun guru itu tak peduli.

Sesampainya di kelas, Surya langsung menikmati jajanan yang ia beli barusan bersama Jenar di kantin sebelum Jenar ketangkap guru BK.

"Tadi keluar berdua kok datengnya bersatu? Jeje lo kemanain?"

Surya mendengus keras. Seketika menyesal kenapa ia dipertemukan dengan orang-orang aneh seperti Jenar yang biasa dipanggil Jeje, si Abil yang kini memepetkan badannya dengan badan Surya sehingga satu bangku berdua, dan satu lagi temannya, si Doni yang lagi fokus nonton anime di bangku kosong pojokan.

"Gue serahin ke guru BK."

Abil tertawa menanggapi temannya itu sambil mulai mencomot jajanan milik Surya.

"Emang bener sekali-kali tuh bocah digituin."

Merasa tak terima dengan komentar Abil, Surya menghentikan acara mengunyahnya. "Heh! Jeje udah beratus kali ketangkep BK."

Abil merasa bingung seketika. "Iya ya kenapa gue lupa punya temen kayak dia."

Surya kembali mendengus lalu mengalihkan perhatiannya ke temannya yang lain yaitu Doni.

"Don! Jajan nih!" teriak Surya dari bangkunya.

"Bentar! Nanggung nih!" Doni juga berteriak dari tempatnya.

Surya berdecak lalu membalikkan badannya dan kaget karena jajannya sudah habis tak tersisa masuk ke dalam mulut Abil.

Surya melirik tajam Abil yang masih mencecapi jari-jarinya. "Apa?" Tatapan tak berdosa Abil itu semakin menyulut emosinya.

"Pergi lo anjir dasar!!" bentaknya sambil mendorong tubuh Abil menjauh dari bangkunya hingga jatuh ke lantai.

Jeje memasuki ruang kelasnya pada istirahat kedua dengan wajah merengut. Tentu saja wajah itu ia dapatkan setelah kaos kaki mirip papan catur favoritnya disita oleh guru BK menyebalkan itu dan telinganya yang merah akibat jeweran mautpun harus dipaksa mendengarkan ceramah dari guru itu.

"Kapan tobat lo?" tanya Surya ketika Jeje sudah sampai di bangkunya dengan wajah tertekuk.

"Bodo amatlah sita aja terus kaos kaki gue terus loakin dah sana! Gue masih ada duit buat beli baru cih gatau aja si bapak!" Jeje mendumel sambil sesekali menendang-nendangkan kakinya pada bangku di depan yang sedang diduduki oleh Doni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

our pageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang