Annyeong~~
Aku kasih bonus
kuy dibaca😉
Enjoy my story gaes
.
..
.
.
.
Farah menghela napas pelan saat ia kembali memikirkan percakapannya tadi pagi dengan kedua orang tuanya. Untuk kedua kalinya orang tuanya membahas mengenai perjodohan antara dirinya dengan seorang anak dari rekan bisnis ayahnya. Dan kali ini Farah belum bisa langsung menyanggupi permintaan orang tuanya, karena bagaimana pun juga Farah ingin memilih pasangan hidupnya sendiri yang menurutnya bisa memberi kenyamanan dalam hidupnya.Di satu sisi, Farah ingin menuruti keinginan orang tuanya dan mencoba menerima lelaki yang sudah dipilihkan untuknya agar orang tuanya tidak kecewa. Namun di sisi lain, Farah juga merasa kecewa dengan orang tuanya yang tidak pernah mengizinkannya untuk mengambil keputusan sendiri, meskipun Farah sadar semua perlakuan orang tuanya tersebut adalah demi kebaikan dirinya, setelah mereka mengambil pelajaran dari pengalaman kakaknya yang dulu selalu diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya dan berakhir dengan kekecewaan.
Farah merasa hidupnya akan selalu terikat dengan pilihan orang tuanya sedangkan ia belum siap untuk memikirkan masalah pernikahan, mengingat usianya yang baru 21 tahun dan tidak sesuai dengan rencananya yang ingin menikah setelah sukses di usia 27 tahun. Ya, terlalu lama memang. Namun itulah yang diinginkan Farah.
Ia ingin memfokuskan dirinya pada pekerjaan setelah ia lulus kuliah dan berusaha membahagiakan ayah dan ibunya dengan jerih payahnya sendiri, lalu menabung untuk masa depannya. Ia juga ingin merasakan pengalaman berkeliling dunia seorang diri sebelum akhirnya ia mencari pendamping hidupnya dan mengabdikan dirinya kepada suaminya nanti. Itulah keinginan Farah yang hanya bisa ia tuangkan lewat buku diarinya dan belum sempat ia utarakan kepada ayah dan ibunya yang sudah memberi ultimatum untuk menikah dengan pria pilihan mereka.
Sudah satu jam Farah duduk berdiam diri di bangku taman fakultasnya dan berkutat dengan pikirannya sendiri. Hingga kemudian datang seseorang mendatangi dan membuyarkan lamunannya.
"Woii!!" Tegur Fahri berteriak, membuyarkan lamunan Farah. "Diem-diem bae. Kenapa neng? Lagi renungin masalah hidup yah?" Ucap Fahri sambil mendudukkan dirinya pada bangku di samping Farah.
"Ya ampun!! Dasar Fahri kampret!! Bisa gak sih kalau negur gak usah pake toak. Untung aja gue nggak jantungan, awas aja kalau gue mati gara-gara teriakan lo, gue pastiin gue bakal datangin lo terus setiap hari biar lo tau rasanya kaget itu gak enak." Ucap Farah bersungut-sungut. Wajahnya yang tadi terlihat murung kini berubah menjadi merah karena kaget dan marah kepada temannya yang nampak merasa tidak berdosa setelah berhasil mengagetkan Farah.
"Hahahaha!! Puas banget gue liat muka kaget lo. Buahahahahha. Mata lo tadi keliatan hampir keluar tau gak. Abis salah lo sendiri siapa suruh melamun di taman kaya gak biasanya." Fahri masih terbahak-bahak dan tidak memperdulikan Farah yang memasang wajah kesal seperti ingin memakan Fahri.
"Mending lo pergi aja sana, gue males punya teman kaya lo. Kerjanya cuma bikin gue sebel aja. Bosen gue liat muka lo." Farah kembali bersuara.
"Ekhem.." Fahri berdehem untuk menghentikan tawanya lalu melirik Farah yang kembali murung. Mungkin dia sudah sadar dengan suasana hati Farah yang sedang sensitif.
"Sorry Ra, gue keceplosan teriak tadi. Ya elah jangan murung kaya gitu dong Ra. Mending kita ke kantin, gue traktir lo makan sepuasnya sebagai permintaan maaf dari gue." Ujar Fahri merayu sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya di depan wajah Farah yang sejak tadi enggan menatap Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER MIND YOU
RomanceAra setuju dengan perjodohan ini, asalkan mama bahagia dan menjamin Ara bisa bahagia bersama orang yang mama pilih untuk Ara.. -Farah Cahyaningtyas- Apapun syaratnya, meskipun harus menikah dengan perempuan itu, aku terima selama ayah tetap memperc...